CINTA SEORANG PANGERAN

Bertahanlah, Lila!! (1)



Bertahanlah, Lila!! (1)

0Edward menatap kosong langit-langit kamar ruangan rumah sakit. Ada dua peluru bersarang di masing-masing pahanya. Ia harus bersabar menunggu dioperasi kakinya sebelum Ia mendampingi Lila. Ia tidak tahu nasib Lila selanjutnya. Disamping nya ada Ibunya yang terus menerus menangis sambil mengatakan bahwa Lila baik-baik saja. Tapi Edward tahu bahwa itu adalah suatu kebohongan.     
0

Kemudian seorang perawat meminta ayah dan ibunya untuk meninggalkan ruangan karena Edward akan segera dibawa ke ruang operasi. Operasi Edward akan segera dimulai.     

Ayah dan ibunya Edward keluar lalu duduk di ruang tunggu dengan hati resah. Ibunya Edward tidak henti-hentinya menangis. Ia memeluk suaminya dengan penuh rasa khawatir. Anak semata wayangnya terluka dan akan dioperasi.     

Seorang perawat melepaskan semua pakaian Edward dan memakaikan pakaian khusus operasi. Mulut Edward terkunci rapat. Ia tidak berkata sepatah katapun walaupun tadi ibunya terus menerus menangis disampingnya. Sebelum keluar ruangan Ayahnya Edward hanya bisa memandang Edward sambil terdiam tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Bukankah Edward dengan Lila sedang menikmati masa-masa pengantin baru. Bagaimana bisa mereka terlibat masalah penculikan.     

Dan lagi-lagi kasus penculikan Istrinya Pangeran Nizam. Ayahnya menjadi sangat kesal dengan tingkah laku anaknya yang tidak masuk di akal. Apalagi sekarang menantunya sedang koma. Hanya saja Ayah nya Edward menyembunyikan perasaannya. Ia tidak mau terlihat rapuh dihadapan anak dan istrinya. Ia harus bersikap tenang. Apalagi besok pagi atau siang Ia pasti dikerumuni oleh para wartawan yang ingin meminta kejelasan dari peristiwa ini.     

Apa yang sebenarnya dimiliki oleh Alena hingga Edward begitu tergila-gila kepadanya. Ia belum pernah sekalipun bertemu dengannya secara langsung. Ia hanya pernah melihatnya di Internet. Ia memang cantik tetapi bukankah Lila juga memiliki kecantikan yang serupa dengan wanita itu. Malah terlihat lebih cerdas. Tetapi mengapa hati anaknya tidak bisa berpaling     

Ketika melihat Edward didorong memasuki ruangan tempat operasi hati Ayahnya Edward seperti hilang sebagian. Ia kini duduk disamping istrinya sambil berdoa agar anaknya diberikan kesehatan dan menantunya diberikan kesempatan untuk hidup dan melahirkan cucu-cucunya.     

"Kau tunggulah disini. Aku akan melihat Lila dulu" Kata Ayahnya Edward pada Istrinya. Istrinya menganggukkan kepalanya. Tetapi tiba-tiba Ia menahan tangan Suaminya. "Tunggu sebentar, Tolong simpan ini disamping kepalanya" Kata Ibunya Edward sambil mengambil sesuatu dari tasnya.     

Ayahnya Edward terkejut, " Bukankah ini salib kesayangan mu. Peninggalan dari nenek buyut mu?" Katanya sambil mengambil salib itu. salib dari emas murni dan bertaburkan berlian dengan harga yang tidak bernilai. Salib itu selalu ada di tasnya dan tidak pernah sekalipun dia pergi tanpa membawanya. Bahkan pada Edward sendiri Ia tidak pernah memberikan. Tetapi kini salib itu akan diberikan kepada menantunya. Terlihat sekali kalau Istrinya sangat menyayangi Lila.     

"Kau tahu, Gerry?? Aku sangat marah mendengar Edward kembali terluka gara-gara wanita itu. Wanita itu seakan mimpi buruk buat Kita. Ingin rasanya Aku melenyapkan dia dari muka bumi. Tetapi akal sehat ku melarangnya. Apa salah dia terhadap anak kita. Menurut Lila, Alena tidak bersalah. Dia tidak pernah sedikitpun memberikan kesempatan kepada anak kita, Tetapi memang anak kita yang terlalu mencintainya." Ibunya Edward terisak-isak kemudian melanjutkan bicaranya     

"Lila sungguh wanita yang berhati mulia. Ia seharusnya merasa marah terhadap Alena tetapi Lila malah terus membelanya. Aku jadi tidak ingin menyakiti Alena. Karena kalau Aku sampai menyakitinya, Aku takut Lila malah balik membenciku. Oh Tuhan sungguh Aku belum pernah setakut ini. Kalau sampai Lila meninggal maka musnahlah harapanku melihat Edward akan hidup dengan normal" Kata ibunya Edward sambil menutup wajahnya. Air matanya bercucuran deras.     

"Tapi, mengapa seperti itu??" Ayahnya Edward mendadak menjadi kebingungan. Ia merasa paling dekat dengan anaknya tetapi ternyata seorang ibu tetaplah seorang ibu. Ibu ternyata lebih memahami anaknya dibandingkan dengan Ayah, Mungkin karena ikatan batin yang sangat kuat. Setiap anak akan berada dalam kandungan ibunya selama sembilan bulan dan melahirkannya dengan taruhan nyawa. Lalu menyusuinya selama dua tahun. Bagaimana bisa seorang Ibu bisa dikalahkan oleh seorang Ayah.     

