CINTA SEORANG PANGERAN

Strategi Untuk Mendapatkan Alena



Strategi Untuk Mendapatkan Alena

0"Penjara ?? Penjara siapa ? Apa ? Memangnya siapa yang berani memenjarakan Aku? " Teriak Pangeran Abbash pada Amrita.     
0

"Go to the hell!! " Kata Amrita berteriak.     

Pangeran Abbash lalu berjalan ke arah meja dan kemudian menarik taplak meja dan menjungkirbalikkan semua yang ada di atasnya. Botol - botol anggur dan mangkuk - mangkuk porselin berisi makanan dan buah - buahan langsung berserak jatuh berderai ke atas lantai. Pangeran Abbash berteriak dan Ia lalu menendang semua kursi yang ada kamar. Ia masih belum puas Ia lalu mengambil kursi dan melemparkannya ke kaca jendela hingga pecah berbelah.     

Para penjaga menoleh ke arah jendela dimana kursi terlempar dari dalam kamar ke luar dan terhempas ke taman. Kemudian para penjaga itu saling berpandangan mata.     

Semakin lama pangeran itu semakin aneh saja. Dari minggu kemarin Ia sibuk mempelajari ilmu mistis dengan guru spiritualnya. Ia juga tampak sering mengadakan rapat pertemuan dengan para pengawal dan asistennya yang baru. Sibuknya seperti hendak malakukan suatu kudeta saja.     

Temperemennya juga semakin aneh. Dia kadang tampak galak, tegang dan penuh amarah menakutkan. Dilain hari dia  tampak sedih, murung dan tampak nelangsa. Wajahnya yang tampan tampak menyedihkan membuat siapapun yang melihatnya ingin memeluk, merayu dan membujuknya.      

Tidak lama kemudian pintu di buka dari dalam dengan kasar. Para penjaga langsung berdiri tegak dan tegap. Pangeran Abbash tampak mengenakan celana jens dan kaos hitam. Badannya yang tinggi ramping semampai dengan kulit teramat putih itu sangat tampan tetapi wajahnya berkerut - kerut seperti sedang menahan kekesalan.      

Ia tampak hendak pergi keluar tetapi baru beberapa langkah Ia berbalik lagi membuat para penjaga yang sudah bernafas lega kini merasa tercekik kembali. " Katakan kepada pelayan untuk membereskan kamar meditasi. Malam ini Aku ingin bermeditasi. Katakan juga kepada Mr. Kavi untuk bersiap - siap " kata Pangeran Abbash sambil kemudian berbalik lagi dan pergi menuju keluar.      

Ketika Ia mau keluar Ia berpapasan dengan Amrita yang hendak keluar juga. Amrita membawa koper besar. Amrita sangat marah pada Pangeran Abbash sehingga Ia berniat akan pergi meninggalkan Pangeran Abbash selamanya.     

Amrita cemberut melihat Pangeran Abbash. Hari ini Ia dicekik dan ditampar. Sungguh keterlaluan. Ia tidak akan pernah memaafkan laki - laki itu. Tetapi ketika Amrita akan berjalan melewati Pangeran Abbash, Pangeran Abbash malah memegang tangannya dan menariknya ke dalam pelukannya dan mencium Amrita dengan paksa. Amrita meronta - ronta sambil menarik kepala Pangeran Abbash agar menjauh dari wajahnya. Tetapi Pangeran Abbash malah mempererat pelukannya dan memperdalam ciumannya.      

Amrita lambat laun melemah dan Ia tidak meronta lagi. Pangeran Abbash melepaskan ciumannya setelah nafasnya terasa sesak. Ia lalu menatap wanita cantik di depan mukanya itu. Tangan kanannya dipinggang Amrita dan tangan kirinya menelusuri wajah Amrita.     

"Maafkan Aku, Amrita. Mengapa Kau hendak pergi meninggalkan Aku. Sebegitukah kesabaranmu menghadapi aAku?" Kata Pangeran Abbash tersenyum memabukan semua wanita yang melihatnya. Amrita melengos, bibirnya mencibir.     

"Aku adalah sampah, dan bukan siapa - siapamu. Aku hanyalah wanita bodoh yang mencoba untuk bertahan disisi pangeran agung dan mulia sepertimu. Aku benar - benar terlalu bodoh untuk berada di sisimu. Jadi biarkan Aku pergi atau kau tidak mengizinkan Aku pergi ? Maka Aku akan tinggal di sini sebagai pelayanmu" Kata Amrita.     

Pangeran Abbash malah tertawa mendengar kata - kata Amrita. Ia lalu mencubit dagu Amrita sambil berkata genit. "Kau kalau marah semakin cantik.."     

"Cantik ?? Apa arti kecantikanku dimatamu. Kecantikanku hanyalah sampah bagimu" Kata Amrita mendelik lalu tetap berusaha melepaskan pegangan Pangeran Abbash.     

