CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Memang Bodoh



Kau Memang Bodoh

0Ketika Nizam sedang berlutut dengan wajah pucat pasi tiba-tiba telepon selulernya berbunyi. Ia segera mengangkatnya dengan penuh harap, si penculiknya akan menghubungi dia untuk meminta tebusan. Begitu Ia memijit menslide layarnya Ia melihat nama Cynthia yang tertera di layar. Nizam mengerutkan keningnya, Ia lalu mengangkatnya. Begitu teleponnya nempel ditelinganya. Ia segera menjauhkannya lagi karena terdengar suara Cynthia yang menggelegar, " Apa yang terjadi? apa yang terjadi? mengapa ada suara ledakan di telepon Alena. Mana Alena?" Cynthia membombardir Nizam dengan pertanyaan.     
0

Nizam semakin pucat mendengar pertanyaan Cynthia tidak berkata sepatah katapun. Karena Nizam diam saja maka terdengar suara Cynthia semakin keras. "Jawab Nizam!! Apa yang terjadi!! Kau tahu Aku sedang hamil. Aku bisa shock"     

Dengan tergagap Nizam menjawab," Alena hilang, dia ada yang menculik"     

"APAAA?? Kau memang bodoh, Kau pangeran terbodoh yang Aku kenal. Istri di depan mata sendiri sampai bisa diculik." Cynthia histeris sampai-sampai Pangeran Thalal yang sedang terlelap langsung terbangun. Dengan mata merah dan wajah lesu dia bertanya, "Ada apa Honey? What's wrong?" Katanya sambil memegang bahu Cynthia. Cynthia tidak menjawab malah semakin histeris.     

"Apa yang sedang Kau lakukan sekarang??" Tanya Cynthia pada Nizam. Nizam terdiam seperti orang linglung. Hatinya tergoncang karena istrinya menghilang.     

"NIZAAM!! Kau idiot!! Cari dia sekarang!! Kalau sampai dia tidak ketemu, Aku bersumpah akan membunuhmu??" Teriak Cynthia semakin histeris mendengar Nizam tidak berkata sepatah katapun.     

"Maafkan Aku Cynthia!!" Kata Nizam sambil tetap berlutut dengan tubuh lemas bagai tak bertulang. Otaknya benar-benar buntu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.     

Cynthia semakin histeris mencaci maki Nizam, membuat Pangeran Thalal langsung merebut handphone di tangan Cynthia.     

"Assalamualaikum Kakak??" Pangeran Thalal memberi salam dengan suara lembut.     

"Waalaikumsalam, Thalal. Alena diculik" Nizam menjawab dengan suara gemetar. Tidak ada lagi suara tegas, berwibawa dan penuh ancaman. Yang ada adalah suara seorang suami yang sedang ketakutan karena istri yang sangat disayanginya hilang diculik.     

"Astaghfirulloh..Kakak ada dimana?? Aku akan ke sana! Jangan takut Kakak, Kakak Putri orang yang baik dan banyak menolong orang. Orang baik banyak dido'akan oleh orang-orang yang ditolongnya. Beritahu Yang Mulia ada dimana?" Pangeran Thalal masih bersuara lemah lembut menenangkan Kakaknya. Sebagai Psikolog Dia tahu persis kalau Nizam sedang dalam keadaan terguncang.     

Mendengar kata-kata adiknya Nizam langsung merasa tenang. Istrinya adalah orang yang sangat baik. Alloh SWT pasti melindunginya.     

Pangeran Thalal segera menutup telepon, Ia langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Ia berwudhu dulu agar tubuhnya segar. Cynthia sedikit tercengang melihat suaminya yang tadi merintih-rintih dan berguling-guling kesakitan sekarang tidak sedikitpun dia menunjukkan wajah kesakitan. Walaupun Cynthia sedang dalam keadaan histeris tapi otaknya yang cerdas tidak bisa melewatkan sedikitpun kemampuan analisanya.     

"Apa kau sudah merasa sembuh? Apa kau sekarang sudah merasa baikan" Tanya Cynthia terheran-heran sambil memperhatikan Pangeran Thalal yang sedang mengenakan sepatu.     

Pangeran Thalal memalingkan wajah tampannya, lalu tersenyum menggemaskan. " Aku ahli ilmu bela diri walaupun tidak semahir Kakakku. Babak belur seperti ini belum seberapa kalau kita sedang berlatih di arena latihan" Kata Pangeran Thalal dengn wajah santai.     

Cynthia merasa lehernya dicekik oleh seribu tangan yang tidak terlihat. " Jadi yang tadi itu?? Kau merasa kesakitan dan berguling-guling itu??"     

Pangeran Thalal tidak menjawab Ia malah berdiri lalu memangku istrinya yang sedang ternganga, sebelum Cynthiameledak Pangeran Thalal mencium bibir Istrinya dengan lembut dan penuh perawatan. Tensi darah Cynthia yang naik drastis langsung turun kembali. Ia merangkul leher suaminya seakan bibir suaminya yang manis itu mampu menenangkan hatinya yang sedang gundah.     

Setelah merasakan temperatur tubuh istrinya yang menurun Pangeran Thalal berbisik, " Aku hanya ingin bertingkah sedikit di depanmu" Katanya sambil tersenyum.     

Cynthia mencubit pipi suaminya dengan gemas, kesal, lucu dan sedikit amarah. Tapi wajah Suaminya yang begitu lembut membuat amarahnya meleleh bagaikan ice cream yang mencair terkena panas.     

"Secara fisik kalian tampak berbeda walaupun sama-sama tampan. Tapi modus kalian dalam mempermainkan perasaan istri Kalian sama. Kalian benar-benar satu akar yang sama."     

Pangeran Thalal tersenyum, " Ayo kita ke tempat Kakak Nizam, Dia pasti sedang panik"     

"Mereka sedang ada dimana?" Kata Cynthia dengan lemah.     

"Toko perlengkapan bayi. Aku tidak mengerti mengapa Kakak pergi ke tempat itu. Kami biasanya tidak pernah pergi ke tempat perbelanjaan sendiri kecuali ada persiapan sebelumnya. Keperluan Kami sudah tersedia dengan sendirinya karena Kami memiliki Staff keperluan harian kami, yang bertanggungjawab terhadap semua keperluan Kami."     

Cynthia menggelengkan kepalanya dengan lemas, Ia sudah tahu apa yang terjadi.     

"Pasti Alena yang memaksa Kakakmu berbelanja. Kelemahan Kakakmu adalah istrinya"     

"Ooh..pantas saja. Setahuku Kakak Nizam sangat berhati-hati dalam setiap hal. Cynthia Apa sebaiknya Kau tidak tinggal di apartemen saja. Tiba-tiba Aku merasa khawatir terhadap keselamatan mu" Pangeran Thalal menatap Cynthia dengan cemas.     

"Jangan..jangan..Aku harus ikut. Berada disampingmu Aku merasa lebih aman. Bukankah kalau Kau pergi dan Aku tinggal maka pengawalan akan terbagi dua. Dan itu lebih tidak aman buat kita berdua. Apalagi hatiku sedang tidak tenang. Aku khawatir kalau Aku tinggal di apartemen malahan akan membuat Aku stress"     

Pangeran Thalal menjawil pipi Istrinya dengan penuh rasa cinta, "Otakmu selalu membuat Aku merasa kagum"     

Cynthia hanya memanyunkan bibirnya dengan lucu. Ia senang dengan pujian suaminya. Ia juga merasa lebih tenang dengan tingkah suaminya yang tidak terlihat panik.     

Tidak lama kemudian beberapa mobil meluncur membelah malam menuju ke tempat Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.