CINTA SEORANG PANGERAN

Apa Hubungannya dengan Edward??



Apa Hubungannya dengan Edward??

0Manajer Edward yang sedari tadi kebingungan mendengarkan pembicaraan Edward terus menatap wajah Edward terlihat sangat marah. " Apa yang terjadi?? Kau bicara dengan siapa?? Siapa yang menelepon mu? Mengapa Kau menyebut nama Alena juga?" Katanya memberondong Edward dengan pertanyaan di saat Edward sudah menutup teleponnya.     
0

"Hentikan mobil!!! Menepilah di depan!!" Perintah Edward kepada sopirnya.     

Manajernya semakin kebingungan, "Edward!! Ada apa?? Apa yang terjadi?? Jawablah!!     

Edward tidak menjawab pertanyaan Manajernya. Ia malah membuka pintu mobil yang sudah menepi dan keluar. "Edward!! Kau mau kemana?? Apa yang akan Kau lakukan??" Manajernya kembali bertanya.     

Edward tetap membisu dengan pandangan kosong. Ia membuka pintu sopir lalu berkata dengan suara dingin.     

"Keluarlah!!!! " Kata Edward sambil menatap tajam.     

"Edward Kau jangan gila!!" Manajernya tampak sedikit panik.     

Edward seakan tidak mendengar perkataan Manajernya. Ia menatap tajam wajah sopirnya yang malah menatap Edward dengan pandangan tidak mengerti.     

"Aku bilang keluar!!!" Edward menjadi tidak sabar, Ia merenggut pakaian sopirnya menariknya keluar dari jok kemudi dan melemparnya ke jalan. Edward lalu masuk ke dalam mobil. Tangannya berada di atas stir kemudi. "Kau juga keluar!!!" kata Edward dengan nada dingin pada manajernya.     

Manajernya semakin panik, "Edward Kau jangan gila!! Tidak Aku tidak akan keluar. Kau dalam keadaan panik. Kau akan membahayakan dirimu" Manajernya bersikukuh tidak mau keluar. Edward berteriak histeris. "KELUAR!!!! atau Aku akan melemparkan mu keluar juga"     

Melihat Edward sedikit kalap manajernya segera keluar dari mobil. Ia tidak bisa menolak lagi. Karena Ia hapal betul sifat Edward yang keras kepala. Tapi setelah keluar si Manajer tidak menutup pintu Ia masih mencoba bernegosiasi dengan Edward sambil memasukan kepalanya ke dalam mobil     

"Edward tolonglah..Jangan membahayakan dirimu. Ayo kita cari bersama-sama"     

"Tutup pintunya!!!" Edward kembali berteriak tanpa melihat sedikitpun ke arah manajernya. Ia menggerung-gerung mobilnya. Akhirnya Manajernya keluar lalu menutup pintunya. Edward menginjak pedal gasnya dan meluncur dengan kekuatan penuh. Menuju arah yang ditunjukkan si penculik itu.     

Kecepatan mobil yang dikemudikan oleh Edward seakan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kecepatan degub jantung Edward yang berpacu.     

Keringat dingin menetes membasahi pelipisnya. Dia menahan Lila dan Alena sekaligus. Bagaimana bisa? siapa dia. Apakah pesaingnya didunia hiburan, ataukah siapa? tapi mengapa bisa berbahasa Indonesia. Di depan ada lampu merah. Edward menginjak rem sampai berdecit. Ia menunggu dengan gelisah lampu kembali berwarna hijau. Ia tidak berani melanggar rambu lalu lintas. karena jika ada polisi yang berpatroli maka akan menghambat kecepatannya untuk mencapai tempat itu.     

Edward kembali menginjak pedal gas mobilnya ketika lampu kembali berwarna hijau. Kecepatan mobil sudah di atas 100 km/jam tetapi Edward masih menginjak pedal gasnya dalam-dalam. Namun Edward kembali menginjak rem kuat-kuat ketika di depan Ia melihat ada beberapa polisi menghentikan mobilnya. "Sial...!!" Edward memukul setir mobil dengan kedua tangannya.     

"Maaf Tuan..silahkan tunjukkan kartu tanda pengenal Anda" Kata polisi itu sambil memberikan hormat.     

Edward menelan ludahnya. Ia tidak membawa surat kepemilikan kendaraan. Ia hanya membawa tanda pengenal diri. Ia lalu membuka laci dashboard siapa tahu Ia menemukan surat itu didalamnya. Tapi ternyata tidak ada.     

" Ada apa ini sebenarnya??" Tanya Edward sambil mencoba bersikap tenang.     

"Seorang Tuan Putri dari Kerajaan Azura diculik, karena itu setiap mobil yang melintas akan kami amankan. Jika Anda tidak dapat menunjukkan kartu tanda pengenal anda atau surat kepemilikan kendaraan maka dengan sangat terpaksa Anda akan kami tahan untuk diinterogasi."     

