CINTA SEORANG PANGERAN

Sebenarnya Siapa Yang Menikah ( 8 )



Sebenarnya Siapa Yang Menikah ( 8 )

0Tapi Sekonyol - konyolnya Jonathan, Ia adalah mahasiswa jurusan hukum. Masa Ia kalah dengan asistennya Nizam. Setelah mengusir perasaan mindernya. Jonathan berkata lagi sambil mengelus leher Arani, Jonathan berbisik lembut. "Kau tidak usah takut. Denganku Kau tidak akan merasakan kesakitan. Kau tidak akan pingsan tetapi bakalan ketagihan " Kata Jonathan sambil menjulurkan lidahnya ke sana kemari. Membuat Arani kelabakan, Ia segera mendorong muka suaminya agar menjauh. Mukanya menjadi sedikit pucat apalagi kemudian tangan Jonathan tiba - tiba terulur ke dada Arani.     
0

Arani langsung berontak dan bangkit dari duduknya. " A..ku belum siap. Sungguh.. Kau sebaiknya istirahat. Aku sangat letih. Berdandan membuatku lelah. Aku merasa lebih baik ikut balapan kuda daripada didandani seperti tadi. Jadi Aku ingin tidur. Aku akan tidur di sofa itu" Kata Arani pura - pura mengalihkan perhatian Jonathan.     

"Jangan takut Arani, bukan hanya Kau saja yang belum siap tetapi Aku sendiri juga belum siap. Apa Kamu lupa kalau Aku masih luka" Kata Jonathan sambil menahan tangan Arani agar tetap disampingnya     

Wajah Arani jadi tambah memerah, Ia menjadi salah tingkah sendiri. Apalagi kemudian Jonathan membelai pipinya lalu membelai lehernya Arani. Mengusap - usap leher indah itu.     

Jonathan tidak berani menurunkan belaiannya ke bawah, padahal sedari tadi matanya sudah berulang kali melihat ke arah pemandangan yang sangat indah di depan matanya. Dada Arani yang menyembul dibalik kain berendanya membuat mata Jonathan semakin berkedip - kedip. Belum lagi pahanya yang begitu halus dan eksotis.     

Tetapi Jonathan masih waras untuk tidak bertindak kurang ajar walaupun Arani sudah jadi istrinya. Kalau Ia memaksa, Ia takut Arani bakalan membanting tubuhnya lalu memiting kepalanya dan mencabut nyawanya. Ia harus bermain taktik dan strategi agar Ia bisa selamat sampai tujuan. Biar lambat asal selamat.     

Jadi Jonathan hanya berani mengelus - elus leher Arani sambil gemetaran. "Kamu sangat cantik Arani." Bisik Jonathan lembut di telinga Arani. Lidahnya lalu menjulur menelusuri telinga yang mengenakan anting berlian itu. Arani merinding kegelian, Ia menjauhkan kepala Jonathan agar menjauh dari wajahnya.     

"Jangan...!! " Kata Arani sambil gugup. " Mengapa?? " Jonathan kembali mendekatkan wajahnya ke leher Arani. Mencium harumnya keringat Arani yang mulai membasahi tubuhnya. Arani merasakan tubuhnya seperti dirayapi ribuan semut.     

"Tidak..tidak..Aku..." Arani terdiam ketika mulutnya tiba - tiba dibungkam oleh Jonathan. Ciuman itu seakan angin topan yang akan memporak porandakan mulut Arani. Arani melotot sambil mencengkram bahu Jonathan. Ia meronta dan kemudian tanpa sadar lututnya bergerak. " Ugh..." Mata Jonathan yang sekarang melotot. Karena Arani meronta tanpa sengaja lututnya terkena tubuh Jonathan yang terluka. Sebenarnya tidak keras tetapi karena sedang terluka maka rasanya langsung membuat Jonathan melepaskan mulutnya dari mulut Arani.     

" Aakh..." Jonathan memekik setelah melepaskan ciumannya, Ia lalu mengaduh - ngaduh sambil memegang bagian bawah tubuhnya. Mukanya pucat pasi menahan sakit.     

Para pelayan dan penjaga di luar langsung saling berpandangan. Mereka tidak tahu bahwa Jonathan baru dikhitan. Mereka hanya tahu bahwa malam ini hari pernikahan mereka. Mendengar Jonathan memekik dan mengaduh - aduh. Membuat perkiraan mereka bahwa Jonathan yang akan merangkak keluar memohon ampun pada Arani menjadi seperti kenyataan. Padahal tadinya mereka hanya bercanda.     

"Ssst... benarkah apa yang ku dengar. Baru kali ini ada pengantin laki - laki yang menjerit kesakitan dan mengaduh - aduh. Nyonya Arani sungguh luar biasa. Julukan Macan Azura sungguh layak untuknya. Aku sangat menghormatinya." Kata Pelayan yang bernama Maya.     

