CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Jangan Berharap Banyak !



Kau Jangan Berharap Banyak !

0Cynthia melihat Chung Hee terjatuh dan kemudian Pangeran Abbash mendekatinya. Pangeran Abbash sudah mengepalkan tangannya dan kemudian membungkukkan badannya hendak memukul Chung Hee.     
0

Chintya segera mengambil sepotong ranting besar yang ada di dekat kakinya. Tanpa memikirkan keselamatan dirinya karena Dia berjanji akan melindungi Chung Hee maka  dia berlari dan berteriak "Kau jangan bunuh orang itu!! Teriak Cynthia sambil memukulkan ranting itu  ke tubuh Pangeran Abbash. Bahkan Cynthia tidak tahu siapa nama orang itu.     

Melihat Cynthia menerjang majikannya maka para pengawal  Pangeran Abbas langsung menembakkan senjatanya. Pangeran Abbas terkejut mendengar teriakan Cynthia dan keterkejutannya membuat Pangeran  Abbash menjadi lengah. Hal ini segera  dimanfaatkan oleh Chung-hee untuk bangkit dan segera menendang Pangeran Abbash.     

Bersamaan itu Chung Hee melihat para pengawal dari Pangeran Abbas yang hendak menembakkan senjatanya kepada Cynthia Dia segera menarik tubuh Cynthia untuk merunduk dan dia melindungi tubuh setia dengan tubuhnya sendiri untungnya peluru-peluru itu tu senjata itu diarahkan ke posisi Cynthia yang berdiri ketika Cynthia diajak merunduk oleh Chung Hee maka peluru itu menyasar tempat yang kosong.     

Pangeran Abbas berteriak kepada para pengawalnya.     

Tidak usah turut campur dengan urusan ku, jangan kau bunuh Putri itu dengan senjata. Aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. Dasar kalian penjaga bodoh!!" Kata Pangeran Abbash berteriak kepada pengawalnya.     

Para pengawalnya kemudian memasukkan senjatanya dengan wajah puca.  Padahal niat mereka hendak menolong majikan mereka.  Tetapi kelihatannya Pangeran Abbash malah bukan berterima kasih. Pangeran Abbash meradang karena menganggap Peengawalnya orang bodoh semua.     

"Kau tahu aku tidak akan terancam hanya gara-gara sebuah ranting kayu yang dipukulkan oleh wanita yang sedang hamil. Jadi tidak perlu bodoh dengan menembaknya. Karena dia akan mati di tanganku," kata Pangeran Abbash     

Chung Hee yang kemudian melihat Pangeran Abbash marah - marah kepada pengawalnya dia berkata pada Cynthia dengan perlahan. "Larilah Tuan Putri selamatkan dirimu " Kata Chung hee menyuruh Cynthia untuk lari.     

"Tidak ! " Kata Cynthia sambil menangis kali ini Ia tidak dapat menahan tangisnya.     

"Kau jangan bodoh. Lari dan selamatkan keluargaku. Hanya Kau dan suamimu yang dapat menolong keluargaku " Kata Chung Hee sambil mendorong tubuh Cynthia. Hingga akhirnya Cynthia Berjalan mundur dan kemudian berjalan cepat bagaikan orang gila menerobos semak - semak di hutan tropis yang berduri - duri.     

Pangeran Abbash melihat Cynthia lari, Ia malah tertawa keras, "Larilah yang jauh. Dan Aku akan mengejarmu. Aku akan membuat Kau menyesal telah dilahirkan ke dunia ini. Aku akan memberesakn kecoa ini sebelum Aku membunuhmu " Katanya sambil kemudian dia menghampiri Chung Hee.      

Chung Hee bangkit dan kembali bersiaga. Ketika Pangeran Abbash menedan mulai menendang untuk melancarkan kembali serangan kepada Chung Hee.  Kakinya Pangeran Abbash menendang ke depan demikian juga  dengan tangannya.     

Chung Hee dan Pangeran Abbash lalu kembali terlibat perkelahian sengit. Sebagai pembunuh bayaran Chung Hee bukanlah orang sembarangan. Dia juga ahli bela diri untuk mempertahankan dirinya dari serangan para musuhnya.  Tetapi Chung Hee memang bukanlah lawan daripada Pangeran Abbash.  Hanya dengan beberapa kali tendangan dan pukulan, Chung Hee kemudian terlempar menghantam pohon kayu di depannya dan kemudian langsung muntah darah. Chung Hee menyusul kedua temannya, dia terhempas tidak bangun lagi.     

Setelah melihat chung-hee terkapar tidak berdaya. Pangeran Abbas tidak memastikan apakah mereka bertiga sudah mati atau belum. Karena dia nanti akan menembak mereka bertiga untuk memastikan mereka mati. Lagipula yang terpenting sekarang dia ingin membunuh Cynthia terlebih dulu dengan menyiksanya. Para pengawalnya juga tidak berbuat apa - apa. Mereka hanya berdiri saja untuk berjaga - jaga dan menunggu perintah. Mereka takut kena marah lagi.     

