CINTA SEORANG PANGERAN

Kalian Memanfaatkan Aku, Demi Kakak Putri Alena



Kalian Memanfaatkan Aku, Demi Kakak Putri Alena

0Cynthia mengikuti Pangeran Thalal yang sedang dalam kondisi sangat marah. Wajah Pangeran Thalal tampak muram dan keruh. Bibirnya terkatup rapat dan Ia berjalan sambil meraba - raba membuat Cynthia tidak tahan untuk tidak menangis. Para pelayan berjalan di depan Pangeran Thalal sehingga Pangeran Thalal mengikuti pelayan itu dari belakang.      
0

Sesampainya di kamar Pangeran Thalal langsung terduduk dikursi sambil terdiam. Dengan perlahan Cynthia duduk di sampingnya dan ikut terdiam. Sesaat suasana begitu hening hanya nafas mereka yang terdengar. Seakan ada timbunan salju disekililing mereka yang menjadikan mereka seakan duduk membeku dengan tatapan mata sedingin salju itu.     

Setelah beberapa lama Cynthia mengambil minuman untuk Pangeran Thalal. "Minumlah, agar hatimu menjadi tenang. Kau begitu banyak memendam amarah. Aku sampai tidak mengenalimu lagi. Aku kehilangan Pangeran Thalal yang baik hati dan murah senyum. Aku kehilangan Pangeran Thalal yang penyabar dan penyayang." Kata Cynthia sambil mengelus tangan suaminya.     

Pangeran Thalal melengos dan tidak memperdulikan kata - kata istrinya. Permasalahan yang menimpanya secara bertubi - tubi membuat Ia menjadi kehilangan kepercayaan dirinya sendiri.      

"Aku telah kehilangan segalanya, Cynthia " Suara Pangeran Thalal begitu sedih     

"Kau kehilangan apa Yang Mulia ? Kau masih memiliki Aku di sisimu, dan memiliki anak, buah hati kita dalam kandunganku " Kata Cynthia mencoba membujuk suaminya.     

"Aku telah kehilangan kepercayaan diriku. Aku kehilangan wibawaku sebagai seorang laki - laki dan Aku telah kehilangan jati diriku. Aku tidak bisa menentukan nasibku sendiri sekarang. Aku telah dikendalikan oleh orang "     

"Siapa orang itu ? Apakah yang kau maksud adalah Kakak Yang Mulia ? Nizam ?" Cynthia merasa sedikit emosi mendengar Pangeran Thalal berkata seperti itu.     

Pangeran Thalal tidak menjawab. Ia terdiam kembali. Dan Cynthia sudah memahami apa yang dipikirkan oleh suaminya. Ia mengerti suaminya sedang sangat emosi. Karena dari nada bicaranya baru kali ini Pangeran Thalal kesal dengan Nizam. Selama ini Pangeran Thalal selalu menghormati Nizam. Ia sangat mengidolakan kakaknya itu. Bahkan dalam mencintai seorang wanitapun, Pangeran Thalal memilih wanita yang mirip dengan kakaknya itu.     

Cynthia sangat mengagumi rasa hormat suaminya terhadap kakaknya. Sekarang terlihat kalau Pangeran Thalal sedang membenci Nizam. Pangeran Thalal menganggap bahwa Nizam terlalu turut campur dalam kehidupannya. Pangeran Thalal menganggap bahwa Nizam memaksakan kehendaknya dan mengabaikan perasaannya.     

"Kakak Yang Mulia adalah orang yang paling sangat bertanggung jawab. Kau tahu ? Sudah dua hari si kembar sakit tetapi selaku ayah Ia tidak berada disamping Alena untuk memantau anak - anaknya. Ia lebih memilih berada disisi adiknya sendiri untuk memastikan keamananmu dalam pengobatan. Ia tidak mempercayai siapapun. Ia ingin selalu di sisimu.     

Apakah Yang Mulia tahu bagaimana gelisahnya Nizam, Kakak Yang Mulia itu. Setiap kali melihat para ahli  mengangkat tangan tanda menyerah di saat mereka tidak dapat mengobati Yang Mulia. Lalu bagaimana bisa Yang Mulia ? Orang seperti itu disebut ingin mengendalikan Yang Mulia. "     

Pangeran Thalal bagaikan orang yang baru mendapat pukulan telak. Kata - kata Cynthia sangat menoreh hatinya. Ia merasa hatinya bagaikan diremas - remas. Tiba - tiba Pangeran Thalal berbalik dan Ia memeluk istrinya sambil menangis.     

