CINTA SEORANG PANGERAN

Bagaimana Bisa Kau Menemukan Aku



Bagaimana Bisa Kau Menemukan Aku

0"Sebenarnya Aku sangat ingin membunuhmu tetapi Aku tidak bisa melakukannya sekarang. Kau melakukan banyak hal untukku hari ini. Kau menyelamatkan anak – anakku walaupun motifnya pasti bukan karena ingin menyenangkan diriku. Tetapi Aku tidak perduli yang penting anak – anakku selamat.     
0

Dan Aku juga berterima kasih kepadamu karena kau juga menyelamatkan Alena dari penculikan yang akan dilakukan oleh Kakakmu. Kau menggagalkan rencana kakakmu untuk membunuhku dan mengambil Alena.     

Aku juga berterima kasih karena Kau membunuh Justin. Dari yang Aku dengar dari teman se selnya Justin keluar dari penjara dan berniat akan memaksa Alena untuk menikah dengannya dan jika Alena tidak bersedia maka Ia akan membunuh Alena dan membunuh dirinya sendiri.     

Apakah itu sudah cukup menjadi alasan mengapa Aku tidak membunuhmu walaupun Aku sangat membencimu " Kata Nizam kepada Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash tertawa sambil mengerang. " Bertahun – tahun Aku mendengar Kalau pangeran Nizam dari Azura sangatlah jenius. Dan kali ini Aku tidak mendengar dari orang lain melainkan Aku mendengarnya sendiri " Kata Pangeran Abbash sambil terbatuk – batuk kembali. Ia sudah merasa sangat lemas karena banyak kehabisan darah. Tetapi Ia tidak perduli kalau Ia harus mati.     

"Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku karena memang benar Aku melakukannya untuk Alena dan bukan untukmu. Sekarang lepaskanlah dia. Aku sangat ingin bersamanya. Kau tidak pantas untuknya. Aku benar – benar sudah menyentuhnya Nizam. Kalau kau merasa pantas untuk Alena. Biarlah akan ku balik. Bukan Kau yang tidak pantas untuk Alena tetapi Alena yang tidak pantas untukmu" Pangeran Abbash mulai kembali menebarkan kebusukan.     

"Aku benar – benar sudah menyentuhnya. Kau adalah calon raja. Pantang bagi calon raja atau raja untuk menyentuh wanita bekas orang lain. Kau tidak  boleh  memiliki hubungan skandal yang akan menjatuhkan reputasimu sendiri di mata rakyat" Kata Pengeran Abbash terus mengompori Nizam. Tetapi anehnya Nizam malah terdiam menatap Alena dengan lembut.     

Pangeran Abbash juga sangat heran dengan tingkah Nizam. Bukankah Nizam itu orangnya sangat posesif, bagaimana bisa dia sekarang tampak begitu tenang ketika Pangeran Abbash mengatakan bahwa Ia sudah menyentuh Alena.     

"Mengapa Kau diam saja? Apakah Kau tidak mempercayai kata – kataku atau bagaimana ? Katakanlah Nizam! Kau jangan diam saja" Kata Pangeran Abbash. Demi memperjuangkan cintanya kepada Alena, Ia sampai melupakan rasa sakitnya.     

Pangeran Abbash lalu mendengar Nizam menghela nafas panjang. Ia tersenyum karena mengira kalau Nizam mulai terpengaruhi oleh kata – katanya. Dadanya berdetak kencang walaupun semakin berdetak keras Ia merasakan kesakitan yang tidak terhingga di dadanya. Betapa besar harapannya agar Nizam dapat terhasut oleh kata – katanya dan melepaskan Alena untuk dirinya.     

"Apa yang harus ku katakan. Kau tidak ubahnya anak TK yang sedang mencoba mengatakan omong kosong kepada gurunya. Aku tidak bodoh kali ini. Semakin kau banyak mengoceh maka semakin banyak terlihat kata – kata penuh dusta yang menjijikkan." Kata Nizam sambil menatap tajam ke arah muka Pangeran Abbash seakan ingin menelannya bulat – bulat.     

"Aku tidak berkata bohong" Kata Pangeran Abbash dan Nizam lalu membentaknya dengan marah.     

"Cukup! Kau benar – benar sangat bodoh! Bagaimana bisa kau menyentuh Alena kalau kau mengganti pakaian istriku saja dengan menyuruh pelayan wanita untuk melakukannya. Dan aku juga tahu kalau kau memang mencintai istriku dengan setulus hatimu dan tidak berniat untuk menyakitinya dengan tidak menyentuhnya tanpa seijinnya. Benarkan seperti itu?" Kata Nizam tanpa keraguan sedikitpun dari kata – katanya.     

