CINTA SEORANG PANGERAN

Jangan Menilai Rendah Cintaku



Jangan Menilai Rendah Cintaku

0Pangeran Thalal terduduk kelelahan di ruangannya yang kacau balau. Meja kecil disampingnya tampak terjungkir dan tiang penyangga botol infusannya patah jadi dua. Jarum infusan yang dia tarik paksa dari tangannya menyisakan tetesan darah yang berceceran di lantai rumah sakit. Para pengawal yang berusaha menenangkan Pangeran Thalal tampak kewalahan. Kebetulan Amar malah sedang pergi ke air sehingga suasana semakin tidak terkendali.     
0

Ketika Ia mendengar langkah mendekat Ia berteriak, "Pergillah, menyingkirlah !! Aku tidak ingin melukai kalian. Aku hanya ingin melampiaskan amarahku seorang diri " Kata Pangeran Thalal sambil menutupi wajahnya.      

Andhara terdiam menatap wajah Pangeran Thalal yang begitu suram. Wajah tampan yang murah senyum itu kini lenyap bagaikan matahari yang tenggelam diwaktu sore. Jenggot dan cambangnya yang biasanya tercukur rapi kini tumbuh liar hanya dalam waktu dua hari ini. Pangeran Thalal tidak bersedia siapapun menyentuhnya. Ia bahkan tidak minum seteguk air pun. Ia terus mengamuk sepanjang hari. Amar berulang kali meringkusnya dan perawat menyuntikkan suntikan penenang. Tetapi ketika Pangeran Thalal siuman Ia kembali mengamuk.      

"Hamba membawa Yang Mulia Putri Cynthia" Andhara berkata perlahan.     

Wajah Pangeran Thalal menjadi tegang. Seketika Ia berdiri, tangannya meraba - raba tetapi sebuah kursi yang terpelanting menghalanginya hingga Ia kemudian hampir terjatuh. Andhara segera memburunya sambil menahan isak.     

Tetapi Ia tidak ingin menangis dihadapan majikannya. Andhara menoleh ke arah Cynthia. Cynthia berdiri dari kursi rodanya. Ia sampai lupa kalau kakinya terluka. Melihat suaminya hampir terjatuh karena tersandung kursi di depannya. Membuat air mata Cynthia langsung mengalir deras. Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan kanannya agar suara tangisnya tidak terdengar.     

Hati Cynthia perih bagaikan teriris sembilu. Ia hampir jatuh tersungkur di kaki Pangeran Thalal kalau saja Ia segera mencubit tangannya sendiri agar Ia tidak histeris karena penderitaan suaminya.     

"Cynthia.. dimana Kau? Apa kau baik - baik saja ?" Tanya Pangeran Thalal sambil melepaskan tangan Andhara yang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Pangeran Thalal kembali berjalan sambil meraba - raba mencari Cynthia.     

Cynthia menahan isak tangisnya sekuat tenaga, dengan suara serak Cynthia menjawab, " Hamba di sini Yang Mulia " Kata Cynthia sambil menyambut tangan Pangeran Thalal. Pangeran Thalal memegang tangan Cynthia lalu menariknya perlahan. Cynthia segera memeluk Pangeran Thalal dan kemudian menangis keras. Ia tidak tahan untuk tidak menangis. Ia tidak tahan lagi untuk berpura - pura tegar. Hatinya sangat terluka melihat kondisi suaminya yang begitu menyedihkan.     

Pangeran Thalal membiarkan Cynthia menangis. Ia terus mendekap Cynthia dengan erat seakan tidak ingin berpisah lagi.     

"Peluklah.. peluklah Aku sepuasmu, Cynthia. Menangislah sampai perasaanmu lega. Karena setelah kau memelukku dan menangisiku. Aku tidak akan menyalahkanmu jika Kau akan pergi meninggalkan Aku. Aku sekarang buta. Aku adalah pria yang cacat. Aku tidak sempurna. Aku tidak akan menahanmu untuk hidup di sisiku yang tunanetra.      

Aku melepaskanmu. Kau boleh pergi dari sisiku karena Aku hanya akan menyusahkan dan mempermalukanmu" Kata Pangeran Thalal sambil mengelus rambut Cynthia.      

