CINTA SEORANG PANGERAN

Keterkejutan Jonathan



Keterkejutan Jonathan

0Jonathan sedang membahas tentang suatu materi dengan teman - temannya di suatu sudut ruangan kelas yang baru saja digunakan untuk mengadakan sidang semu sebagai latihan dari suatu sidang yang sebenarnya. Ketika dilihatnya temannya datang sambil membawa empat botol minuman soda.     
0

"Terima kasih, Ronald. Kau sungguh teman yang berguna " Kata Jonathan sambil mengambil botol minuman itu satu lalu meminumnya langsung sambil melanjutkan kembali diskusinya.     

"Kalian tidak tahu apa yang terjadi di Cafetaria tadi. " Kata Ronald sambil duduk diantara Jonathan dan Derry.     

"Apa yang biasanya terjadi di kantin? banyak gadis - gadis cantik yang menarik hati ? Atau melihat orang yang sibuk berpacaran ?' Jonathan tampak malas mendengarkan cerita temannya.     

"Ini tentang Alena, gadis yang selama ini Kau cintai ? Apa kau sudah tidak tertarik lagi kepadanya ?" Kata Ronald. Jonathan yang sedang menekuni literasi bacaannya langsung tengadah dengan mata sedikit terbelalak. Ia tidak tahu kalau Alena dan Nizam pergi ke kampus juga. kalau tahu seperti itu, mengapa tidak barengan saja.     

"Oh ya ? Apakah Alena pergi bersama suaminya ?' Kata Jonathan sambil kemudian mentertawakan kebodohannya sendiri. Ia merasa pertanyaannya sangat bodoh. Bagaimana mungkin Ia bertanya seperti itu kalau Ia tahu bahwa Nizam tidak akan pernah mengizinkan Alena pergi seorang diri.     

Tapi Jonathan kemudian tersedak ketika mendengar Ronald berkata lagi, " Dia terlihat bersama Cynthia dan beberapa pengawalnya. Dan Kau harus mendengarkan Aku bicara. Walaupun untuk kali ini. " Ronald kemudian bercerita secara terperinci. Wajah Jonathan tampak sangat tegang hingga Ia berdiri dan Ia hampir semaput ketika Ronald bercerita  sampai ke bagian ini,     

"Kau harus tahu. Ada wanita yang begitu cantik jelita. Berambut cepak. Berkulit seperti tembaga dan bersinar bagaikan berlian. Aku tidak pernah bertemu dengan wanita seperti itu. Ia berkelahi dengan wanita hamil itu dengan gagah perkasa. Kami semua sebenarnya sangat heran melihat wanita hamil bisa berkelahi seperti itu. dan Si wanita itu menyerangnya bertubi - tubi. Aku pikir kejadian ini diluar nalar kita bersama.     

Seorang wanita hamil tidak mungkin berkelahi melawan beberapa orang. tetapi Wanita cantik itu terlihat terus menyerang Wanita hamil itu. Hingga kemudian wanita hamil itu terjatuh dan kemudian mengalami pendarahan..."     

Ronald tidak melanjutkan perkataannya karena kemudian Jonathan berkata dengan suara gugup dan panik. "Apakah wanita itu tidak terluka ? Dimana dia? " Pertanyaan Jonathan bertubi - tubi kepada Ronald     

"Siapa yang Kau maksud dengan wanita yang terluka itu ? Apakah wanita yang sedang hamil atau wanita yang menyerangnya ? Aku sungguh tidak mengerti. Wanita hamil itu memiliki keterampilan bela diri yang begitu baik dan Ia juga memiliki tenaga yang luar biasa kuat. Ia berkelahi sambil membopong Alena" Ronald berkata dengan berapi - api     

"Aku tidak perduli dengan wanita hamil itu. Aku hanya ingin tahu tentang wanita yang berambut cepak itu " Kata Jonathan dengan wajah tegang.     

"Heran.. mengapa Kau bertanya tentang wanita berambut cepak itu ? Mengapa Kau tidak bertanya tentang wanita hamil ?" Kata Ronald.     

"Karena wanita yang berambut cepak  itu kemungkinan adalah istriku. Ceritakan lagi cepat, secara garis besarnya ? " Kata Jonathan dengan perasaan tak menentu.     