Pangeran Abbash berlari mengejar Cynthia  sambil berteriak, " Putri Cynthia larilah yang jauh! Aku akan segera datang." Katanya sambil melihat arah lari dari Cynthia. Cynthia berlari dengan meninggalkan jejak berupa patahan ranting yang dia terjang, semak yang rusak karena terjangan tubuhnya dan telapak kaki yang menjejak di tangan yang basah. Bahkan sepatunya terlihat tergeletak di atas tanah karena sepatu itu malah memperlambat langkah Cynthia.     

Tetapi walau bagaimanapun Cynthia berjalan cepat Pangeran Abbash ternyata dapat dengan mudah mengejarnya. Dalam sekejap dia sudah menemukan Cynthia yang sedang berdiri bersandar di pohon. Cynthia sudah sangat kelelahan dan tidak sanggup berjalan lagi. Kedua kakinya sudah berdarah - darah karena menginjak duri, bebatuan dan patahan ranting yang patah.  Mukanya pucat pasi. Ia sudah memegang perutnya yang terasa sakit. Air matanya sudah deras mengalir.     

Pangeran Abbash senang melihat wajah Cynthia yang pucat pasi ketakutan melihatnya.     

"Bagaimana sekarang Tuan Putri ? Siapa yang akan menolongmu? " Kata Pangeran Abbash sambil tertawa. Ia sangat menikmati ketakutan Cynthia. Pangeran Abbash juga sangat cerdas. Ia tahu sedari tadi Cynthia mencoba mengulur - ngulur waktu.      

"Suamiku yang akan menolongku. Dia akan datang untuk menolongku " Kata Cynthia  sambil mengeram laksana seekor harimau yang sedang terancam. Pangeran Abbash malah tertawa lebih keras lagi. Suaraya terdengar sangat mengerikan membuat orang menjadi tidak mengerti ketika menyaksikannya. Bagaimana bisa bibir merah yang begitu indah mengeluarkan suara yang begitu mengerikan.     

Pangeran Abbash seperti lagenda putri duyung yang beredar di kalangan para nelayan. Putri duyung sangat cantik tetapi kecantikannya menjerat para nelayan yang tertarik mendengar nyanyiannya lalu dia akan menarik nelayan itu dan memakannya. Pangeran Abbash sangat tampan tetapi Ia sungguh sangat jahat dan kejam.     

"Aku tahu kau sedang menunggu para pengawal dan suamimu.  Apa kau tidak tahu bahwa suamimu tidak akan pernah datang untuk menjemputmu? kata Pangeran Abbash sambil mengusap dagunya yang lancip indah.     

Cynthia terbeliak kaget mendengar kata-kata Pangeran Abbash. Matanya yang biru melotot"Apa yang kau maksud dengan tidak pernah datang untuk menjemput ku ?" Katanya dengan keringat dingin yang mulai mengaliri sekujur tubuhnya. Ia sedari tadi berusaha mengulur waktu agar Pangeran  Thalal dapat menyusulnya. Hawa dingin seakan menyelimuti tubuhnya. Badannya gemetar dengan pikiran yang galau antara ingin dan tidak untuk mendengar perkataan Pangeran Abbash selanjutnya.     

"Karena pengawalku sudah melumpuhkan semua pengawal Pangeran Thalal.   Suamimu tidak membawa pengawal sebanyak yang aku bawa.  Dan  perlu kau ketahui, Putri pintar. Para pengawalku mereka memiliki tingkat ilmu yang lebih tinggi dari para pengawal Pangeran Thalal, karena Aku melatih pengawalku sendiri dengan tangan besi. Mereka adalah mesin pembunuh untukku.      

Tadinya Aku menyewa empat orang itu untuk membunuh Kau dan suamimu agar Aku dan pengawalku tidak terlibat. Mengingat Aku masih ingin tinggal lebih lama di Korea. Tetapi karena mereka sangat bodoh terpaksa Aku turun tangan sendiri. Dan mungkin setelah membunuh kalian Aku harus segera pergi dari Korea." Kata Pangeran Abbash menyesali dirinya. Tahu empat orang yang disewanya tidak becus menangani Cynthia dari kemarin Ia sudah membunuh dengan tangannya sendiri.     

 "Nah begitulah  Putri Cynthia, Jadi kau jangan pernah berharap bahwa  mereka akan menyelamatkanmu. " Suara Pangeran Abbash seperti sebuah belati yang menusuk jantung Cynthia.     

"Kau ! Kau sudah membunuh suamiku " Suara Cynthia terbata - bata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.