CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Memperdaya Aku, Disaat Aku Tidak Berdaya.



Kau Memperdaya Aku, Disaat Aku Tidak Berdaya.

0Cynthia lalu ikut tertawa sampai keluar air matanya. Pangeran Thalal sedikit tenang melihat istrinya tampak ceria kembali. Sesaat Cynthia lupa kalau Ia sedang mencari tahu nasib sahabatnya itu. Tetapi setelah tawanya terhenti, Ia kembali murung dan melihat kepada para pelayan yang tampak semakin mempercepat pekerjaannya.     
0

"Yang Mulia, Kau lihat para pelayan itu tampak begitu bersemangat memetik buah - buahan. Aku ingin sekali melihat mereka dari dekat. Bolehkah? " Kata Cynthia sambil berbalik dan merangkul leher suaminya. Mencoba merayu suaminya agar mengizinkan dirinya melihat para pelayan yang sedang memetik  buah - buahan itu.     

Pangeran Thalal malah tersenyum sambil menjentik hidung Cynthia. " Kau ingin melihat para pelayan memetik buah atau Kau ingin melihat Kakak Putri Alena?" Kata Pangeran Thalal sambil tertawa. Entah mengapa Ia malah curiga kalau istrinya sedang berusaha mencari cara agar bisa keluar dari kamar dan pergi ke kamar Alena.     

Cynthia memanyunkan bibirnya membuat Pangeran Thalal langsung meraup bibir indah itu lalu menghisapnya dengan kuat. " Aach... Yang Mulia, selalu seperti itu.." Cynthia mendorong muka Pangeran Thalal agar menjauhinya. Wajah tampan dan manis itu  semakin nyosor dan Ia semakin gemas karena Cynthia malah menghindarinya.     

Tangan Pangeran Thalal berada dipinggang Cynthia lalu dengan gerakan yang indah Ia menggendong Cynthia. Cynthia terpekik ketika Ia tiba - tiba sudah ada dalam gendongan suaminya.     

"Mengapa Yang Mulia malah menggendongku. Akukan berat, turunkan Aku Yang Mulia " Kata Cynthia tapi sambil merangkul leher suaminya dengan erat. Ia takut jatuh tetapi kemudian Ia sedikit tenang karena memang Pangeran Thalal memiliki ilmu bela diri yang membuat suaminya bisa menggendong dirinya dengan mudah.     

" Aku akan memijat tubuhmu dulu agar tubuhmu menjadi nyaman " Kata Pangeran Thalal sambil membaringkan tubuh Cynthia ke atas tempat tidur.     

"Aku tidak apa - apa, Aku tidak mau dipijat oleh Yang Mulia " Kata Cynthia sambil berusaha bangun kembali. Tetapi Pangeran Thalal malah memegang bahunya dan kembali menyuruhnya tidur.     

"Jangan membantah, Selain ibuku hanya Kau mendapatkan anugrah mendapat layanan pijat dariku." Kata Pangeran Thalal sambil mulai meraba betis istrinya lalu mulai menggerak - gerakan tangannya memijat istrinya.     

Cynthia pada mulanya meronta dan tidak mau dipijat tapi lama - lama tangan suaminya membuat nyaman pada tubuhnya. Akhirnya Cynthia merileks-kan tubuhnya dan menikmati sentuhan suaminya.     

Tangan Pangeran Thalal begitu terampil menelusuri otot tubuh Cynthia yang memang banyak yang kaku akibat stress. Wajah Cynthia menjadi lembut dan memerah menikmati pijatan istimewa suaminya.     

"Cynthia !! Mengapa wajahmu seperti yang sedang bergairah seperti itu. Kau malah membuat perasaan Aku menjadi tidak karuan." kata Pangeran Thalal menggerakkan tangannya merayap semakin atas menelusuri tubuh istrinya.     

Cynthia tampak menggelengkan kepalanya, " Tidak Yang Mulia.. jangan !! " Kata Cynthia sambil berusaha merapatkan kedua kakinya tapi Pangeran Thalal malah membukanya selebar mungkin.     

Ketika Cynthia akan bangun tangan Pangeran Thalal bergerak cepat menahan dadanya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya semakin tidak terkendali. Membuat Cynthia akhirnya menjadi menyerah.      

Ketika Suaminya sedang dalam pendakian menuju puncak Cynthia dengan licik berbisik di telinga suaminya. "Izinkah Aku menengok Alena.."     

"Hmm... Aaah... apaaah.. mmmm.." Pangeran Thalal mengguman tidak jelas. Matanya terpejam bulu matanya yang lentik dan panjang itu bergerak - gerak. Keringat mulai menetes membasahi keningnya. Ia sudah tidak konsen dengan pertanyaan istrinya. Cynthia sendiri berusaha menekan emosi dan gairahnya agar Ia tidak lepas kendali. Jika Ia sampai lepas kendali Ia tidak akan bisa membujuk suaminya agar memberikan izin kepadanya.     

