CINTA SEORANG PANGERAN

Menyingkap Rahasia dari Zarina



Menyingkap Rahasia dari Zarina

0Zarina menunggu di luar kamar ketika Nizam membuka pintu kamarnya. Zarina menganggukkan kepalanya memberikan hormat. " Istriku sudah selesai berpakaian, Aku harap kau tidak keberatan untuk memeriksanya" Kata Nizam sambil tetap bersikap waspada. Ia tidak mengenal Zarina dengan baik tapi firasatnya mengatakan wanita ini sangat baik dan kecil kemungkinan terlibat dengan permasalahan kriminal. Secara psikologis seseorang yang memiliki tingkat keceriaan yang tinggi jarang terlibat permasalahan dengan orang lain. Karena keceriaan seseorang akan meminimalkan sikap yang akan menyakiti orang lain.     
0

Dari gaya Zarina menata kamar, dan gaya dia berbicara Nizam sedikitnya memahami bahwa Zarina serupa dengan istrinya dalam tingkat keceriaan, kepolosan dan perasaan baik hati ke orang. Zarina sangat baik sekalipun orang itu baru dikenalnya.     

Mendengar Nizam memintanya untuk memeriksa pakaian Alena, Zarina menjadi sangat bersemangat. Dan segera mengecek pakaian Alena. " Wow.. Yang Mulia putri Alena, Anda hebat bisa memasang sari dengan sempurna" Kata Zarina dengan kagum.     

Alena malah cengar-cengir, " Bukan Aku yang masang" katanya sambil tersipu-sipu.     

"HAAH..lantas siapa yang memakaikannya?" Tanya Zarina kebingungan. Nizam menyembunyikan mulutnya yang menahan tawa. Nih..gadis koplak banget, Alena kan cuma berdua dengan dirinya di kamar, kalau Alena bukan yang memasang sarinya berarti dirinyalah yang memasang. Pake nanya segala siapa yang masang. Jelas banget Zarina sama Alena setali tiga uang.     

" Suamiku dong yang masang" Kata Alena penuh dengan kebanggaan.     

Zarina melirik ke arah Nizam penuh dengan rasa kagum. " Anda benar-benar luar biasa, laki-laki bisa memasang Sari" Setelah puas mengagumi Nizam, Zarina kembali berbicara, " Oh ya..Yang Mulia Putri Alena, Mari saya bantu untuk memakai asesoris dan ber make-up"     

Alena menatap wajah suaminya meminta Izin, Nizam menganggukan kepalanya tapi Ia meminta semua make up dan asesoris yang disediakan Zarina diperiksa dulu. Nizam lalu mencoba semua kosmetik yang akan dipakai dengan mengoleskannya pada belakang telinga Alena. Seperti yang diketahui kulit bagian belakang ujung telinga bawah adalah yang bagian kulit yang paling tipis dan paling sensitif karena memiliki banyak saraf. Jika seseorang alergi terhadap suatu kosmsetik, maka hanya dalam hitungan menit akan timbul bentol-bentol, atau bintik-bintik merah dan rasa yang panas membakar.     

Alena hanya diam saja dengan perlakuan suaminya. Ia kini jadi istri yang lebih penurut. Kejadian yang menimpanya mengajarkan Alena pengalaman yang berharga. Sementara itu Zarina hanya memperhatikan tindakan Nizam dengan penuh kekaguman. Seumur hidupnya Ia baru menemukan suami seperti Nizam. Nizam lebih mirip seorang ibu yang menjaga bayinya dibandingkan seorang suami yang menjaga istrinya.     

Setelah beberapa menit Nizam melihat tidak ada reaksi apapun pada Alean maka Ia membolehkan Zarina mengenakan kosmetik itu kepada Alena. Sambil memperhatikan Zarina mendandani istrinya Nizam mulai berbicara dengan hati-hati.     

"Nona Zarina, apakah hari ini Anda menerima tamu yang luar biasa, selain kami tentunya" Kata Nizam.     

Zarina yang tengah mengoleskan foundation pada wajah Alena terdiam dulu sebelum kemudian yang berkata menjawab pertanyaan Nizam.     

"Memang ada Yang Mulia. Tadi pada pukul 07.PM ( Pukul tujuh sebelum pukul 12 tengah malam, kalau dinegara tropis pukul 7 malam. Tetapi di negara yang memiliki empat musim tidak bisa disebut pukul 7 malam karena matahari masih belum terbenam. di musim panas, matahari terbenam sekitar pukul 08.PM. Sehingga pukup 07.PM tidak bisa disebut malam hari karena matahari masih bersinar).     

"Oh ya?? Siapakah dia? Apakah kau mencatatnya??" Nizam semakin ingin tahu.     

