CINTA SEORANG PANGERAN

Kejutan Untuk Nizam



Kejutan Untuk Nizam

0Alena menghela nafasnya sambil kemudian berkata kepada Cynthia. " Aku sebenarnya pingsan tidak lama. Aku pingsan karena sangat sedih atas tindakan Nizam kepadaku. Bagaimana sakitnya hatiku ketika Ia mencambukku dibagaian pant*t. Walaupun Aku tahu kalau Aku salah. Tetapi Aku tidak suka diperlakukan begitu sehingga Aku kemudian minta pisah. Mendengar Aku minta berpisah dia bukannya menyadari kesalahannya tapi dia malah memperkosaku secara membabi buta. Memang dia babi buta beneran... " kata Alena sambil manyun - manyun  dan mencibir membicarakan kejahatan Nizam kepada dirinya.     
0

"Kamu sakit Alena ? Apakah Nizam begitu kasar kepadamu" Kata Cynthia sambil menatap wajah sahabatnya dengan iba.     

"Tentu saja sakit. Kau kan tahu badan dia sebesar apa ? Dia itu dikalangan Azura saja termasuk paling tinggi besar. Nah kau tahu sependek - pendeknya orang Azura itu memiliki tinggi badan 170 cm. Badanku begini mungil dipaksa dengan penuh amarah. Hampir remuk badanku dibuatnya. Jahat sekali dia. Coba kalau dia tinggal di Indonesia. Memperkosa istri sendiri akan  kena hukuman paling lama 12 tahun penjara."     

Cynthia menatap Alena yang sedang morang - maring sambil tersenyum. "Aku bahagia melihatmu morang - maring. Kemarin Aku begitu ketakutan, melihat Kau tidak sadarkan diri ' kata Cynthia menatap Alena dengan penuh kebahagiaan.     

"Alena.. Apakah kau sangat marah kepada Nizam ?" Cynthia bertanya dengan hati - hati.     

Alena cemberut , "Hanya orang gila yang tidak marah, pant*t segini mulus dicambuk seenaknya. Waktu itu ibunya mencambuk kakiku sekarang anaknya mencambukku. Aku sangat marah..." Alena mengepalkan tanganya dengan kuat.     

"Apakah kau akan meminta cerai dari Nizam ??  Apakah kau berencana untuk meninggalkannya ? " Cynthia bertanya lagi kepada Alena dengan wajah sedikit tegang. Suaminya telah meminta dia untuk menenangkan Alena dan jangan sampai kemarahan Alena berlarut - larut apalagi sampai meminta cerai.      

Pangeran Thalal tidak dapat membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Nizam kalau sampai Alena meninggalkan kakaknya dan kalau sampai Nizam hancur maka kerajaan Azura pasti akan ikut runtuh juga. Keberadaan Alena sangat penting di demi terwujudnya revolusi di kerajaan Azura.     

"Minta Cerai ??? Apa maksudmu dengan meminta cerai ? Memang waktu itu Aku yang terbawa emosi sempat mengatakan ingin berpisah tetapi tidak mengatakan ingin cerai. Laki - laki seperti itu bukannya diceraikan tapi diberi pelajaran agar dia kapok tidak menganiaya istrinya lagi."     

"Aku tidak mengerti ? Bukankah meminta cerai bagi sebagian wanita adalah sebagai upaya untuk memberikan pelajaran pada suami - suami mereka atas tindakannya yang menyakiti kita ?"     

"Aku sih bukan tipe wanita dengan harga diri yang tinggi. Aku juga bukan wanita murahan yang menerima apapun perlakuan suamiku kepadaku. Aku hanya ingin Nizam dan Aku menjadi pasangan yang saling belajar menerimakan kekurangan masing - masing tetapi dengan tetap berusaha memperbaiki kekurangannya itu.     

Kalau Aku memberikan pelajaran kepada Nizam dengan meminta cerai, mungkin Nizam akan menyesal dan berusaha memperbaiki dirinya sendiri tapi siapa yang nanti akan menikmati Nizam yang sudah berubah menjadi baik ? Jelas itu bukan Aku tapi istrinya yang lain. Rugi amat Aku.. Dia menganiaya Aku lalu dia belajar mencari hikmahnya dan dia berubah menjadi lebih baik dengan istrinya yang lain.     

Maaf Cynthia Aku tidak Ikhlas.. Aku ingin kami sama - sama saling memperbaiki dan menikmati hasilnya sendiri." Kata Alena membuat cynthia memandang Alena dengan takjub dan penuh rasa kekaguman. Seakan - akan kecerdasan Alena muncul sedikit demi sedikit untuk menggoncangkan orang - orang disekelilingnya.     

" Apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?" Kata Cynthia sambil menanti kejutan apa lagi yang akan dikeluarkan oleh Alena.     

Tapi belum juga Alena berkata seorang pelayan masuk dengan tergesa - gesa dan memberikan isyarat dengan tangan bahwa Nizam datang. Alena langsung berbaring kembali membuat Cynthia tercengang tetapi Alena menyimpan telunjuknya di bibirnya dan menyuruh Cynthia untuk beracting.      

Cynthia sedikit gelagapan di suruh acting hingga kemudia ada suara - suara yang datang. Cynthia duduk pura - pura tenang sambil memegang tangan Alena. Wajahnya begitu sedih.     

"Cynthia, apakah Alena masih belum sadar ? " kata Nizam.     

"Bagaimana dia akan sadar, Dia sekarang pasti sedang sangat bersedih sehingga Ia tidak bersedia untuk bangun" kata Cynthia mencoba ikut beracting. Tetapi Ia tidak ingin ketahuan oleh Nizam sehingga Ia tidak mau menatap wajah Nizam. Ia hanya menatap wajah Alena sambil mengusap tangannya.     

Wajah Nizam kembali murung, tetapi kemudian dia berkata, " Alena. bangunlah. Ada Edward dan Lila menengokmu. " kata Nizam sambil memalingkan wajahnya ke depan pintu disana ada Edward dan Lila datang. Bahkan Lila segera masuk tanpa disuruh lagi. Ia langsung memeluk Alena dan menangis lirih.     

"Kau menyadarkan Aku waktu itu sekarang mungkinkah Kau akan terbangun setelah mendengar suaraku ?" Kata Lila menangis dengan sedih. Edward segera datang dan memeluk Lila agar tidak mendekap Alena terlalu kuat.     

"Sudahlah Lila, Kata dokter Desy tadi Alena baik - baik saja. hanya mentalnya menjadi sedikit terguncang karena peristiwa yang sangat menyedihkan. " kata Edward sambil melirik Nizam dengan tajam. Ia sangat geram dengan kelakuan Nizam yang sangat keterlaluan.     

Nizam menundukkan kepalanya sambil duduk di sisi ranjang. Ia menghindari semua tatapan orang - orang yang sampai sekarang banyak menyalahkan Nizam. Apalagi Edward Ia terus menerus melirik Nizam dengan geram. Edward ingin sekali memukuli Nizam seperti halnya yang sudah dilakukan Jonathan.     

Tetapi Edward sudah berjanji kepada Jonathan agar tidak terbawa emosi. Edward lalu berkata, " Alena bangunlah !! Kami datang untuk menengokmu. Kalau kau merasa tidak betah lagi tinggal disini maka bangunlah untuk datang ke rumahku dan Lila. " Kata Edward dengan penuh penekanan kepada Nizam. Membuat darah Nizam menjadi mendidih. Hatinya terus menerus menjadi panas hati. Tapi kemudian Ia mencoba bersabar karena Ia sudah berjanji kepada Alena bahwa Ia tidak akan cepat emosian.     

Tapi belum juga Nizam menjawab tiba - tiba Alena membuka matanya dan dengan tatapan kosong Alena menatap ke depan dengan pandangan lurus.     

"Aku seperti mendengar suara suamiku" Semua mata tercengang menatap Alena. Nizam langsung duduk di tepi ranjang dekat Alena dan mulai berkata dengan lembut.     

"Syukur Alhamdulillah.. Alena sayangku. Ini Aku ada di sini" Kata Nizam dengan penuh kebahagiaan. Alena menggelengkan kepalanya seakan ada ribuan butir pasir masuk ke dalam pernafasannya.     

Alena menatap Nizam dengan padangan aneh dan keningnya berkerut - kerut. "Ini siapa ? Berani benar kau memegang tanganku ? Aku sudah bersuami. Edward ? Edward, kau ada dimana ? Aku  sangat merindukanmu. Oh ya, Aku ada dimana? dan mengapa banyak orang seperti ini?     

Semua orang pasti kaget mendengar pernyataan Alena yang mengatakan Edward adalah suaminya. Apalagi bagi Nizam, Ia bagaikan tersambar petir di siang hari. Mukanya pucat pasi. Ia mencengkram tepi ranjang Alena dengan keras, buku - buku jarinya sampai memutih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.