Bibir Cynthia gemetar ketika Ia berkata lagi, " Izinkan Aku menengok Alena. Aku sangat khawatir kepadanya "     

"Aaah... Cynthia.. bergeraklah sayang.. berikan aku cintamu " Kata Pangeran Thalal tampak sekali Ia menginginkan istrinya bergerak aktif. Cynthia malah semakin memasifkan tubuhnya membuat Pangeran Thalal menjadi gemas. Ia memukul pinggul istrinya dengan lembut dan memintanya untuk bergerak.     

"Berikan Aku izinmu dulu.." Bisik Cynthia sambil menggoda suaminya dengan juluran lidah pada bibirnya. Pangeran Thalal menjadi semakin tidak karuan, Mukanya sudah sangat merah Ia menginginkan kepuasan yang lebih dari istrinya hingga kemudian sambil mendesah panjang Ia berkata,      

"Whatever You want honey. " Kata Pangeran Thalal sambil mengelus pinggul istrinya dan memasang wajah memelas. Ia merasa menjadi orang yang paling tidak berdaya di dunia ini. Ia ingin sekali menolak keinginan istrinya tetapi tubuh bagian bawahnya sulit di ajak kompromi sehingga akhirnya demi rasa dahaga yang seakan membakar seluruh ujung syaraf pada tubuhnya. Izin dari mulut Pangeran Thalal keluar.     

Cynthia sangat cerdik dengan bernegosiasi disaat suaminya sedang horny berat. Pangeran Thalal menjadi tidak konsentrasi dan akhirnya mengiyakan apapun keinginan Cynthia.     

Cynthia tersenyum puas, Ia tahu keadaan perutnya yang sedang hamil besar membuat gerakan tubuh Pangeran Thalal kurang leluasa karena takut melukai anaknya. Ia lalu memutar tubuhnya sehingga posisi mereka terbalik. Pangeran Thalal mengerang ketika Cynthia menduduki tubuhnya dan ketika istrinya mulai bergerak. Mulut Pangeran Thalal langsung mengoceh tidak karuan.      

Ia semakin menegang ketika Cynthia semakin bergerak cepat. Pangeran Thalal berteriak - teriak ketika Cynthia terus mendesakkan tubuhnya hingga kemudian sesaat Pangeran Thalal merasakan dunianya seakan berhenti sesaat. Semua keindahan seperti terhampar di depan matanya.     

Setiap kedut tubuhnya seakan berpadu indah irama simphoni yang mengalun dari desahan mulutnya. Pangeran Thalal tidak seperti Nizam yang lebih suka membungkam mulutnya saat bercinta daripada berteriak - teriak histeris seperti adiknya.     

"Cynthia... Cynthia... Aku mencintaimu.. Honey I Love You so much.. " Pangeran Thalal kemudian memejamkan matanya sambil menenangkan nafasnya yang masih memburu. Cynthia segera turun dari tubuh suaminya sambil tersenyum penuh kemenangan. Pangeran Thalal membuka matanya dengan perasaan masygul, Ia merasa terperdaya oleh nafsunya sendiri.     

"Cynthia.. " Suara Pangeran Thalal terdengar lirih.     

"Apa? Jangan Katakan kalau Yang Mulia akan menarik kata - kata Yang Mulia " Kata Cynthia sambil duduk di tepi ranjang.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya dan berkata dengan hati yang was - was.     

"Apapun yang terjadi. Tolong untuk kendalikan emosimu. Ini adalah masalah suami istri. Kau tidak bisa intervensi terlalu dalam " Kata Pangeran Thalal dengan hati - hati.     

Kata - kata Pangeran Thalal membuat Cynthia semakin tegang dan stress. Tapi Ia tidak ingin memperlihatkannya kepada suaminya. Ia takut Pangeran Thalal menarik izinnya. Ia tidak mau Pangeran Thalal tahu kalau belum apa - apa Ia sudah merasa stress duluan.     

Dengan wajah dipasang setenang mungkin Cynthia berkata, " Jangan khawatir Yang Mulia, Aku tahu posisiku ada dimana" Kata Cynthia dengan perlahan tetapi seakan memberikan kepastian kepada suaminya bahwa Ia akan baik - baik saja. Jadi suaminya tidak perlu khawatir. Pangeran Thalal kemudian membalikkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya tertidur.     

Cynthia masuk ke dalam kamar mandi dengan pikiran penuh rasa khawatir. Ia sangat yakin kalau sesuatu telah terjadi pada Alena. Ia harus segera mengetahui keadaan sahabatnya itu atau Ia akan menjadi gila karena rasa khawatirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.