CINTA SEORANG PANGERAN

Ramalan Wanita Tua (4)



Ramalan Wanita Tua (4)

0Cynthia kembali ke suaminya yang menunggu dengan sabar di atas sebuah kursi dengan gayanya yang elegan. Cynthia seakan melihat suatu mahakarya Semesta saat suaminya duduk dengan tenang dan posisi yang anggun. Wajah tampannya terpancar dengan indah membuat para gadis tidak kuasa memalingkan wajahnya.     
0

Ketika Cynthia hendak melangkahkan kakinya menuju ke suaminya. Entah darimana tiba-tiba ada seorang wanita begaun kuning cerah. Berleher rendah sehingga dadanya yang indah terlihat setengahnya. Pinggangnya begitu ramping. Badannya tinggi semampai dengan rambut yang bewarna kemerahan. Cynthia melihat wanita itu sangat cantik. Bahkan Kemudian Chyntia menyadari bahwa Wanita itu adalah seorang artis terkenal.     

Cynthia diam-diam ingin tahu reaksi suaminya seperti apa. Sehingga Chyntia kemudian menyelinap ke sebuah tiang untuk bersembunyi. Dia menyuruh para pengawal nya untuk menyingkir jangan sampai ketahuan kalau Ia sedang mengintip. Cynthia memang cerdas tetapi Ia tetap seorang wanita. Ia memiliki rasa kepenasaran terhadap cinta suaminya. Padahal kemarin jelas-jelas Pangeran Thalal menolak untuk dinikahkan.     

"Hallo..Nama Saya adalah Angela..Apakah Anda sendiri? Siapakah nama Anda? Apakah boleh Saya mengenalmu?" Gadis itu mengulurkan tangannya.     

Pangeran Thalal yang sedang duduk santai menjadi tegak. Ia mengangkat alisnya dengan mulut sedikit mengerut. Ia terlihat surprise melihat ada wanita cantik yang menyapanya. Pangeran Thalal tersenyum. Cynthia jadi merasa kesal dengan reaksi suaminya. Karena kalau Nizam yang dihampirinya pasti Nizam sudah berlalu meninggalkan gadis itu.     

"Saya Thalal. Senang berkenalan dengan Anda. Saya tidak sendiri Saya bersama istri Saya. Dia tadi sedang berbincang-bincang dengan seseorang disebelah sana...." Pangeran Thalal berkata sambil Matanya mencari Cynthia yang tadi ada didepannya. Tetapi begitu Pangeran Thalal tidak melihat istrinya. Ia langsung berdiri dengan tegang.     

"Maaf Miss... istri Saya menghilang.." Kata Pangeran Thalal dengan sedikit panik pergi berlalu meninggalkan gadis cantik itu dengan tanpa memandangnya sedikitpun. Gadis itu hanya terpaku mendengar buruannya lepas. Padahal tadi dia sangat berharap dapat berkenalan dengan pria yang teramat tampan itu. Tetapi mendengar Pangeran Thalal sudah beristri Gadis itu kemudian berlalu dengan kecewa.     

"Cynthia..." Pangeran Thalal memanggil nama Cynthia. Para pengawalnya Kemudian muncul dari tempat persembunyiannya.     

"Mana istriku??" Suara Pangeran Thalal terdengar gusar. Tetapi Ia masih bisa mengontrol kemarahannya. Ia bukanlah Nizam yang main tendang atau pukul jika Ia sedang gusar.     

"Disebelah sana Yang Mulia" Kata Pengawal dengan wajah ketakutan. Cynthia yang sedang bersembunyi dibalik tiang langsung terlihat. Pangeran Thalal menghampirinya mukanya cemberut. Cynthia tersenyum melihat suaminya cemberut. "Yang Mulia pasti senang kenalan dengan wanita cantik"     

Pangeran Thalal mencekal tangan Cynthia lalu menariknya ke pelukannya. Cynthia langsung menolak tubuh Pangeran Thalal.     

"Apaan?? Kamu tidak tahu malu. Ini ditempat umum"     

"Mengapa Kau selalu bertingkah seperti ini? Mengapa Kau selalu ingin menguji diriku. Apakah Kau masih belum percaya pada cintaku?" Pangeran Thalal mencekal tangan Cynthia dengan keras. Cynthia sampai meringis.     

