CINTA SEORANG PANGERAN

Bonus untuk sang Manajer



Bonus untuk sang Manajer

0Nizam berdehem kecil, Ia melirik ke arah penjaganya dan berkata, "Aku memaafkan kalian karena Tuan Putri kalian. Tetapi kalau di kemudian hari ada kesalahan seperti ini lagi maka jangan harap Aku mengampuni Kalian" Kata Nizam penuh penekanan.     
0

Ali dan Fuad langsung berseri-seri. Mereka sangat lega dan berterimakasih kepada Alena. Sambil tetap berlutut mereka mengucapkan terima kasih kepada keduanya.     

"Alhamdulillah... Terimakasih Yang Mulia Pangeran dan Tuan Putri. Semoga Alloh selalu memberkahi hidup Yang Mulia berdua"     

"Amiin... Bangunlah dan persiapkan kendaraan, Kita mau pulang sekarang" Kata Nizam sambil kembali memegang tangan Alena.     

"Baik Yang Mulia." Kata Ali dan Fuad sambil bangkit dari berlutut nya.     

Nizam menarik tangan Alena mengajaknya keluar. Ia baru saja mau keluar dari ruangan Private ketika di depan dilihatnya Manajer restoran sudah berdiri dengan hormat. Ia membungkukkan badannya memberikan hormat. kedua tangannya berada di depan sebagai tanda hormat. Nizam mengernyitkan keningnya.     

Alena melihat manajer itu dan bertanya, " Siapakah Anda?" Katanya sambil memperhatikan pria separuh baya yang berpakaian jas hitam dengan rapi dan elegan.     

"Saya adalah manajer Restoran ini. Hendak meminta maaf atas segala ketidaknyamanan Yang Mulia Putri selama bersantap sini." Katanya dengan wajah dan suara penuh rasa penyesalan.     

Mata Alena terbelalak dan berbinar. "Nizam ini sangat hebat. Ada manajer Restoran nya. Kebetulan. Aku mau mengucapkan terima kasih atas hidangan nya yang sangat lezat. Terus terang Aku belum pernah makan steak seenak ini. Steak nya sangat lembut. Bumbunya begitu meresap. Jamur dan kaviarnya juga begitu lezat.     

Sewaktu belum menikah pria kaya ini. Aku selalu bermimpi ingin makan di sini sekarang impianku terlaksana. Dan rasanya memang sangat luar biasa. Restorannya sangat indah, Pelayanannya sangat baik, ramah dan menyenangkan. Aku bahkan akan meminta Nizam untuk makan di sini setiap Minggu selama Aku di Amerika. Benarkan Nizam??" Kata Alena sambil menggeplak perut kokoh Nizam oleh punggung tangannya yang halus dan lemah.     

Nizam langsung terbatuk-batuk dengan muka merah padam. Bukan karena pukulan Alena yang sama sekali tidak berasa apa-apa pada perutnya yang kokoh. Perut Nizam adalah perut penuh otot yang terbentuk karena latihan olahraga yang dilakukannya bertahun-tahun. Perut yang terbentuk karena push up yang Ia lakukan hampir setiap pagi dengan kekuatan satu tangan. Nizam terbatuk-batuk tetapi karena kata-kata Alena. Bagaimana mau makan tiap Minggu kalau restoran ini mau ditutup.     

Manajer itu terkejut mendengar kata-kata Alena. Ia mengangkat wajahnya melihat ke wajah Alena. Terlihat lah wajah cantik bersinar bagaikan seorang bidadari yang turun dari kahyangan memberikan angin surga kepadanya. Kata-kata Alena begitu menyejukkan hatinya yang gundah gulana.     

Alena mengambil tangan si manajer dan menyalaminya dengan erat. Nizam semakin mengernyitkan keningnya melihat tangan lembut Alena memegang tangan pria lain di depannya. Refleks tangan Nizam menarik tangan Alena dan menggantikan dengan tangannya.     