Firasatnya langsung buruk. Sebaliknya Ronald terlihat sangat terkejut mendengar Jonathan sudah menikah. Karena memang pada waktu Jonathan dan Arani menikah.   Hampir dipastikan, Jonathan  tidak mengundang semua teman-teman satu kampusnya. Jonathan merasa tidak enak karena Ia menikah di rumah Nizam yang privacy-nya sangat terjaga.     

Kemudian Jonathan berkata kepada teman-temannya, "Aku minta maaf kepada kalian karena sebenarnya aku sudah menikah. Dan istriku itu adalah asisten nya dari Nizam." kata Jonathan.     

kemudian Jack yang dari tadi menemani Jonathan untuk berdiskusi lalu berkata dengan sangat kaget,     

"Aku sungguh tidak percaya mendengar kau menikah dengan wanita lain. Seingat aku, Kau sangat tergila-gila kepada Alena. Dan kau tidak pernah berkencan dengan siapapun, sampai-sampai kami mengira bahwa kau sudah gila alias tidak waras,"  kata Jack sambil memperhatikan Jonathan dengan sangat penasaran.     

Jonathan sendiri sebenarnya tidak ingin bercerita banyak kepada teman-temannya karena selain ini adalah masalah pribadi. Ia juga sedang berada dalam rasa gelisah akibat perkataan dari Ronald yang mengatakan bahwa ada wanita yang yang mirip dengan Arani sedang ditahan.     

"Aku akan cerita banyak tentang keadaanku. Tetapi tolong, tidak sekarang. Aku harus segera pergi ke kantor polisi untuk mencari tahu keadaan istriku." kata Jonathan sambil membereskan buku-bukunya lalu memasukkan ke dalam tas dan menarik tangan Ronald.     

Ronald dan Jack serta satu orang lagi yang bernama  Hans segera berjalan menuju  tempat parkir di mana mobil Jonathan diparkirkan. Mereka berempat begitu bergegas dan tidak lama kemudian sebuah mobil meluncur menuju kantor polisi.     

Jonathan masuk ke dalam kantor polisi dan dia bertanya kepada petugas yang disana tentang penahanan dari Arani dan seorang pria yang yang Jonathan belum jelas siapakah pria tersebut. Tetapi kalau wanita yang berambut cepak seperti yang diceritakan oleh Ronald itu benar maka Jonathan sangat yakin bahwa itu istrinya. Karena di kediaman Nizam tidak ada satupun wanita yang berambut cepak selain istrinya.     

***     

Kantor Polisi      

Jauh sebelum Jonathan tiba di kantor polisi, Arani dan Amar hanya terdiam ketika polisi membawanya ke kantor. Arani dan Amar  sudah dijebak oleh pangeran Abbash. Secara kasat mata mereka berdua memang terlihat seperti menyerang wanita yang hamil. Padahal sesungguhnya hanya tubuhnya saja Lolita padahal jiwanya adalah Pangeran Abbash. Tetapi jelas saja Polisi tidak akan mempercayai hal seperti itu.     

Arani dan Amar sekarang sangat menyadari Pangeran Abbas ternyata sangat cerdas dan tidak bisa dianggap remeh. Pangeran Abbash  merencanakan semua tindakannya dengan hampir mendekati kata sempurna. Dia sengaja menggunakan tubuh Lolita dan bertingkah mencurigakan. Pangeran Abbash memancing Arani, Amar, Cynthia dan dua pengawal Alena agar mengira bahwa Lolita adalah Pangeran Abbash yang sedang menyamar. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, Pangeran Abbash bukan sedang menyamar tapi dia benar - benar masuk ke dalam tubuh Lolita.     

Kalau seandainya Pangeran Abbash menyamar menjadi Lolita maka Arani dan Ammar tidak akan menjadi terdakwa untuk menyakiti wanita hamil. Strategi Pangeran Abbash benar - benar berhasil membuat Ia bisa menyentuh Alena sekaligus menjebak Arani dan Ammar. Pangeran Abbash menggunakan ilmu teleportasi     

Ilmu teleportasi itu sendiri sebenarnya seperti terdengar mustahil bagi orang awam tetapi ilmu itu memang ada dan sebenarnya sangat berbahaya bagi orang yang melakukannya. Tetapi kenyataannya memang ada orang-orang yang melakukan perjalanan astral untuk tujuan yang berbeda - beda.     