"Demi Tuhan Cynthia, apapun yang terjadi. Jangan kau suruh Aku menikahi wanita itu. Aku tidak akan sanggup. Aku tidak memiliki ruang dihatiku untuk wanita lain. Aku juga tidak ingin menyakitimu "     

"Tetapi Aku tidak merasa tersakiti " Cynthia berkata dengan hati tegar. Kata - kata Cynthia membuat Pangeran Thalal menjadi panik.     

"Tidak.. tidak..jangan kau mengatakan seperti itu. Sebenarnya ketika akan Aku menikahi wanita selain dirimu Aku menyakiti diriku sendiri. Cynthia, Kami Para Pangeran Azura selama ini tidak pernah mengenal apa itu cinta. Kami menikah berdasarkan perintah adat, perintah orang tua dan perintah kerajaan. Pernikahan kami pernikahan yang berdasarkan perjanjian, berdasarkan suatu kesepakatan. Kesepakatan yang menguntungkan bagi pihak kerajaan dan bukan bagi kami pengantinya. Aku beruntung mengenalmu dan menikahimu karena Aku mencintaimu.      

Kalau sekarang Aku harus menikah lagi dengan alasan karena Ia bisa mengobatiku maka Aku sungguh tidak sanggup. Biarlah Aku buta selamanya Cynthia " Kata Pangeran Thalal sambil menangis sedih.     

"Jangan seperti anak kecil Yang Mulia. Kau tidak harus menikahi Zarina hanya untuk diobati olehnya" Kata Cynthia sambil mengelus punggung Pangeran Thalal. Kemudian Ia melanjutkan perkataannya.     

"Lagipula Zarina pasti tidak akan mau memaksakan kehendaknya kepadamu. Aku lihat Zarina bukanlah orang yang ambisius. Ia bahkan sudah dalam posisi siap meninggalkan rumah Nizam karena Ia tidak mau menyakiti kita. Jadi Yang Mulia, Aku mohon tetap untuk tenang "     

Pangeran Thalal semakin erat memeluk Cynthia, "Kau tidak tahu Kakakku seperti apa. Jika dia menginginkan sesuatu asalkan tidak bertentangan dengan moral maka Ia akan terus memaksakan kehendaknya. Ia sanggup meracuni pikiran siapapun agar mengikuti kehendaknya. Dia sangat menakutkan " Kata Pangeran Thalal.     

"Aku tahu itu. Tetapi mengapa Yang Mulia beranggapan bahwa Nizam akan memintamu untuk menikah dengan Zarina. Lagipula mengapa Yang Mulia begitu yakin kalau Zarina benar - benar dapat menyembuhkan Yang Mulia. Zarina hanya memiliki tanda aneh itu, belum terbukti Ia dapat menyembuhkan Yang Mulia." Untuk saat ini Cynthia tidak mengerti. Cynthia dan Pangeran Thalal pergi disaat Mr. Sanjay belum memastikan      

"Kakak Nizam sangat tajam firasatnya, Ia tidak akan semata - mata mengizinkan Zarina tinggal kalau Kakak Nizam tidak memiliki firasat yang aneh tentang Zarina. "     

"Firasat.. firasat.. sungguh Aku tidak memahami prilaku kalian. Sebenarnya apa yang akan terjadi dengan Zarina dalam firasat Nizam. Lalu mengapa Yang Mulia tetap beranggapan bahwa Nizam akan memaksa Yang Mulia untuk menikahi Zarina. Ya Tuhan.. bisa pecah kepalaku. Saat ini Aku merasa ingin sekali memiliki otak Alena. Alenaku yang tidak akan ambil pusing dengan masalah ini. Alenaku yang selalu memiliki pemikiran cemerlang disaat terdesak " Cynthia mengurut - urut kepalanya sendiri.     

"Cynthia, Jika Zarina dapat menyembuhkan Aku dan kemudian dia mengobati Aku maka Aku pasti harus menikahinya terlebih dahulu sebelum Ia mengobatiku "     

"Tetapi mengapa ? Ada apa ? Aku tidak mengerti ? "     

"Selama Mr. Sanjay mengobatiku, Aku dalam keadaan tidak berpakaian sempurna. Aku hanya mengenakan kain yang menutupi aurat vitalku dan Mr. Sanjay melakukan penekanan dengan jarinya hampir diseluruh tubuhku. Kau dapat bayangkan bagaimana kalau orang yang akan mengobatiku itu Zarina."     

