CINTA SEORANG PANGERAN

Takluknya Jonathan dikaki Istrinya



Takluknya Jonathan dikaki Istrinya

0Arani tampak gelisah dalam tidurnya. Ia terbangun dengan perasaan yang sangat aneh. Seumur hidupnya Ia tidak pernah merasakan seperti ini. Ia merasa sangat bergelora seperti debur ombak di lautan yang luas. Keringat seakan terus menetes membasahi tubuhnya. Arani menggeliat Ia merasakan tubuhnya sangat gatal. Jonathan tampak melirik tubuh istrinya yang sudah menggeliat - geliat seperti cacing kepanasan.     
0

Arani tidak mengerti apa yang sedang dirasakannya sehingga kemudian Ia berteriak, "Nathan.. apa yang terjadi pada tubuhku?" Kata Arani sambil melepaskan jubah kamarnya.      

"Kau kenapa ?" Jonathan berlagak bodoh sambil menghampiri istrinya. Ia masih memasang wajah keheranan sambil menatap istrinya.     

"Aku tidak tahu.. mengapa rasanya panas sekali.. " Kata Arani sambil memegang tangan Jonathan dan menariknya. Jonathan duduk di sisi ranjang sambil membiarkan tangan Arani memegang tangannya.     

"Aku menjadi sangat gatal.. dan aakh..kenapa jadi seperti ini " Arani tampak bangun dan mulai memeluk Jonathan. Ia membenamkan bibirnya ke mulut Jonathan dan mulai menciumnya dengan kasar.     

Jonathan jadi gelapan apalagi ketika kemudian tubuhnya dibanting oleh Arani ke atas ranjang dengan kuat sampai ranjang itu berderak, " Arani kau.. jangan terlalu kasar... Aku mmmff.." Jonathan tidak bisa berkata lagi ketika mulutnya dibungkam oleh Arani. Tangan Arani bergerak dengan cepat menarik pakaian Jonathan hingga robek dan melemparkannya ke bawah.      

Jonathan membeku ketika tangan Arani bergerak liar dibawah, Ia mengkerutkan tubuhnya merasakan sensasi yang baru pertama kali Ia rasakan. Tubuh Jonathan menggeliat dan gemetar. Ia merasakan sangat tegang luar biasa. Keringatnya mulai mengalir membasahi tubuhnya.     

Muka Jonathan semakin memerah ketika Arani terus bergerak tidak terkendali. " Arani kau.. sebentar beri Aku kesempatan untuk menarik nafas " Kata Jonathan tampak panik dengan kebuasan istrinya. Ia memang menginginkan Arani tapi bukan seperti ini. Jonathan berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuh istrinya. Ini bukanlah seperti yang dibayangkannya. Ia harusnya memegang kendali dan menuntun Arani bagaimana layaknya pria sejati.      

Tetapi kenyataannya jadi lain. Ia tidak bisa bergerak sedikitpun karena Arani terus menghimpit tubuhnya. Apalagi ketika kemudian Arani terus mendesah dan mengerang menuntut Jonathan untuk memasuki tubuhnya. Bibir Arani menekan kulit lehernya dengan keras dan Ia berusaha memposisikan tubuh Jonathan pada tubuhnya. Jonathan jadi menggeliat Ia ingin menukar posisi mereka. Mengambil kesucian istrinya dengan posisi Ia dibawah bukanlah hal yang bagus. Ia harus memegang kendali.     

"Biarkan Aku berada di atas, Sayangku..turunlah dulu " Kata Jonathan membujuk Arani sambil berusaha menurunkan tubuh istrinya dari atas tubuhnya. Tapi tubuh istrinya setegar batu karang. Arani malah menghujamkan gigitannya ke leher Jonathan membuat Jonathan memekik. "Akh... Arani it's hurt.. What are you doing " Kata Jonathan semakin panik.     

"Diamlah..diam. Jangan banyak bergerak.. Kau membuatku kesulitan. Buka kakimu!!." Kata Arani sambil melebarkan kaki suaminya.      

"Tidak !! Jangan..Akh..Kau !!" Mata Jonathan terbelalak ketika tubuh Arani menghujam dengan kuat ke depan. Arani memekik sambil mencengkram bahu suaminya dengan kuat. Air matanya langsung mengalir. Bibirnya gemetar. " Saakiit...Nathan.. Aakh.." Tubuh Arani menggeliat. Tentu saja Arani sangat kesakitan karena tubuh Arani terhujam sampai setengahnya.     

Jonathan pucat pasi, Ia merasakan perih yang mendera bagian bawah tubuhnya. Ia terjepit sangat ketat. Jonathan tidak tahan untuk tidak merintih. "Diamlah Arani.. diam jangan bergerak. Biarkan Aku melembabkanmu dulu.." Kata Jonathan sambil menggerakkan tangannya di bawah. Tapi Arani malah menarik tangan Jonathan dengan kasar. Ia terlihat sangat tidak sabar.     

Mukanya sangat merah. Matanya yang indah dan tajam itu tampak bersinar semakin tajam seakan ingin membakar semua yang dilihatnya. Hidungnya yang mancung tertetesi keringat yang mengalir dari keningnya. Bibirnya gemetar dan air mata mengalir membasahi pipinya. Ia merasakan kesakitan yang teramat sangat tetapi ada desakan yang tidak dapat Ia tahan. Ia ingin membenamkan seluruh tubuhnya ke tubuh suaminya.     

Ketika tubuh Arani bergerak ke atas, Jonathan tampak panik, " Sayangku.. sweethearth.. hati - hati! Jangan terlalu kuat nanti kau akan robek. Sayangku.. pelan..pelan..Auch.. Arani. AAKH..... Jonathan terpekik ketika dengan sekali hentakan tubuh Arani menekan sekuat tenaga ke depan.      