Bukankah tadi sebelum ke sini Ia sudah melakukan interogasi terhadap pegawai hotel dan seorang pelayan lantas memberikan penjelasan dengan begitu detail. Pelayan wanita yang disuruh Pangeran Abbash untuk menggantikan pakaian Alena memang sudah mencium ada ketidak beresan dari tadi. Ia merasa mereka memang bukan suami istri makanya Ia memantau terus perkembangan situasi hotel.     

Dan ketika Nizam datang dengan diikuti oleh Amar kemudian bertanya – tanya tentang Alena dan Pangeran Abbash maka Ia segara menceritakan segalanya kepada Nizam. Sehingga Nizam bisa menganalisa kalau memang Pangeran Abbash sama sekali tidak berniat untuk menyentuh istrinya.     

Pangeran Abbash sendiri begitu tercengang mendengar perkataan Nizam. Bagaimana bisa Ia begitu bodoh membiarkan pelayan hotel itu hidup dan keluar dari kamar dan menceritakan segalanya kepada Nizam. Andaikan tahu, Ia pasti akan membunuhnya dan  menyembunyikan mayanya di kamar mandi.     

"Kau memang pangeran Sialan " Kata Pangeran Abbash dengan wajah yang sangat sedih. Pupus sudah keinginannya menikahi Alena saat ini.     

"Itulah juga salah satu alasanku mengapa Aku membiarkanmu tetap hidup. Kalau kau menyentuh Alena maka Aku akan benar – benar membunuhmu"     

"Nizam katakanlah kepadaku ! Kalau Aku benar – benar menyentuh Alena. Apakah kau akan melepaskannya?" Kata Pangeran Abbash dengan penuh penyeselan.     

Nizam mengangkat bahunya bibirny sedikit berkerut mendengar pertanyaan Pangeran Abbash yang berandai – andai. Sebenarnya Nizam sangat tidak ingin berbasa – basi tetapi karena dilihatnya betapa Pangeran Abbash sangat ingin tahu maka Nizam lalu berkata dan menjawab pertanyaan Pangeran Abbash.     

" Aku tidak akan pernah melepaskan  Alena kecuali kalau dia menyeleweng dariku. Aku bukan suami yang mampu menanggung penyelewengan dari istriku sendiri" Kata Nizam dengan dingin.     

"Jadi kalaupun kau menyentuhnya secara paksa tadi mungkin aku hanya akan merasa cemburu tetapi tidak akan pernah melepaskannya" Kata Nizam lagi.     

"Aku tahu itu, Aku memang terlalu bodoh dengan menganggap kemapuanmu tidak akan sampai setinggi itu. Oh ya Nizam katakanlah bagaimana bisa kau  menemukan diriku. Padahal Aku sudah berusaha melarikan diri dengan serapih mungkin?" Pangeran Abbash berkata lagi. Ia sangat gigih bertanya kepada Nizam daripada mati penasaran.     

Walaupun Ia sudah sangat lemas. Ia sudah mencoba menekan  beberapa titik akupunturnya untuk menekan aliran darah. Dan memang itu berhasil tetapi tetap saja ada luka yang sangat menyakitkan yang membuat Pangeran Abbash sangat lemas.     

Nizam terdiam sebentar ditanya oleh Pangeran Abbash. Ia tadi menemui Chief Jeremy untuk meminta bantuannya memeriksa semua tayang cctv  yang terpasang di atas lampu merah. Setiap lampu merah yang Ia perkirakan di lalui oleh kendaraan yang ditumpangi pangeran Abbash di lihat dan diperiksa.     

Nizam juga memanfaatkan berita yang didapat  dari online untuk memantau pergerakan jalan raya. Sehingga dengan cepat ia bisa menemukan Pangeran Abbash ada dimana. Terlebih Ia juga tadi di telepon Ammar untuk memberikan penjelasan ke pada Nizam tentang situasi terakhir dari pengejaran Alena. Sehingga kemudian Nizam lalu berkata kepada Pangeran Abbash.     

"Aku melacak semua CCTV yang terpasang di setiap jalan yang Aku perkirakan kau lalui. Aku juga memanfaatkan laporan tentang kejadian sekecil apapun dari kepolisian Lalu lintas. Dan kau tahu ini Amerika dimana mereka memiliki teknologi yang baik dalam memantau pergerakan di jalan raya. Jadi Aku dapat menemukanmu dengan cepat.     

Lagi pula kau terlalu tampan untuk tidak menarik perhatian sehingga setiap orang yang pernah berpapasan denganmu  memberikanku informasi yang sangat detail"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.