CINTA SEORANG PANGERAN

Mengumpulkan Kekuatan (4)



Mengumpulkan Kekuatan (4)

0Nizam melangkah dengan tenang, wajahnya terlihat lebih sejuk dibandingkan tadi. Cynthia menatap Alena yang berjalan dibelakangnya. Ia memberikan isyarat melalui matanya ke arah Alena. Alena mengangkat kedua bahunya dengan wajah cemberut. Pangeran Thalal melihat wajah kakaknya yang sudah kembali tenang bagaikan badai yang sudah mereda dipagi hari.     
0

"Maaf Tuan-tuan, Mari kita lanjutkan diskusi kita. Aku tidak perlu mendatangkan Edward. Lagipula sejak Ia kupukuli terahkir di Bali Aku yakin dia tidak akan berani lagi menampakkan batang hidungnya di depan ku. Aku rasa lebih baik kita mencari saksi palsu untuk melawan saksi palsu mereka. Sekarang Yang harus kita lakukan sekarang adalah carilah seorang turis bule di sekitar Surabaya. Kau ajari dia untuk berakting. " Kata Nizam     

"Apakah akan semudah itu?? " Kata Pangeran Thalal.     

"Tentu saja tidak, tetapi minimal kita dapat mengulur waktu sambil melihat pergerakan mereka. Aku optimis kita akan memenangkan perkara ini. Kita akan lihat sejauh mana kekuatan Tuan Hartono ini melawan kekuatanku. Dia terlalu meremehkan kekuatan seorang putra Mahkota Kerajaan Azura."     

"Yang Mulia Kakak Nizam, tapi ini di Indonesia bukan di Azura" Pangeran Thalal mencoba mengingatkan kakaknya.     

"Memang kenapa kalau di Indonesia, semua orang dibelahan bumi manapun pasti memiliki kelemahan. Hampir semua orang akan kalap melihat uang. Akan ku keluarkan uang berapa saja untuk bisa membebaskan istriku, tanpa harus Edward"     

"Kakak bagaimana kalau ketahuan"     

"Aku akan melibatkan hubungan diplomatik diantara Indonesia dan Azura. Aku akan alihkan sebagian besar investasi kita ke Indonesia kalau istriku bisa dibebaskan. Bila perlu Aku akan meminta Abolisi kepada Presiden Indonesia" Nizam berbicara sambil memainkan jemarinya yang runcing dan indah. Alena malah melihat gerakan tangan Nizam seperti sedang meremas tubuhnya. Mendadak tubuh Alena menjadi tegang dan panas dingin. Ia sangat menyukai ketika Nizam berbicara dengan raut wajah yang begitu penuh wibawa. Ia sangat berkarakter dan memabukkan setiap wanita yang melihatnya. Bahkan Cynthia sendiri yang jarang kagum pada otak seseorang mengingat dia adalah wanita yang sangat cerdas diam-diam mengakui bahwa kemampuan cara berpikir Nizam sangat luar biasa.     

"Kalau Kakak memiliki pemikiran seperti itu, Kenapa tidak dari awal kita meminta Abolisi?" Kata Pangeran Thalal.     

"Aku tidak ingin menggunakan kekuasaan yang kumiliki dengan sewenang-wenang, dan mengorbankan usaha seorang Ayah yang ingin memperjuangkan kasih sayangnya terhadap anaknya. Jika Aku langsung meminta Abolisi pada Presiden maka Kasus ini akan dihentikan dengan segera. Tetapi yang aku inginkan adalah bertanding secara adil dan terbuka dengan Ayah Andre. Aku ingin Ayah Andre tahu bahwa apa yang selama ini dia perjuangkan adalah salah. Aku ingin dia menerima kekalahan dengan hati terbuka agar tidak ada dendam diantara kami. Terutama terhadap keluarga Alena yang tinggal di Indonesia."     

Cynthia dan Pengeran Thalal terdiam tanpa suara. 'Ternyata Aku salah, Aku pikir Otak Nizam sudah berubah jadi bodoh, ternyata Ia masih secerdas biasanya' Cynthia mengguman dalam hatinya. Sedangkan Pangeran Thalal malah menatap penuh kekaguman. Kakaknya benar-benar layak untuk menjadi Raja Azura.     

"Yang Mulia kalau boleh Saya bertanya, Mohon maaf sebelumnya kalau pertanyaan saya ini salah dan tidak pada tempatnya" Seorang Pengacara tampak sangat penasaran dengan paparan yang diungkapkan oleh Pangeran tampan ini.     