Ada yang robek dengan hebat hingga darah seketika mengalir bagaikan aliran sungai yang deras.. Arani meraung bagaikan harimau lapar. Tubuhnya meronta dengan kuat. Tubuh Jonathan membeku merasakan ada yang mengaliri tubuhnya. Dan Jonathan langsung menyadari bahwa itu adalah darah.     

Ia memeluk tubuh Arani dan mulai menangis, "Maafkan Aku sayang.. Aku salah.. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Izinkan Aku berada di atas. Aku berjanji akan mengurangi rasa sakitnya " Kata Jonathan sambil mengusap punggung Arani. Arani membenamkan mukanya dileher Jonathan sambil menangis meraung - raung. Rasa sakit yang Ia rasakan seakan ingin mencabut nyawanya. Ia kemudian pasrah ketika Jonathan membalikkan posisi tubuhnya.     

Arani menggeliat berada di bawah tubuh suaminya. Jonathan terdiam membiarkan tubuh Arani terbiasa menerima kehadiran tubuhnya. Ia mengelus kepala Arani. Arani sudah menghentikan raungannya hanya isak tangisnya  yang masih terdengar lirih. Sesekali dia merintih kesakitan. " Saakiit...it's hurt" Katanya mengadukan kesakitannya kepada Jonathan.     

"Iya.. Aku tahu. Maafkan Aku sweety. Aku tidak akan bergerak sampai kau merasa nyaman" Kata Jonathan sambil mengelus - ngelus bahu Arani dengan lembut. Ketika dilihatnya tubuh Arani sudah sedikit tenang Ia mulai menurunkan kembali tubuhnya dengan lembut. Ketika Arani merengek kesakitan Jonathan menahannya sambil terus mencumbunya.     

Arani mengerang ketika Jonathan membenamkan seluruh tubuhnya di bawah. Matanya terbeliak dengan mulut terbuka lebar dan Jonathan mulai menggerakan tubuhnya naik turun. Arani mulanya meronta kesakitan tetapi kemudian Ia malah menggerakan tubuhnya dengan kuat. Sampai sesaat kemudian tubuh Jonathan terjerembab ke atas tubuhnya. Erangan pada mulut Jonathan menunjukkan bahwa Ia sangat menikmatik klimaks yang Ia peroleh dari istrinya. Tetapi Arani masih ingin bergerak.     

Arani mengerutkan kening melihat tubuh Jonathan terkulai kelelahan. Ia segera mendorong tubuh Jonathan ke bawah dan mulai menaikinya kembali. Jonathan terkejut, " Apa ??  Ada Apa ??"     

"Aku mau lagi " Kata Arani sambil kembali mencium Jonathan. "Honey... Aku!! " Jonathan tampak panik kembali. Ia ingin bangun tetapi Arani menahan dadanya dengan sebelah tangannya dengan kuat. Jonathan bagaikan di tahan oleh kaki gajah. Tubuhnya tidak bisa bergerak saking kuatnya tenaga Arani menahan dadanya. Apalagi ketika tangan Arani yang satunya lagi bergerak menelusuri tubuhnya dan Jonathan memekik tertahan ketika tangan Arani bergerak membangkitkannya kembali.     

"Jangan sayang.. Arani kau masih robek.. nanti robekannya akan semakin lebar" Kata Jonathan sambil terengah - engah tetapi Ia tidak berdaya ketika tubuhnya kembali memanas. Dia Ia sama sekali tidak berdaya ketika kali ini Arani bergerak liar di atas tubuhnya. Ia hanya bisa mengkerut sambil menikmati. Hingga kali ini tubuh Arani yang terjerembab sambil memekik melepaskan gelora di dadanya.     

Sesaat suasana sangat hening, Arani terkapar di samping tubuhnya yang berkeringat. Jonathan tersenyum penuh kepuasan. Ia lalu bergerak meraih pakaiannya yang compang - camping di robek Arani. Tetapi hampir lepas nyawa Jonathan ketika kaki Arani tiba - tiba bergerak menahan tubuhnya yang bergerak akan bangun. Mulut Jonathan terbuka lebar ketika Arani malah kembali bangun dan kembali menahan dadanya. " Ya Tuhan.. Sweetheart, Apa Kau mau lagi.. Arani Aku sudah tidak sanggup lagi.." Kata Jonathan sambil melotot melihat Arani kembali meneduhi tubuhnya. Jonathan hanya bisa mengejang ketika Arani kembali bergerak liar.     

Waktu seakan berjalan lambat bagi Jonathan, Ia sudah sangat kelelahan. Lututnya gemetar tetapi Arani masih tidak mau berhenti. Jonathan tidak bisa menghitung berapa kali Ia dipaksa untuk bangkit. Setiap kali Ia terkulai kelelahan maka Arani akan kembali memaksanya untuk bangun.     

Hingga akhirnya Arani akhirnya tertidur kelelahan dan tubuh Jonathan remuk redam. Jonathan terbaring dengan tubuh luluh lantak. Ia bagaikan habis terkena sapuan angin tornando. Sekujur tubuhnya sakit dan bibirnya bahkan berdarah karena gigitan istrinya.     

Kalau setiap malam Ia harus melayani Arani seperti ini maka tidak akan berapa lama Ia akan RIP. Jonathan meringis ketika Ia menarik kakinya yang terasa tidak bertulang. Jonathan menatap tubuh bagian bawahnya yang sudah kelelahan setengah mati karena melaksanakan tugas sucinya. Andaikan tubuhnya itu bisa berbicara pasti Ia sudah berteriak minta ampun sedari tadi. Entah mana yang lebih parah saat Ia dihajar Pangeran Abbash atau saat Ia dihajar istrinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.