CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam, Selamatkan Bayiku!!



Nizam, Selamatkan Bayiku!!

0Telunjuk Cynthia dengan gemetar mengangkat ke wajah Nizam yang semakin muram. Suara Cynthia terdengar bagaikan suara guntur yang membelah langit.      
0

"Kau... Memang bukan manusia. Kau adalah iblis berwujud manusia... Kau adalah setan. Bagaimana kau bisa mencambuk istrimu sendiri.." Cynthia menjerit histeris.      

Nizam terdiam, melihat wajah Alena yang pucat. Ia tidak bereaksi sedikitpun terhadap Cynthia. Ia malah meraih tangan Alena dan menciumnya dengan lembut. Melihat reaksi Nizam yang begitu dingin, Cynthia semakin kalap Ia lalu meraih tangan Nizam dengan kasar dan     

"PLAK !! " Tangan Cynthia menampar muka Nizam hingga kepala Nizam berpaling saking kerasnya tamparan Cynthia. Luar biasanya Nizam sama sekali tidak merasakan apa - apa, Ia malah kembali menatap Alena dan terdiam.      

"Mengapa kau diam saja ? Apa kau benar - benar sudah menjadi tuli " Kata Cynthia sambil memukul bahu Nizam dengan keras. Nizam hanya mengerjapkan matanya dan kemudian menghela nafasnya.     

"Penyesalan terbesarku sekarang adalah membiarkan Alena menjadi istrimu. Kalau saja Aku tahu bahwa Kau menikahinya hanya untuk menyakitinya maka Aku bersumpah akan memintanya untuk memilih Edward daripada menikah dengan binatang sepertimu." Cynthia memukuli Nizam bertubi - tubi hingga memancing Arani untuk bergerak.      

Arani segera masuk ke dalam dan membungkukkan badannya,     

"Yang Mulia mohon bersabarlah, ingat kandungan Yang Mulia " Kata Arani sambil khawatir melihat Nizam dipukuli dengan membabi buta. Walau bagaimanapun Nizam adalah pewaris tahta kerajaan yang kedudukannya sangat penting di Azura.      

Cynthia balas menatap Arani dengan tidak kalah sengitnya,     

"Kau wanita Azura, Kau tentu saja akan membela Nizammu itu. Walaupun kejahatannya tidak bisa ditolelir  tetapi di mata Kalian tetap saja Ia tidak bersalah. Kau diam saja ketika sahabatku dicambuk. Bagaimana bisa   seorang suami mencambuk istrinya. Dan kau juga harusnya menahan Nizam ketika Ia mencambuk Alena.  Tetapi Kau malah diam saja. Wanita macam apa Kau ? Aku bersumpah akan membalas perlakuan kalian terhadap sahabatku  " Kata Cynthia dengan nafas terengah - engah. Ia balik memarahi Arani sehingga Arani hanya tertunduk.     

Cynthia lalu kembali berbalik dan memarahi Nizam dengan penuh kebencian, Telunjuknya mengacung ke wajah Nizam.     

"Kau menikahi anak orang, Kau menikahi Alena yang sejak kecil begitu dimanjakan. Kau tahu semut saja bahkan tidak tega menggigitnya tetapi kau malah mencambuknya seperti orang yang biadab. Aakh.. Nizam. Kau memang bukan manusia.. kau setan.. Kau setaaaan...." Cynthia berteriak - teriak. Cynthia lalu mengambil alas kaki yang Ia pakai dan mulai menghajar Nizam menggunakan alas kakinya. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak sadar pipi Nizam sudah berdarah. Nizam tidak melawan juga menghindar Ia malah tetap diam dan pasrah di hajar Cynthia.     

Arani langsung memeluk Cynthia untuk menenangkannya. Tetapi Cynthia malah mendorong Arani dengan kuat.     

"Alena tidak sadarkan diri Nizam, Ia pasti tenggelam karena kesedihannya. Kau bilang kau mencintainya tetapi ternyata kau tidak mencintainya tetapi kau hanya ingin memuaskan nafsumu saja. Mengapa Kau harus membuat Alena menderita. Ya.. Tuhan, Nizam. Ada banyak wanita di harem yang begitu memujamu dan siap kau apakan juga. Tetapi mengapa kamu memilih Alena yang bertubuh begitu ringkih dan lemah untuk kau siksa.     

Ia sungguh tidak sebanding denganmu dari segi apapun. Kau merusak kepolosannya.. Nizam... Nizam.. Aku membencimu sangat membencimu... Aakh.. perutku.. perutku.." Cynthia berteriak - teriak dan iringin pekikan kesakitan sambil memegang perutnya.     

Cynthia berdiri di samping Nizam dengan muka bagaikan besi terbakar. Ia sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri sehingga kemudian Ia merasakan ada air yang mengalir deras melalui pahanya.      

Melihat kucuran air yang keluar membasahi lantai Nizam baru bereaksi. Apalagi dilihatnya air itu bercampur darah.  Ia segera memangku tubuh Cynthia dan berlari keluar kamar sambil berteriak.     