Tangisan Cynthia langsung terhenti. Mukanya berubah menjadi merah padam dan tanpa bisa dicegah bahkan oleh Andhara yang berdiri siaga di samping mereka. Bukankah Nizam tadi berkata agar Ia mendampingi Cynthia dan Pangeran Thalal. Andhara melihat tangan Cynthia bergerak dan,     

"PLAK!! " Suara tamparan yang begitu keras menggema di setiap dinding kamar tempat Pangeran Thalal di rawat. Andhara sampai terlonjak kaget, Iqbal yang berdiri di depan pintu melongo dengan mulut terbuka lebar melihat Cynthia menampar pipi pangeran Thalal yang seputih kapas itu. Telapak tangan Cynthia langsung menghiasi muka brewokan itu.     

Pangeran Thalal mengaduh sambil memegang pipinya yang langsung terasa panas dan perih. Ia hanya terdiam tanpa bisa melihat wajah Cynthia yang sangat marah.     

Cynthia melepaskan pelukannya, " Aku menyesal telah bertemu untuk yang pertama kali denganmu dalam keadaan sempurna. Seharusnya Aku bertemu denganmu dalam keadaan buta seperti ini agar kau tahu kalau Aku mencintaimu bukan karena fisikmu." Nafas Cynthia tersenggal keras.     

Pangeran Thalal menjadi panik, Ia meraba - raba lagi untuk mencari tubuh Cynthia yang menjauhinya. "Aku.. Aku.." Pangeran Thalal tidak melanjutkan perkataanya karena Cynthia kembali berkata.     

"Teganya Kau menyuruhku pergi Yang Mulia. Bagaimana bisa seorang suami mengusir istrinya pergi untuk keegoisannya " Suara Cynthia terdengar menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya.     

"Aku tidak bermaksud seperti itu.. Aku tidak mengusirmu" Pangeran Thalal bersuara sangat perlahan hingga hampir berbisik.     

"Lalu apa bedanya dengan menyuruhku pergi. Mengapa hatimu begitu sempit. Mengapa kau malah memintaku untuk pergi mencari laki - laki lain. Kau sangat menjijikkan. Aku belum pernah bertemu dengan orang yang menjijikan seperti engkau. Apa bedanya Kau dengan Pangeran gila itu? Bahkan sekarang Aku berpikir kalau pangeran gila itu lebih baik darimu"     

Mata Pangeran Thalal yang tidak bisa melihat kini terasa panas. Genangan air mata mulai terlihat memenuhi permukaan matanya.     

"Kata -katamu begitu menyakitkan Cynthia. Mengapa kau berkata seperti itu?" Kata Pangeran Thalal sambil menahan sesak di dadanya.     

"Pangeran Abbash berjuang demi cintanya. Ia membunuh banyak orang karena ingin bersama Alena. Tetapi Kau malah ingin melepaskan Aku hanya karena kau tidak bisa melihat. How could be, Yang Mulia. Mengapa Kau begitu rendah memandang cintaku." Cyntia menutupi kedua mukanya dengan tangannya dan mulai menangis lirih.     

Dengan perasaan sangat pedih Pangeran Thalal memeluk Cynthia dalam kegelapan matanya. "Aku hanya sangat mencintaimu, Cynthia. Aku tidak ingin kau hidup menderita bersuamikan seseorang yang buta. Aku tidak ingin menjadi bebanmu"     

Cynthia malah meraung - raung mendengar kata - kata suaminya. " Bagaimana bisa kau mengira Aku akan menderita bersuamikan orang yang buta. Demi Tuhan pemilik alam semesta, Suamiku. Aku akan merasa sangat terhormat mendampingimu di dalam suka dan duka. Aku adalah istrimu, hambamu, Aku tidak perduli apapun kondisimu, sepanjang Kau mencintaiku maka Aku akan selalu ada disisimu" kata Cynthia sambil kemudian Ia menghujamkan ciumannya ke bibir Pangeran Thalal.     

Andhara langsung berlari keluar dan duduk di kursi depan. Ia menutupi mukanya dengan kedua tangannya, Ia menangis terisak - isak tidak tahan melihat kejadian yang membuat emosinya terkuras. Ia bukan Arani yang berhati batu. Ia adalah wanita biasa yang memiliki perasaan begitu halus. Indahnya cinta mereka bagaikan cerita dari negri dongeng.     

Iqbal hanya melongo sambil melihat suami istri yang saling bertangis - tangisan. Ia juga melihat Andhara yang duduk sambil ikut menangis. Bahkan kini Ia melihat para perawat yang ikutan terisak. Iqbal mengusap wajahnya yang brewokan dan berkumis. Andaikan Ia tidak brewokan dan berkumis Ia ingin ikut menangis. Tetapi Ia malu sama kumisnya sendiri. Ia lalu bersender di dinding sambil cepat - cepat menghapus sudut matanya yang mulai ikut basah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.