Cynthia langsung terdiam, mukanya merah, dadanya tiba - tiba terasa sakit dan sesak. " Aku tidak tahu mengapa pengobatannya seperti itu. "     

"Ya... bahkan Kau juga harus tahu kalau terkadang untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya, Mr Sanjay juga harus melepaskan pakaian luarnya. Jadi bagaimana bisa pengobatan itu dilakukan oleh orang yang berbeda jenis kelamin. Kau pikir kalau benar Zarina memiliki warisan ilmu dari kakeknya mengapa Ia tidak diminta Kakeknya untuk menjadi seorang ahli pengobatan.      

Itu karena Ia seorang perempuan dan kakeknya tahu itu makanya Ia tidak menyuruh Zarina menjadi penerusnya " Pangeran Thalal berbicara panjang lebar.     

"Yang Mulia kalau begitu hanya untuk kesembuhanmu, bagaimana kalau Kau menikah dulu dengan Zarina lalu kemudian Yang Mulia ceraikan " Cynthia tiba - tiba memberikan idenya.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya, " Tidak ada pernikahan dengan cara seperti itu. Pernikahan itu tidak berlaku jika kita menetapkan suatu persyaratan akan bercerai sesudahnya. Kakak Nizam tidak akan menyetujui itu. Aku juga tidak mau karena melanggar itu"     

"Lalu bagaimana lagi ? Aku tidak ingin Kau nanti tidak dapat melihat anak - anak kita. Ya Tuhan.. suamiku Pangeran Thalal apakah Yang Mulia ingin selamanya buta ?"     

"Aku tidak keberatan " Pangeran Thalal menjawab pendek     

"Tapi Aku dan kakakmu keberatan" Cynthia tetap bersikeras     

"Apa kalian mau berkomplot untuk menekanku ?" Kata Pangeran Thalal dengan buas.     

"Ini untuk kebaikan kita bersama. Kau harus tahu kalau Kau tidak bisa melihat maka Yang Mulia tidak akan pernah menjadi perdana menteri?"     

"Kau... kau wanita yang mengerikan. Mengapa Kau selalu bisa cepat membaca situasi " Pangeran Thalal berteriak putus asa mendengar kata - kata istrinya. Kali ini Pangeran Thalal bukan mengaguminya tapi Ia malah merasa ngeri dengan otak istrinya. Dan  Pangeran Thalal juga bukan orang yang bodoh.     

"Ya..ya Aku tahu kalau Kau dan Kakak Nizam berniat hendak memanfaatkan Aku. Kalian ingin melindungi orang yang sama. Demi Kakak Alena, Kalian hendak menekanku. Sungguh Aku adalah orang yang sangat tidak berharga " Pangeran Thalal berteriak histeris.      

"Apa maksudmu ?" Cynthia menegakkan tubuhnya seketika mendengar perkataan suaminya. Ia seperti ular kobra yang mengembangkan sayap pada mukanya ketika terdesak dalam bahaya.     

"Jangan Kalian pikir Aku adalah orang yang bodoh. Aku tahu Kalian, Yaitu Kau dan Kakak Nizam bersikeras untuk menyebuhkan Aku hanya untuk melancarkan Aku menjadi perdana mentri. Kalian ingin melakukan revolusi bersama agar Kakak Nizam dapat membubarkan harem sehingga Kakak Nizam hanya memiliki  Kakak putri Alena.     

Kalian melindungi Kakak Putri Alena tetapi mengorbankan perasaanku. Kakak Nizam tahu persis kalau Aku menjadi Perdana Mentri maka yang akan bergerak adalah Kau. Dan Aku hanya akan menjalankan perintahmu. Aku membenci Kalian berdua !! " Pangeran Thalal berkata dengan sangat pedas hinggal Cynthia tidak mampu berkata hanya menatap suaminya dengan hati hancur.     

"Tidak !! Tidak seperti itu. Yang Mulia tolong untuk tenang dan berpikir jernih " Cynthia memegang tangan Pangeran Thalal tetapi Pangeran Thalal malah menepiskan tangan Cynthia.      

"Aku tidak akan pernah memaafkan Kalian jika Kalian memaksaku untuk menikahi Zarina. " Pangeran Thalal berdiri dan segera pergi ke atas ranjang dan berbaring. Ia sama sekali tidak ingin berbicara lagi walaupun Cynthia memanggilnya lagi. Pangeran Thalal malah membalikkan tubuhnya dan mulai tertidur dengan perasaan kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.