"Panggilkan dokter kandungan.. panggilkan Dokter Desy !! CEPAAT!! Panggilkan juga Pangeran Thalal !! CEPAT !! " Kata Nizam dengan panik sambil masuk ke dalam kamar yang berada sekitar sepuluh meter dari kamar Alena.     

"Cynthia memegang kerah baju Nizam dengan erat. Mukanya pucat sambil berkata terbata - bata, " Bayiku.. Nizam.. Bayiku. Selamatkan Ia.. selamatkan bayiku " Kata Cynthia sambil menangis.     

"Jangan takut Cynthia, bayimu akan baik - baik saja. Kau jangan khawatir.." Kata Nizam sambil mendorong pintu masuk ke kamar itu dan membaringkan tubuh Cynthia di atas ranjang. Cynthia memegang pakaian Nizam dengan erat.     

"Jangan tinggalkan Aku sendirian.. Aku takut.. Nizam..Akh.. panggilkan suamiku.. panggilkan Ia.. saakit.. perutku sakiiit.. Nizam. Berjanjilah kalau bayiku akan baik - baik saja " Cynthia menatap Nizam sambil menangis lirih.      

Rasa sakit diperutnya dan rasa takut akan kehilangan bayinya membuat Cynthia semakin menciut. Ia terus memegang kerah pakaian Nizam hingga Nizam hampir tercekik.     

Nizam melepaskan tangan Cynthia dari kerah bajunya lalu menggenggam tangan Cynthia menggunakan tangan kanannya. Ia lalu mengelus kepala Cynthia dengan tangan kiri nya dan berkata dengan lembut.     

" Bayimu baik - baik saja. Ia akan lahir dengan selamat.  Kau jangan takut. Berjuanglah untuk bertahan. Adikku sebentar lagi akan datang." Kata Nizam sambil mencoba tersenyum padahal hatinya benar - benar sangat ciut     

Cynthia membawa tangan Nizam ke perutnya dengan gemetar. "Kau pegang perutku.. katakan lah apakah anakku sekarang sedang bergerak. " Kata Cynthia dengan gemetar.     

Nizam tampak semakin ciut mendengar kata-kata Cynthia. Ia malah tidak berani memegang perut Cynthia. Ia takut kalau-kalau Ia malah tidak bisa mendeteksi gerakan bayi Cynthia.     

" Mana Dokter Desy?? Cepat panggilkan ke sini? Mana adikku? Apa kalian semua sudah bodoh? " Nizam berteriak kepada semua pelayan dan penjaga.     

Tapi untungnya Dokter Desy segera datang diiringi beberapa perawat. Ia juga ditemani dia orang dokter kandungan dari Amerika yang sengaja disiapkan untuk membantu kelahiran Cynthia. Rencananya memang Cynthia akan melahirkan di rumah.     

Begitu Dokter Desy datang, Nizam segera berdiri dan melepaskan tangan Cynthia. Ia juga memegang kening Cynthia dan berdoa.     

" Nizam...Alena..?? " Cynthia malah mengingatkan Nizam tentang Alena.     

"Jangan memikirkan tentang Alena dulu, Kau berjuang saja dulu untuk melahirkan keponakan ku dulu. Setelah kau melahirkan dan Alena siuman. Baru Kalian bisa menghajar ku. Aku tidak akan lari walaupun Aku harus melepaskan nyawaku untuk menebus kesalahanku" Kata Nizam sambil mengelus kening Cynthia.     

Lalu Ia menghadap ke arah Dokter Desy yang sedang mengenakan sarung tangan dari karet untuk membantu proses melahirkan. Dokter Desy memegang perut Cynthia dan memeriksa sebentar kemudian berkata, " Yang Mulia akan segera melahirkan.. ketubannya sudah pecah sebelum waktunya. "     

"Aku serahkan Cynthia kepadamu. Usahakan yang terbaik. " Kata Nizam sambil menganggukkan kepalanya dengan hormat membuat Dokter Desy menjadi rikuh.     

Nizam melangkahkan kakinya dengan gontai keluar bahkan Ia hampir bertabrakan dengan Pangeran Thalal yang  masuk dengan tergesa - gesa.      

"Cynthia.. Cynthia.. " katanya sambil kemudian mundur ketika tubuhnya menabrak tubuh kakaknya. pangeran Thalal lalu memandang Nizam dengan padangan sejuta tanda tanya.     

"Kakak.." Kata Pangeran Thalal seakan - akan bertanya apa yang terjadi hingga istrinya harus mengalami kejadian yang menakutkan.     

Nizam memegang bahu Pangeran Thalal dan berkata, " Kau boleh bertanya apapun setelah istrimu melahirkan. Dampingilah dia. Aku harap semuanya berjalan lancar."     

Pangeran Thalal menganggukan kepalanya memberikan hormat dan berterima kasih kepada Kakaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.