"Tidak usah dicatat karena Saya langsung mengenalnya. Dia seorang laki-laki muda berusia sekitar 25 tahun. Ia sangat tampan dan elegan. Ia juga berasal dari Azura. Inilah hari keberuntungan saya Yang mulia. Restoran saya kedatangan dua kali orang Azura. Bahkan tidak main-main Anda adalah Yang Mulia putra mahkota"     

Euummm ..dari Azura? Kemarin malam Arani menyebutkan hanya ada beberapa orang yang ke Azura dan tidak ada gambaran seperti orang itu. kalau benar dia orang Azura berarti akan ada beberapa kesimpulan. Yang pertama orang ini sudah berada lama di Amerika untuk memata-matai Nizam. Yang kedua orang ini kemungkinan sudah ada lama di Amerika dan kedatangannya ilegal tanpa diketahui orang lain. Yang ketiga orang ini adalah baru datang ke Amerika.     

"Apakah Anda yakin dia orang Azura." Tanya Nizam dengan penuh selidik.     

"Anda tahu Yang Mulia bahwa saya adalah penggemar para pangeran Azura apalagi adik anda Pangeran Thalal. Saya dapat membedakan mana orang Azura dan mana orang Arab lainnya. Wajah orang Azura mirip perpaduan antara orang India dan Arab. Mereka memiliki wajah yang sangat khas. Dan budaya mereka juga lebih mirip dengan budaya kami dibandingkan dengan Arab. Hanya dalam keyakinan yang berbeda. Jadi mohon jangan ragukan kemampuan saya dalam mengenali mereka" Kata Zarani sambil asyik mengoleskan eye shadow pada mata Alena. Ia tampak sangat profesional dalam mendandani wajah Alena yang begitu mulus sempurna. Tangannya begitu lincah bergerak kesana kemari mengoleskan kosmetik ke wajah Alena.     

Nizam mengangkat alisnya sambil tersenyum. Agaknya wanita yang sedang merias wajah Alena ini sudah lama tinggal di Amerika sehingga Ia begitu terbuka dan tidak malu-malu mengakui bahwa Ia sangat menyukai para pangeran dari Azura.     

"Apakah orang itu menumpang ke kamar mandi juga?" Tanya Nizam. Mendengar pertanyaan Nizam, Zarina menghentikan tangannya. Ia menoleh ke arah Nizam dengan tatapan mata yang keheranan.     

"Bagaimana Anda mengetahuinya?? Apakah Anda seorang ahli Nuzum? Memang benar tadi dia ke kamar mandiku. Ia bilang Ia sedikit kelelahan dan kelaparan. Ia baru datang ke Amerika. Ia butuh ke kamar mandi tapi Ia ingin yang lebih privacy. Yaah.. karena yang meminta orang Azura maka Aku tidak keberatan. Jadi Aku pinjamkan kamar mandiku.     

Nizam menghela nafas panjang, Dia pikir istrinya adalah orang yang paling polos di dunia, sekarang agaknya kepolosan istrinya ada yang menyaingi.     

"Zarina..Nona Zarina. Mari kuberitahukan tentang tips penting ini untuk menjaga keselamatan Anda." kata Nizam sambil tersenyum. Zarina menganggukkan kepalanya sambil menambah sentuhan lipstik pada bibir Alena.     

"Jangan pernah terlalu percaya pada siapapun terlebih bagi orang yang baru kau kenal. Jangan hanya karena Kau menyukai orang-orang Azura maka kau menganggap bahwa semua orang Azura adalah baik. Orang dari negara manapun tidak akan semuanya baik. Terlepas dia memiliki keyakinan apapun. Akan selalu ada orang yang memang memiliki naluri untuk berbuat kejahatan. Sebagai wanita ada baiknya Anda lebih waspada"     

Zarina menyetujui perkataan Nizam walaupun Ia masih sedikit keheranan. dan Nizam memang tidak berniat untuk memberitahukan kepada Zarina tentang kamarnya yang disabotase karena takut Alena menjadi panik. Ia akan memberitahukannya nanti setelah akan pulang. Lalu Zarina menyudahi kegiatannya merias Alena. Bahkan Ia menambahkan sindhur merah ke belahan rambut Alena sebagai tanda bahwa Alena sudah menikah.     

Alena kini berpakaian sari bagaikan artis India lengkap dengan kosmetiknya dan Ia masih mengenakan kalung berliannya yang seharga tiga triliun itu. Ketika Alena memamerkan kecantikanya pada Nizam. Nizam sampai melongo melihat wajah Alena yang dasarnya sudah cantik menjadi semakin cantik karena riasan Zarina. Nizam semakin berkeringat, Ia tidak berkedip sedikitpun melihat istrinya yang bagaikan bidadari dari surga. Mendadak perut Nizam menjadi kenyang rasa laparnya pindah ke tempat lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.