CINTA SEORANG PANGERAN

Berkata Jujur (1)



Berkata Jujur (1)

0Arani masuk ke dalam kamar Nizam. Nizam sudah berkata untuk berhati-hati karena Alena memang sedang tertidur. Akhir-akhir ini Alena sedikit kesulitan tidur karena sering sakit pinggang dan punggung. Perutnya semakin membesar bahkan betisnya sudah mulai bengkak. Makanya Nizam selalu mengurut-ngurut pinggang dan punggung Alena menggunakan minyak Lawang. Nizam terkadang mengurutnya sambil membaca buku kuliahnya. Jika Alena sudah tidur barulah Ia memeriksa dokumen perusahaannya.     
0

Nizam duduk di belakang meja kerjanya. Di depannya ada setumpuk dokumen. Beberapa investor dari Azura menyimpan saham di perusahaan minyak milik kerajaan Azura di Amerika. Tujuh puluh persen sahamnya milik pemerintah yang terdiri dari milik pribadi Nizam Empat lima persen, milik keluarga kerajaan tiga lima persen dan sisinya milik para pejabat kerajaan. Nizam menatap laporan pergerakan saham satu tahun terakhir ini bolak-balik dengan teliti. Ada peralihan beberapa persen milik kerajaan dan pejabat ke suatu perusahaan tertentu secara signifikan.     

Nizam membuka laptopnya dan mulai berselancar mencari informasi tentang perusahaan tersebut. Ketika Ia melihat web resmi dari perusahaan itu, Nizam mengerutkan keningnya. Tapi kemudian Ia mengangkat wajahnya ketika mendengar Alena mengeluh dalam tidurnya. Perutnya yang besar membuat posisi tidurnya jadi kurang leluasa. Nizam juga melihat tangan Alena mengurut-ngurut pinggangnya sendiri. Membuat Nizam berdiri dan menghampirinya.     

Nizam menyingkap pakaian tidur Alena dan menutup pinggul sampai ke bawah menggunakan selimut. Ia lalu mengambil minyak Lawangnya dan mulai mengurut-ngurut kembali pinggang Alena. Arani berdiri di depan pintu kamar mandi mengawasi pelayan yang sedang membersihkan kepingan Handphone Nizam. Arani melihat handphonenya Nizam pecahnya sampai berkeping.     

Hal ini menunjukkan betapa kuatnya handphone itu jatuh dan kemungkinan penyebabnya cuma satu Nizam membantingnya dengan sangat kuat. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan Nizam membantingnya dengan kuat. Tapi apa yang menyebabkan Nizam membantingnya dengan kuat. Arani semakin berkeringat. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi.     

Kini Arani melihat ke arah Nizam dengan posisi sambil tetap menunduk. Jadi hanya ujung matanya saja yang melirik. Ia melihat Nizam sedang duduk mengurut Alena. Arani menghela nafas panjang. Alena benar-benar sudah mengubah sosok Nizam menjadi manusia biasa. Ia tidak terlihat sebagai putra mahkota lagi. Bagaimana bisa seorang putra mahkota memijat istrinya.     

Bahkan mereka tidak tinggal terlalu lama dengan seorang istri apalagi mengurusnya seperti ini. Seorang putra Mahkota kedudukannya tertinggi setelah Raja, Dia memiliki banyak pelayan. Para pelayan itu melakukan apa saja untuk mereka bahkan hanya sekedar memakai pakaian. Seorang Raja atau putra Mahkota juga tidak pernah mengurus dirinya sendiri apalagi mengurus istrinya. Istrinya terutama para selir (yang demikian memang lazimnya para putra Mahkota dan Raja ) tugasnya lah mengurus dan melayani sang raja bukan sebaliknya.     

"Nona Arani. Ini sudah selesai" Kata Pelayan sambil membawa plastik berisi kepingan Handphone. "Kau sudah memastikan semua bersih? Coba Kau periksa ulang. Jangan sampai Yang Mulia Putri Alena menginjak kepingan handphone tersebut apalagi sampai melukainya"     

Pelayan itu mengkerut lalu menganggukan kepalanya, " Hamba akan memeriksa ulang keseluruhannya sekali lagi" Katanya sedikit ketakutan. Pelayan itu tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya kalau sampai Alena kesayangan Nizam itu kakinya terluka karena pecahan handphone yang tertinggal. Sehingga kemudian pelayan itu lalu memeriksa lagi dengan cermat. Setiap sudut Ia periksa ulang. Keset bulu, karpet kecil bahkan sampai sudut terjauhpun Ia periksa.     

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal. Kemudian sambil sedikit membungkuk pelayan itu pergi mengikuti Arani. Begitu sampai di depan Nizam, Arani membungkuk memberikan hormat diikuti si pelayan. Seorang pelayan tidak diperkenankan melihat wajah Nizam secara langsung kecuali mengintip-ngintip.     

Jadi Ia hanya terus menunduk sambil mengikuti langkah Arani dengan sangat perlahan dan hati-hati. Sebenarnya pelayan itu sangat ingin melihat Nizam mengurut istrinya. Kejadian yang tidak mungkin terjadi dikerajaannya kini terlihat di depan mata. Kalau sampai Ia memiliki rekaman video nya, pelayan itu pasti sebentar lagi akan jadi orang kaya mendadak.     

Nizam hanya menganggukkan kepala ke arah Arani dengan si pelayan sambil tetap mengurut Alena. Arani dan pelayan lalu dengan perlahan dan penuh hormat berjalan mundur beberapa langkah kemudian baru membalikkan badannya menuju pintu keluar.     

Nizam masih menatap tajam pada Arani yang hendak membuka pintu, membuat Arani tampak semakin jengah hingga akhirnya Arani tidak tahan. Ketika pelayan yang membersihkan kamar Nizam keluar, Arani membalikkan badannya kembali dan menghadap ke arah Nizam. Tangan Nizam masih mengusap-usap punggung Alena tapi Ia menunggu Arani mengatakan sesuatu.     

"Yang Mulia!!" Kata Arani perlahan.     

Nizma hanya menatap tanpa berkata sepatah katapun.     

"Yang Mulia hamba Ingin berterus-terang" Arani berkata sambil menundukkan kepalanya. Gerakan tangan Nizam berhenti tetapi kemudian Alena terdengar merengek Karena merasakan tangan Nizam berhenti mengusap punggung Alena. Sehingga Nizam kemudian melanjutkan kembali mengusap punggung Alena. Nizam sudah yang dari awal sudah curiga atas keterlibatan Arani lantas dengan nada datar dan dingin Nizam berkata,     

"Aku tunggu kau besok pagi bersama Cynthia di ruang tengah pukul 10 pagi." Kata Nizam sambil melanjutkan kembali mengusap punggung Alena.     

"Terimakasih Yang Mulia" Arani membungkukkan badannya. Tetapi kemudian berkata lagi. "Jikalau Yang Mulia membutuhkan seorang pelayan untuk memijat Tuan Putri, maka...."     

Arani terdiam ketika Nizam memotong perkataannya. "Kau boleh keluar!!!" Nizam memberikan jawaban atas tawaran Arani. Arani kembali membungkukkan badannya lalu pergi dan menutup pintu secara perlahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.