CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Bisa Melihat Lagi



Aku Bisa Melihat Lagi

0Cynthia terduduk dengan lemas, Ia hampir saja histeris kalau saja Mr. Sanjay tidak mengingatkannya. " Tolong Tuan Putri untuk tidak mengganggu jalannya pengobatan Yang Mulia Pangeran Thalal karena jika hal ini terjadi maka akan membuat pengobatannya gagal dan Yang Mulia Pangeran Thalal akan menjadi buta selamanya." Kata - kata  Mr. Sanjay langsung menelan apapun yang hendak Cynthia ucapkan. Ia akhirnya hanya duduk dengan lemas menyaksikan Zarina yang mulai duduk di depan suaminya.     
0

Pangeran Thalal masih memejamkan matanya dan Zarina terlihat mengusap dada Pangeran Thalal dengan kedua telapak tangannya. Zarina kembali menyalurkan tenaga dalamnya. Berkali - kali Zarina menggerakkan tangannya di udara seakan - akan sedang melakukan gerakan tarian yang tidak diketahui oleh Cynthia.     

Dan setelah beberapa gerakan lalu Zarina menempelkan kedua telapak tangannya dan kembali menyalurkan tenaganya. Demikian terus menerus hingga Zarina merasakan badannya berkeringat deras. Nafasnya sedikit terengah - engah karena memang Zarina masih belum terbiasa menyalurkan tenaga dalam.     

Pangeran Thalal merasakan tubuhnya semakin ringan dan Ia merasakan hawa dingin dan panas yang bergantian mengalir ke dalam tubuhnya. Pangeran Thalal juga merasakan bahwa tenaga dalamnya bertambah berkali lipat. Ia merasakan tenaga dalam Zarina masuk melalui beberapa titik tubuhnya sebelum kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya. Mr. Sanjay mengatakan bahwa Zarina harus terus menyalurkan tenaga dalamnya sampai Zarina merasa sangat lemas.      

Dan ketika Zarina sudah merasakan kelelahan yang teramat sangat maka Ia segera memejamkan matanya.Mata Zarina terpejam rapat dan selanjutnya  Ia menggunakan nalurinya untuk membaca titik akupuntur pada tubuh Pangaren Thalal. Zarina menelusuri tubuh Pangeran Thalal mencari titik Akupunturnya lalu dengan ibu jarinya Ia melakukan penekanan dengan cara memutarkan ibu jarinya di titik tersebut. Pangeran Thalal tampak menahan rasa sakit ketika Zarina menekan titik - titik Akupuntur tubuhnya.      

Cynthia memalingkan mukanya ketika melihat Zarina melakukan sentuhan pada tubuh suaminya. Rasa sakit menjalar hampir ke sekujur tubuhnya dan bermuara di hatinya. Ia merasakan hatinya bagaikan di cabik - cabik sebilah pedang. Ia tidak dapat menahan sakitnya hingga air matanya mengalir. Cynthia menggigit bibirnya dan melihat ke arah pohon cemara yang berderet di depan ruangan ini. Pucuknya bergoyang di hembus angin dan menggugurkan beberapa daun membuat hati Cynthia semakin terasa sakit.     

Cynthia tahu bahwa Pangeran Thalal sedang dalam keadaan tidak sadar. Cynthia juga tahu ini dalam keadaan darurat. Tapi Ia juga wanita biasa yang memiliki perasaan dimana perasaan Cynthia itu lebih peka dibandingkan perasaan Alena. Hati Cythia lebih mudah tersentuh walaupun Ia terlihat lebih galak dari Alena.     

Cynthia menutup mulutnya dan Ia segera menghapus air matanya, Lalu Ia berkata kepada Mr. Sanjay tetapi Mr. Sanjay tampak menyimpan jari telunjuknya di bibirnya. Rupanya Mr. Sanjay tampak sedang konsentrasi dan tidak ingin diganggu. Mr. Sanjay malah menunjuk ke arah televisi. Cynthia melihat Pangeran Thalal sedang duduk bersila dihadapan Zarina dan Zarina tampak sedang memijat kedua pelipis mata Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal merasakan kehangatan yang mengaliri kedua matanya yang sedang terpejam. Masing - masing telunjuk dan jari tengah Zarina memijat dengan cara menekan dan memutarnya di pelipis itu. Pangeran Thalal seperti merasakan ada cahaya yang mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam matanya. Sinar hitam berganti menjadi putih dan kemudian semua warna masuk perlahan - lahan satu demi satu, merah, kuning, biru, ungu, jingga, hijau, abu - abu dan seluruh warna yang pernah muncul dalam kehidupan Pangaren Thalal.     