Edward menelan ludahnya yang terasa sangat kering. Berarti wanita itu berkata benar, Ia tadi sangat berharap bahwa foto itu salah dan wanita itu berkata bohong. Sekarang semuanya terbukti benar wanita itu tidak berkata bohong. Edward duduk ke sandaran kursi dengan lemas.     

Edward memberikan kartu tanda pengenal dirinya. Si polisi yang berdiri disamping mobil Edward meneliti kartu tanda pengenal Edward. "Surat tanda kepemilikan kendaraan Tuan??" tanyanya lagi. Edward terdiam karena memang Ia tidak membawanya. Ia lalu melihat lagi ke dalam dashboard mobil dan mencarinya dilaci. Lagi-lagi Ia tidak menemukannya.     

"Aku tidak membawanya. Maaf.." Kata Edward dengan lemah.     

"Kalau begitu silahkan Anda keluar dulu, mari kita berbincang sebentar" Kata polisi itu dengan nada sopan tapi sedikit mengintimidasi. Edward merasa tidak bagus kalau harus berdebat karena Ia berada di posisi yang salah. Edward lalu keluar dari mobil. Ia lalu berdiri bersandar ke mobil menunggu polisi itu menginterogasinya.     

Polisi itu lalu memanggil salah satu temannya yang sedang memperhatikan polisi lainnya menginterogasi para pengemudi yang melintas. Polisi yang bertubuh sedikit jangkung itu menghampiri Edward melihat ke wajahnya dengan teliti sebelum kemudian berseru dengan kaget.     

"Ya Tuhan..bukankah Anda Tuan Edward?? Putranya Tuan Senator Anderson? Penyanyi yang terkenal itu. Apa yang terjadi mengapa kau menahannya?" Polisi yang bertubuh jangkung itu tampak terkejut sambil melihat ke arah temannya sambil mengerutkan keningnya. Temannya terkejut Ia segera menatap Edward dengan penuh perhatian.     

"Benar..Anda memang Tuan Edward, Anak saya memiliki Foster Anda dikamarnya. Bagaimana saya bisa lupa kalau Anda Tuan Edward." Polisi yang menahannya berkata dengan penuh penyesalan.     

"Tidak usah khawatir, Bukankah tidak harus semua orang mengenal saya" Kata Edward sambil tersenyum rendah hati.     

"Mohon maaf sekali lagi. Kami sedang mencari Tuan Putri Alena sehingga semua kendaraan kami hentikan. Tentu nya peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan Anda...ha...ha...ha..." Polisi yang bertubuh jangkung tertawa lepas. Edward juga turut tertawa walau dalam hatinya menangis.     

"Silahkan Tuan Edward untuk melanjutkan perjalanan menikmati malam di musim panas" Kata Polisi itu sambil membukakan pintu untuk Edward. Edward menganggukkan kepalanya mengungkapkan terima kasih lalu meluncur pergi setelah diijinkan melewati jalanan yang dibarikade oleh para polisi.     

"Ha..ha..ha..Kau ini konyol sekali menghentikan mobilnya Edward." Kata Polisi bertubuh jangkung.     

"Iya.. soalnya dia tidak dapat menunjukkan tanda kepemilikan kendaraan"     

"Yaah..memang salah sih..tapi untuk orang sekelas Edward. Masa dia mencuri mobil atau terlibat penculikan Tuan Putri" Kata mereka sambil tertawa-tawa. Sungguh mereka dua orang polisi yang tidak mengikuti tentang gosip.     

Tiba-tiba dari arah mobil polisi mereka terdengar suara komandannya. "Halo.. hallo polisi 104 segera melaporkan situasi perkembangan terakhir.     

Polisi yang bertubuh jangkung segera masuk ke dalam mobilnya dan mengambil handy talky nya dan mulai berbicara.     

"Kami Petugas 104 melaporkan tidak ada yang mencurigakan, semua pengemudi yang tertahan memiliki semua tanda pengenal Kecuali Edward ..Ya Tuan Edward Putranya Senator Mr. Anderson."     

Saat itu Nizam sedang berada di Mobil bersama Chief Jeremy mendengarkan penjelasan polisi 104 dari radio yang ada di mobil. Nizam terkejut memandang Chief Jeremy yang terlihat tenang. Insting Nizam langsung berjalan.     

"Kemana Edward pergi..Mr. Jeremy Aku merasa Edward sedang melakukan sesuatu. Kita ikuti dia" Kata Nizam. Chief Jeremy walaupun kebingungan Ia tidak berani membantah. Langsung meluncur pergi menuju Titik koordinat yang diberikan oleh anak buahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.