"Entahlah Aku selalu merasa minder bersanding denganmu. Kau begitu tampan dan mempesona. Kau selalu menarik perhatian dimana pun Kau berada. Jadi terkadang Aku merasa ingin tahu reaksimu sebenarnya kalau melihat gadis cantik itu bagaimana"     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya. Ia memegang kedua bahu Cynthia. "Apa Kau pikir Kami para lelaki hanya melihat kecantikan wanita semata?? Kalau Kami suka melihat yang cantik itu adalah normal. Tetapi untuk mencintai seorang wanita dibutuhkan lebih dari sekedar kecantikan. Cynthia bukankah Kita pernah membahasnya. Aku tidak percaya kalau gadis secerdas Kau bisa memiliki perasaan seperti ini"     

"Aku selalu merasa tidak layak untukmu"     

"Apa Aku perlu menciummu di depan mereka?"     

"Menurutku perlu sekali. Ayo berciumanlah agar Aku bisa belajar dari kalian" Tiba-tiba ada suara terdengar di samping mereka.     

Cynthia dan Pangeran Thalal terkejut dan refleks menoleh.     

"Oh.. Edward.." Pangeran Thalal berseru menyebutkan nama Edward. Cynthia malah mencari Lila.     

"Mana pengantin wanitanya? Mana Lila?"     

Edward malah mengangkat bahunya. Ia melihat ke arah Pangeran Thalal. "Yang Mulia. Bolehkah Aku meminjam istrimu sebentar saja?"     

Pandangan mata Pangeran Thalal langsung terlihat aneh. Bibirnya mengerucut seperti tidak iklash. Cynthia lantas menggamit tangan Pangeran Thalal biar menjauh dulu dari Edward.     

"Sayangku, tolong ijinkan Aku berbicara dengan Edward. Kamu tentu tidak ingin Edward menjalani malam pertamanya dengan perasaan risau gara-gara Aku tidak berbicara dengannya"     

"Tapi mengapa harus Kamu? Selalu Kamu? Dia sering meneleponmu bahkan malam-malam."     

"Apa Kamu cemburu?"     

Mata Edward melotot hampir keluar. "Kau!!! Apa maksudmu dengan cemburu? Aku mempercayaimu. Lagipula Aku bukan Kakak Nizam yang suka cemburu buta"     

"Kalau begitu izinkan Aku berbicara dengan Edward"     

Pangeran Thalal menghela nafas. "Pasti ini ada hubungannya dengan Kakak Putri Alena dan wanita tua itu"     

Sekarang mata Cynthia yang melotot. "Suamiku Pangeran Thalal tercinta. Selain tampan Kau juga sangat cerdas. Aku bahkan tidak berpikir ke arah sana. Aku pikir Ia akan konsultasi malam pertama"     

Pangeran Thalal langsung batuk-batuk, berani benar Cynthia berkata seperti itu. Muka Pangeran Thalal merah padam.     

"Kau jangan marah seperti itu. Ini Amerika bukan Azura. Bahkan Aku pikir Azura lebih vulgar lagi. Bukankah di Azura ada adat mana yang malam pertama harus ditungguin banyak orang" Kata Cynthia     

"Itu berbeda maknanya Cynthia" Kata Pangeran Thalal cemberut.     

"Kau tahu, Yang Mulia. Di Amerika pria dan wanita memiliki persamaan derajat. Tidak seperti di negara Asia atau Timur dimana kedudukan laki-laki dipandang lebih tinggi dari wanita. Kami di Amerika tidak perlu terlalu banyak minta izin untuk melakukan sesuatu khususnya hal-hal kecil.     

Tapi Honey..Aku sekarang sedang berusaha untuk memahami adat istiadat negaramu. Tetapi tolong untuk tidak banyak membatasi gerakanku terlalu banyak terutama hubungan pertemanan ku dengan Edward. Karena di dunia Aku cuma punya dua teman. Alena dan Edward."     

Pangeran Thalal hanya terdiam dengan wajah yang aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.