"Benar kata istri saya, rasa masakan di sini sangat luar biasa. Saya sangat senang istri Saya bisa menikmati santap siangnya" Kata Nizam sambil menyalami tangan si Manajer dengan erat. Ia melirik kesal ke arah Alena yang menyalami tangan si manajer. Tangan halus itu hanya boleh menyentuhnya dan tidak untuk pria lain siapapun itu.     

"I...iya Yang Mulia..Sa...saya...eh eu..a..anu" Manajer itu tergagap tidak mengerti. Dadanya berdebar dan badannya berkeringat dingin. Ia sangat ketakutan melihat wajah Nizam. Nizam bagaikan raja Neraka yang muncul dari dalam dasar bumi dan akan membakarnya sampai hangus.     

"Nizam..Kau harus memberikan bonus kepada Manajer ini dan seluruh pelayan serta chefnya atas pelayanannya yang maksimal" Kata Alena sambil memeluk Nizam dengan lembut.     

Wajah Nizam terlihat canggung, Ia menggigit bibirnya sendiri. Matanya menatap wajah istrinya yang begitu berseri-seri. Seakan semua cahaya matahari tersimpan diwajahnya. Mana berani Nizam bicara terus terang akan ancaman yang Ia peroleh dari pria yang menabrak Alena. Ia tidak ingin mengubah kebahagiaan Istrinya menjadi kecemasan yang bisa menganggu perasaan Alena. Ia akan mempertaruhkan seluruh hidupnya hanya untuk membahagiakan wanita yang ada dihadapannya.     

"Mmmm... baiklah. Aku akan memberikan bonus untuk mereka." Kata Nizam akhirnya sambil menatap ke dalam mata Alena yang berbinar. Alena bertepuk tangan, "Kau memang hebat. Terimakasih banyak Nizamku" Alena berjinjit karena ingin mencium pipi Nizam. Nizam menundukkan kepalanya agar Alena bisa mencium pipinya dengan mudah.     

"Sekarang Kau pergi duluan dengan Fuad. Aku mau membicarakan tentang bonus kepada Manajer nya." Kata Nizam sambil melirik ke arah Fuad memberikan isyarat untuk membawa Alena pergi menuju mobil. Fuad membungkukkan badannya lalu mempersilahkan Alena untuk berjalan keluar.     

Setelah Alena pergi, Nizam berbalik menghadap manajer Restoran yang menunggu dengan harap-harap cemas. Menanti apa yang akan terjadi pada nasibnya sekarang. Alangkah berbeda nya wajah pria ini ketika berbicara Istrinya dan berbicara dengan orang lain. Mengapa wajah yang menatap penuh cinta kepada istrinya bisa berubah begitu menakutkan terhadap orang lain. Badan si manajer sampai gemetar ketakutan.     

"Atas kehendak istriku maka Aku memaafkan mu kali ini. Aku akan mencabut kata-kata ku tadi, bahkan Aku akan memberikan Kalian bonus. Bonus itu akan aku transfer sekalian dengan pembayaran reservasi hari ini.     

Tetapi walaupun Aku mencabut tuntutanku, Aku harap kalian harus tetap menindaklanjuti kasus hari ini agar tidak terulang dikemudian hari. Ini menyangkut kredibilitas kalian sebagai Restoran mewah. Jangan pernah mengecewakan pelanggan yang berharap banyak pada Restoran sekelas kalian. "     

Manajer langsung membungkukkan badannya begitu dalam sambil berucap. "Puji Tuhan yang sudah memberikan Anda istri yang begitu mulia dan baik hati. Semoga Istri Anda melahirkan dengan lancar dan selamat. Semoga Anda dikaruniai anak yang sehat dan kuat. Semoga Hidup Anda diberkati oleh Tuhan " Katanya dengan tulus dan penuh rasa terima kasih.     

Nizam menucapkan amin sambil menepuk pundak si manajer tersenyum mendengar doa si manajer. Betapa hatinya begitu sejuk mendengar lantunan doa si manajer untuk Alena, dirinya dan anak yang akan dilahirkan Alena. Ia lalu melangkahkan kakinya keluar menuju Alena yang sudah menunggu nya di mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.