Pangeran Thalal kemudian merasakan silau dari berkas lampu yang tiba - tiba masuk ke dalam matanya. Matanya secara refleks mengerjap - ngerjap dan Ia lalu membuka matanya. Zarina menghentikan gerakan tangannya. Ia melihat Pangeran Thalal mulai membuka matanya. Dan Mata Pangeran Thalal langsung menatapnya walaupun pada mulanya Ia merasa kesulitan. Zarina lalu menutup mata Pangeran Thalal dengan kedua tangannya.     

Suara Zarina tampak gemetar ketika Ia berkata, " Hati - hati Yang Mulia, Jangan terlalu dipaksa membuka mata Yang Mulia. Sudah hampir sebulan Yang Mulia berada dalam kegelapan. Jika dibuka secara langsung maka sinar yang masuk ke dalam kornea mata Yang Mulia akan menyakiti Yang Mulia."     

Pangeran Thalal memegang jemari Zarina yang menutup matanya. Ia lalu menurunkannya dengan perlahan. Seraut wajah cantik tampak muncul dihadapannya. Mata yang lebar dinaungi bulu mata yang lentik, wajah yang oval dan hidung yang teramat mancung. Bibir sedikit tebal dan merah. Rambut hitam lebat diikat memperlihatkan lehernya yang jenjang mulus.     

Tangan Pangeran Thalal membelai pipi Zarina dengan lembut dan tersenyum sangat manis. " Zarina, istriku. Aku dapat melihat kembali " Kata Pangeran Thalal sambil menatap Zarina. Zarina terbelalak lalu tanpa dapat di tahan Ia segera memeluk Pangeran Thalal dan menangis tersedu - sedu. Ia merasakan kebahagian yang sangat berlipat ganda.     

Ia mengucapkan syukur kepada Tuhan dengan kesembuhan Pangeran Thalal. Sambil memeluk Pangeran Thalal, Zarina melambaikan tangan ke arah kamera CCTV. Ia meminta Nizam agar segera menyuruh Rafiq masuk datang dan segera menyadarkan Pangeran Thalal dari hipnotisnya.     

Tetapi alangkah terkejutnya Zarina karena yang datang hanylah Mr. Sanjay dan Cynthia. Pangeran Thalal dan Zarina saling melepaskan pelukan dan reaksi Pangeran Thalal ketika melihat Cynthia adalah terpekik kaget dan segera menyambar kain yang ada di dekatnya.     

"Masya Alloh. Siapakah dia? Mengapa ada wanita lain yang masuk ke dalam kamar ini sedangkan Aku tidak berpakaian. Zarina .. !! " Pangeran Thalal berteriak kepada Zarina sambil memalingkan mukanya dan merunduk agar tubuhnya tidak terlihat.     

Cynthia berdiri terpaku dan melelehkan air mata. Seakan tidak mendengar perkataan Pangeran Thalal yang berjalan mendekati suaminya dan berkata dengan suara gemetar. " Yang Mulia Pangeran Thalal. Apakah Yang Mulia sudah dapat melihat kembali? " Kata Cynthia sambil mengulurkan tangannya. Tetapi Pangeran Thalal malah menepiskan tangannya. Dan bergerak menjauh.     

"Kau siapa ?? Aku tidak mengenalimu ? Apa urusan denganmu tentang kesembuhan mataku. Menyingkirlah dari hadapanku !" Kata Pangeran Thalal bagaikan suara sembilu yang menyayat hati.     

Zarina melihat adegan di depan mata yang tidak sesuai skenario langsung berteriak. "Mana Tuan Rafiq ?? Yang Mulia Nizam.." Kata Zarina sambil menatap ke arah Nizma yang baru datang.     

Nizam malah menatap Zarina dengan wajah kuyu dan Ia berkata lemas, " Rafiq sudah mati di racun orang "     

"TIIDAAAK !!! " Zarina malah berteriak histeris dan langsung terkulai pingsan tetapi di saat tubuhnya hampir terjatuh Pangeran Thalal langsung menangkap tubuhnya dan membopongnya.      

Pangeran Thalal menatap semua orang dengan pandangan mata nanar dan penuh amarah, " Istriku sedang kelelahan setelah mengobatiku, Mengapa Kalian tidak berperasaan dengan menerobos masuk ke dalam. Keluarlah Semua Kalian !!     

Maafkan Aku Kakak.. Aku mohon keluarlah ? Siapakah Rafiq dan mengapa Ia membuat istriku pingsan. Aku tidak mengerti.." Kata Pangeran Thalal tampak marah dan kebingungan. Mr. Sanjay segera memberikan isyarat agar keluar dari kamar dengan perlahan. Melihat betapa seriusnya wajah Mr. Sanjay maka Cynthia dan Nizam segera keluar dari kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.