"Sudah saatnya kaum wanita bangkit. Sekali - kali kaum laki - laki perlu ditaklukan saat malam pertama. Bukan kaum wanita saja yang disakiti" Kata pelayan yang bernama Mahira. Lalu mereka saling pandang sambil tertawa kecil, sedikit cekikikan.     

Sementara itu melihat suaminya mengaduh - aduh, Arani menjadi panik. "Maafkan Aku, maafkan Aku. Sungguh Aku tidak sengaja. Apakah rasanya sakit sekali. Apa mau Aku lihat? " Kata Arani tanpa sadar. Wajah Arani sangat cemas karena melihat wajah Jonathan yang pucat pasi menahan sakit.     

Jonathan yang sedang mengaduh - aduh langsung terdiam. Ia langsung menatap Arani yang memandang wajahnya dengan sangat serius. Agaknya rasa kaget karena suaminya berteriak kesakitan membuat otak Arani jadi sedikit hilang konsentrasinya. Arani jadi tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya. Sedangkan Jonathan langsung hendak mengambil keuntungan dari kelengahan istrinya. Mendadak rasa sakitnya karena kena bentur lutut Arani menjadi sedikit berkurang.     

" Aku takut benda milikku berdarah, Apa kau bisa melihatnya? Ini rasanya sangat panas, perih dan menyakitkan. Kalau kau mengipasinya pasti akan membuat tubuhku sangat nyaman " Kata Jonathan sambil hendak membuka celananya. Tangannya sudah berada di atas kepala seleting tinggal menariknya ke bawah.     

Arani terkejut melihat kelakuan suaminya. Ia segera menutup mukanya. " Apa yang mau kau lakukan. Aargh.. tidak tahu malu. Masa mau membuka celana di depan perempuan?" Kata Arani sambil duduk menjauh.     

" Lho.. bukankah kau yang tadi ingin melihatnya. " Jonathan tampak pura - pura kebingungan. Arani ternyata hanya garang di medan laga dan pergaulan sehari - hari. Dari segi romantisme pengetahuannya benar - benar nol besar. Bahkan Arani sering kesal kalau melihat Alena dan Nizam bermesraan.     

"Tidak..tidak. Bukan itu maksudku.. Sungguh Aku. Eh..maksudku. Kau periksalah sendiri" Kata Arani sambil berdiri tergesa - gesa. Ia berniat mau melarikan diri tapi kemudian " Wrek....." terdengar robekan pada gaunnya yang tadi sudah robek. Robekannya fatal hingga ke pinggulnya.     

" Akh..." Arani kini yang memekik karena panik. Rupanya ujung gaunnya yang robek terduduki Jonathan sehingga ketika Arani berdiri maka semakin robeklah gaunnya yang memang sudah robek dari tadi. Robeknya memanjang hingga ke pinggul.     

Jonathan tambah melotot melihat pinggul Arani yang sekarang terekspos dengan bebas hingga celana dalamnya sampai terlihat. Jonathan menelan ludah melihat pemandangan di depannya yang seindah pelangi di musim hujan. Mata Jonathan bersinar persis lampu seribu watt.     

Arani dengan panik menutupi sebagian pinggul yang terlihat. Tetapi bagaimana bisa kedua tangan Arani bisa menutupi pinggul besar dan mulus itu. Ia melihat kesana kemari mencari selimut atau apalah yang bisa digunakan untuk menutupi tubuhnya. Tetapi tidak ada selimut di musim panas. Ia melirik bantal di samping Jonathan. Tetapi sebelum Arani mengambilnya, Jonathan dengan cepat mengambil bantal itu dan melemparnya jauh ke depan.     

Arani mendelik melihat kelakuan suaminya, Ia lalu melihat lagi bantal yang satunya lagi. Tapi lagi - lagi Jonathan juga mengetahuinya dan Ia lalu mengambilnya lagi dan melemparkannya lagi jauh ke depan. Jonathan melakukannya sambil matanya tidak berkedip menatap pinggul dan bagian belakang tubuh Arani yang sangat indah. " Arani sunggguh bokongmu sangat indah. Belum pernah Aku melihat bokong seindah milikmu " Kata Jonathan dengan air liur yang hampir menetes.     

"AAkh.....mengapa tingkahmu konyol sekali ? Ini sangat memalukan" Kata Arani dengan geram. Ia jadi ingin menangis. Bagaimana bisa suaminya melakukan ini kepadanya. Ia adalah wanita perkasa dan menakutkan. Malam ini Ia habis dikerjai suaminya. Dan Ia sungguh tidak berdaya. Ia tidak mungkin menghajar suaminya sendiri. Akhirnya Ia duduk kembali di ranjang dengan pakaian pengantin yang compang - camping Ia duduk sambil memeluk lutut. Menyembunyikan tubuhnya yang paling pribadi. Arani duduk dengan tubuh gemetar karena malu dan kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.