"Silahkan!!" Nizam berkata sambil menangkupkan kesepuluh jarinya satu sama lain. Ia menatap Pengacara yang akan bertanya kepadanya.     

"Yang Mulia tadi berkata bahwa yang Mulia akan bertanding secara adil dan terbuka dengan Tuan Hartono, sehingga Yang Mulia hanya akan meminta Abolisi sebagai jalan terakhir." Pengacara itu terdiam dulu menatap reaksi Nizam. Nizam mengangkat tangannya, " Teruskan!!"     

"Terima kasih yang Mulia, Jadi seperti yang tadi sudah saya katakan. Kalau pengadilan ini untuk menunjukkan niat baik yang Mulia untuk bersikap adil lalu apa gunanya kita mencari saksi palsu?"     

Nizam tersenyum pada pria yang berkepala hampir botak itu. "Begini Tuan..Mmm siapa namamu?" Tanya Nizam.     

"Saya Irawan Yang Mulia, "     

"Mmm Ya Tuan Irawan, Meminta Abolisi dengan saksi palsu itu adalah hal yang berbeda. Ini seperti kita akan bertanding suatu hal misalnya pertandingan lari antara kura-kura dan kelinci. Anggaplah kita adalah kura-kura dan Hartono adalah kelinci. Di atas kertas kita pasti kalah, apalagi kemudian Hartono ini selain dia sudah memiliki kekuatan yang tidak dapat aku tembus dia juga akan bertindak licik. Kalau seandainya Aku sebagai kura-kura tiba-tiba menggunakan kekuatan dari Si Raja hutan untuk menghentikan pertandingan sebelum dimulai. Itu sama saja dengan meminta kemenangan sebelum bertanding. Ini sangat menyakitkan bagi Tuan Hartono. Dan yang akan menanggungnya nanti adalah keluarga Istriku di Indonesia.     

Tetapi ketika Aku si kura-kura menggunakan cara licik juga untuk mengimbangi kelicikannya, maka ketika Aku menang maka Dia tidak akan terlalu kehilangan muka dan Ia akan menang dengan terhormat."     

Irawan si pengacara itu tampak terdiam, tetapi pengacara yang disebelahnya tampak ingin bertanya juga. " Maafkan Saya Yang Mulia. Sebenarnya Kami semua sangat malu karena tidak dapat berbuat banyak untuk menolong Nyonya Alena. Malahan Kami mendapatkan banyak ilmu dari kecerdasan Yang Mulia. Tetapi Saya juga memiliki pertanyaan kepada Yang Mulia." Si pengacara itu terdiam meminta persetujuan dari Nizam. Nizam menganggukkan kepalanya.     

"Terima Kasih Yang Mulia. Seandainya Kalau Tuan Hartono memenangkan persidangan dan kemudian yang Mulia meminta Abolisi. Bukankah itu sama saja dengan memancing kemarahan Tuan Hartono. Jadi apa bedanya dengan meminta abolisi sekarang atau nanti"     

Nizam tersenyum tipis. " Pertanyaan yang bagus. Aku sebenarnya tidak akan meminta abolisi setelah vonis dijatuhkan karena kalau vonis dijatuhkan maka namanya bukan abolisi tetapi grasi. Tentu tuan-tuan tahu perbedaan antara abolisi dan grasi. grasi adalah wewenang kepala negara untuk mengahapuskan sebagian atau seluruh hukuman tersangka atau mengubah sifat/bentuk hukuman. Aku tidak ingin Alena divonis bersalah karena memang istriku tidak bersalah.     

Tuan Hartono itu harus tahu bahwa anaknya memang bersalah tetapi dia juga tidak akan kehilangan muka karena dia tidak berjuang untuk anaknya walaupun anaknya salah. Persidangan ini akan membuktikan rasa cinta yang terakhir diberikan dari seorang ayah kepada anaknya, tetapi sekaligus pengakuan bahwa anaknyalah yang memang bersalah."     

Sesaat semua menjadi hening. Semua kekaguman berkumpul menjadi satu. Betapa memang pemikiran Nizam jauh melampui semua pemikiran para pengcara itu. Nizam mempelajari kenegaraan sejak Ia belajar membaca. Mengambil kuliah jurusan itu sebelum Ia kuliah jurusan Ekonomi bersama Alena dan Cynthia. Luar biasa jeniusnya Pangeran Azura ini. Pangeran Thalal mendadak seperti tenggelam di hadapan kakaknya. Ia sama sekali tidak memiliki kecerdasan seperti kakaknya. Kecerdasan itu diturunkan dari Ibu tirinya, Ratu Sabrina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.