Ibunya Edward menghapus air mata yang berderai membasahi pipinya. " Edward adalah anak yang tidak mudah jatuh cinta. Sampai habis SMA Ia hanya memiliki Elsa teman yang paling dekat. Aku pikir mereka memiliki hubungan cinta satu sama lain. Tapi ternyata hanya Elsa yang mencintai Edward dan Edward hanya menganggapnya teman biasa. Aku tidak pernah tahu kalau ternyata Edward mencintai Alena, sampai akhirnya Elsa mengadu kepadaku." Ibunya Edward menerawang jauh sebelum akhirnya berkata kembali.     

"Aku sempat memarahi Edward untuk berhenti mencintai Alena, tetapi Edward malah menjauhiku. Cintanya pada wanita itu membutakan hatinya. Tetapi kemudian ketika Ia memutuskan untuk menikahi Lila, Aku menjadi sangat bahagia. Timbul harapanku bahwa Edward akan memalingkan cintanya kepada Lila. Walaupun mungkin membutuhkan proses yang lama. Tapi ternyata sekarang Lila malah koma.." Ibunya Edward menangis dengan pilunya. Ayahnya Edward langsung memeluknya dengan erat.     

"Laura, jangan menangis lagi. Aku yakin, Tuhan sangat mengasihi menantu kita. Ia sudah menyelamatkan nyawa anak kita. Semoga Tuhan memberikan kita kesempatan untuk membalas segala budi baiknya. Sudahlah jangan menangisinya seakan-akan dia tidak punya kesempatan untuk hidup kembali. Aku akan segera ke sana untuk melihat keadaanya." Ayahnya Edward mengelus punggung istrinya.     

"Pergilah!! Berikan Aku kabar baik" Kata Ibunya Edward sambil melepaskan pelukan suaminya.     

Dengan langkah gontai, Ayahnya Edward melangkah pergi. Di belakangnya berjalan seorang asistennya dan dua orang pengawal pribadinya. Ia adalah seorang senator sekaligus seorang pengusaha sehinggamemang wajar jika Ia memiliki asisten pribadi dengan beberapa orang pengawal.     

Sesampainya di ruang ICU dia berkata kepada perawat yang berjaga kalau Ia ingin melihat menantunya. Tetapi Perawatnya mengatakan bahwa Lila sudah dibawa ke ruang tindakan untuk diperiksa kondisinya. Luka tusukan Lila sedang diperiksa oleh beberapa dokter ahli dan akan segera diambil tindakan yang memungkinkan agar nyawa Lila dapat diselamatkan.     

Ayahnya Edward lalu terduduk dengan lesu. Ia tadinya sangat berharap dapat melihat wajahnya walaupun cuma sebentar saja. Terbayang dipelupuk matanya, mata Lila yang sendu, wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam dan senyumnya yang malu-malu. Ia begitu lemah lembut dan mencintai Edward dengan setulus hati. Sulit membayangkan bahwa wanita yang lemah lembut itu memilih kuliah di jurusan hukum.     

Ayahnya Edward duduk sambil menundukkan kepalanya ketika kemudian seseorang datang menghampirinya dan menyapanya. "Selamat Malam Tuan Senator" Kata orang itu.     

Ayahnya Edward mengangkat wajahnya dan Ia langsung menatap orang yang menyapanya, " Anda Chief Jeremy??"     

"Benar, Tuan Senator. Kami turut menyesal atas apa yang sudah terjadi dengan anak dan menantu Anda" Kata Chief Jeremy sambil mengulurkan tangannya. Rupanya ketika rombongan para korban dan penjahat meninggalkan rumah tempat penculikan itu. Chief Jeremy setelah memastikan para penjahat yang menjadi korban keganasan Nizam di obati dan tidak lupa Ia juga memastikan Arya berada di markas kepolisian. Lalu Chief Jeremy memilih mendatangi rumah sakit tempat Edward dan Lila dirawat. Ia ingin Senator memaafkan keteledorannya karena anak dan menantunya telah terluka tepat di depan matanya.     

Mata Ayahnya Edward menjadi beriak dingin. Ia menyesali keteledoran Chief Jeremy dalam menangani kasus anaknya. Bahkan bisa-bisanya penjahat itu bisa menyerang anaknya padahal polisi sudah berhasil menangkap para penjahatnya. Dimana letak keprofesionalan Chief Jeremy yang setahunya merupakan polisi yang sangat pintar, terlatih dan jenius.     

"Bagaimana bisa ini terjadi, Chief ? disaat anak dan menantuku sudah dalam pengawalan polisi, mengapa wanita setan itu masih bisa melukainya? Apa saja kerja kalian di sana? Wanita itu hanyalah seorang wanita. Bahkan katanya Ia hanya memiliki tinggi badan 5 kaki. Sedangkan kalian semua di atas 6 kaki, laki-laki dan berprofesi sebagai penegak hukum. Bagaimana bisa kalah dengan seorang wanita seperti itu. Apakah kepolisian negara kita sudah tidak memiliki harga diri?" Kata Ayahnya Edward dengan suara dingin.     

Chief Jeremy terdiam Ia menyadari bahwa apa yang dikatakan senatornya adalah benar. Bahkan Chief Jeremy belum mengetahui bahwa Arya sudah terbunuh di penjaranya. Ibaratnya Ia benar-benar sial luar dan dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.