Mereka ingin memata-matai orang yang mereka ingin mata-matai atau mereka hanya ingin sekedar berjalan-jalan atau Mereka ingin menonton bioskop dengan gratis atau malah Mereka ingin sekedar tahu bahwa sebenarnya seperti apa dunia dalam dimensi lain. Orang awam sendiri kalau memang dia berani, dia bisa saja melakukan hal itu hanya saja resiko harus ditanggung sendiri misalkan setiap perjalanan yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan tubuhnya bisa saja dia malah dimanfaatkan oleh makhluk ghaib yang memang berniat tidak baik titik tetapi memang sebenarnya hal itu tidak boleh dilakukan oleh sembarangan orang dengan tujuan misalkan hanya sekedar iseng atau malah ingin berbuat kejahatan.     

Berbeda dengan pangeran Abbash, Nizam sendiri adalah tipe orang yang yang tidak terlalu bahkan tidak ingin hidup dalam kurafat dan tahayul.  Bagi Nizam, dia hanya cukup mempercayai makhluk ghaib. Dia tidak ingin bersekutu dengan Makhluk itu.   Tetapi Dia juga tidak menginginkan saling mengganggu.     

Ia tidak menyukai dan menginginkan  ilmu tentang kebatinan atau ilmu yang diluar nalar dia sebagai manusia. Hidup lama di Amerika membuat pemikiran Nizam sangat modern dan dia hanya mempelajari semua ilmu bela dirinya secara fisik dan kalaupun ada kebatinan dia hanya mempelajari tentang tenaga dalam.     

Nizam tidak ingin  mempelajari tentang ilmu hipnotis atau tentang cara membuka dan menutup aura . Apalagi melakukan perjalanan astral seperti yang dilakukan oleh Pangeran Abbash. Bahkan Nizam sendiri sangat tidak mempercayai semua ramalan. Ramalan dan kerajaan Azura bagaikan dua sisi mata uang koin yang tidak dapat dipisahkan.       

Arani duduk Amar di dalam sebuah ruangan tertutup bersiap menghadapi pertanyaan yang akan diajukan kepadanya. Wajah Amar sedikit pucat tetapi wajah Arani tetap tenang sedatar tembok.     

"Apakah Kau tidak merasa takut ?" Kata Amar sambil menatap wajah Arani. Arani hanya mendengus dan melengos lalu menjawab.     

"Aku bukan tipe orang yang takut akan mati. Bagiku semua jalan ada takdirnya " Kata Arani.     

"Apakah Kau menyalahkan Putri Alena ? Apakah menurutmu Yang Mulia terlalu kekanak - kanakkan" Amar kembali bertanya. Arani menatap tajam ke arah pintu yang tertutup rapat.     

"Yang Mulia Alena hanya membutuhkan seseorang untuk membimbingnya," Kata Amar sambil meraih kursi dan duduk di dekat Arani.     

"Yang Mulia Nizam juga tampak telah diperdayainya. Sas sus berita ramalam beratus tahun lalu ternyata akan menjadi kenyataan" Kata Amar lagi.     

Arani menghela nafas, Ia lalu memperlihatkan keningnya kepada Amar. Amar melihat bekas luka di kening Arani.     

"Kau tahu mengapa keningku terluka ?" kata Arani, Amar menggelengkan kepalanya.     

"Karena Aku membenturkan keningku sendiri ke lantai," Arani menjawab pendek     

"....... " Amar termangu tidak mengerti.     

"Aku membenturkannya agar Yang Mulia Nizam menghentikan pukullannya kepada pangeran Thalal. Kau tahu mengapa Yang Mulia memukuli adiknya sendiri ?"     

Amar semakin tidak mengerti.     

"Aku menyuruh Putri Cynthia untuk menanyakan ramalan tentang Putri Alena dan karena Yang Mulia tidak dapat memukuli Putri Cynthia dan diriku maka Ia memukuli adiknya."     

Wajah Amar membeku.     

"Jadi jangan pernah berbicara tentang ramalan di depan Yang Mulia Nizam, kecuali kau sudah  bosan hidup."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.