"Amrita !! Kau jangan keras kepala ! Kau jangan menguji kesabaranku " Pangeran Abbash mulai gusar.     

Amrita semakin berang, "Kau yang terus menerus menguji kesabaranku. Aku membencimu dan Aku kembali pulang ke kerajaan Zamron" Kata Amrita sambil terus menerus berusaha melepaskan pegangan tangan Pangeran Abbash.     

"Baiklah.. baiklah Aku menyerah kalah. Apa maumu sekarang? Apakah Kau ingin menjadi istriku ?" Kata Pangeran Abbash.     

"Apakah itu mungkin ?" Amrita kemudian menatap wajah teman dekatnya itu.     

"Apakah Kau mencintaiku Amrita?" Kata Pangeran Abbash sambil balas menatap Amrita.     

Amrita kemudian menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku  selalu mencintaimu sejak kecil..." Kata Amrita.     

"Padahal Aku sudah berkali - kali bicara kepadamu bahwa tidak ada cinta bagiku selain cinta Putri Alena. Tetapi Aku sendiri menyadari bahwa Aku tidak bisa hidup sendiri. Aku membutuhkan wanita yang cerdas dan sejajar denganku. Wanita yang  memahamiku dan mau mendengarkan segala keluh kesahku" Kata Pangeran Abbash sambil membelai rambut Amrita.     

"Kau hendak memperalatku lagikah? Seperti yang sudah - sudah" Kata Amrita dengan dingin     

"Kau menginginkanku ada disampingmu tapi Kau berikan hatimu untuk Putri Alena" Kata Amrita lagi     

"Cinta dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda. Kau tahu mengapa para lelaki terkadang ingin menikahi wanita lain tetapi tidak ingin melepaskan wanita yang sudah Ia nikahi selama ini. Itu karena mereka memiliki peran masing - masing"     

Amrita menatap Pangeran Abbash meminta penjelasan.     

"Marilah duduk dulu Amrita... " Kata Pangeran Abbash sambil menuntun Amrita lalu Ia duduk di atas kursi di depan taman dan memangku Amrita dengan lembut.     

"Kau adalah wanita yang mencintaiku tanpa pamrih dan selalu ada di saat Aku membutuhkanmu. Kau menjadi teman di saat Aku kesepian. Kau juga memberikan Aku kehangatan yang tidak bisa aku dapatkan dari wanita lain. Aku membutuhkanmu untuk keperluan fisikku.     

Tapi Alena adalah wanita dengan jenis lain. Ketika bersamamu, Aku merasa kau memberikan kebutuhan jasmaniku tetapi perasaanku tetap hampa. Alena adalah wanita dengan jenis yang dapat mengisi kekosongan hatiku. Aku merasakan getaran cinta di saat hanya mengingat wajahnya. Aku tidak mengerti mengapa perasaan ini muncul kepadaku. Aku tidak pernah mencintai siapapun kecuali mencintai Alena. " Pangeran Abbash mengelus Amrita dengan lembut.     

"Amrita.. bantulah Aku untuk mendapatkan Alena maka Aku akan menikahimu dan menjadikanmu istri keduaku. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan kalian berdua. Marilah kita hidup bertiga dengan bahagia. Aku sudah merencanakan untuk pergi hidup dan menetap di Australia dan tidak akan pernah menjadi warga negara Zamron ataupun Azura. Aku akan melepaskan gelar kebangsawananku. Aku ingin kita bertiga dan anak - anak kita hidup sebagai rakyat biasa" Kata Pangeran Abbash mengemukakan isi hatinya.     

Amrita terdiam sesaat. Sebenarnya keinginan Pangeran Abbash bukanlah keinginan yang luar biasa. Ia sendiri memang tidak berharap untuk menjadi istri satu - satunya bagi seorang Pangeran  karena memang dikerajaan para pangeran terbiasa memiliki istri lebih dari satu. Hanya saja masalahnya Pangeran Abbash menginginkan istri dari Pangeran Nizam.     

Walaupun mati - matian Pangeran Abbash berusaha mendapatkan Alena, Amrita yang sebenarnya wanita yang sangat cerdas sudah bisa membaca apa yang akan terjadi ke depannya. Pangeran Abbash tidak akan pernah berhasil mendapatkan Alena. Karena Alena memang ditakdirkan untuk Nizam. Tetapi Amrita dididik oleh orang tuanya untuk menjadi seorang pejuang wanita sehingga baginya tidak ada salah jika kita mencobanya terlebih dahulu.     

"Baiklah.. Aku bersedia untuk membantumu. Sekarang katakanlah apa rencanamu" Kata Amrita sambil kemudian Ia duduk dikursinya sendiri. Ia ingin mendengarkan rencana apalagi yang akan dilakukan Pangeran Abbash setelah gagal untuk kesekian kalinya.     

Pangeran Abbash sebelum bicara Ia meminta minum yang ringan kepada pelayan. Tidak lama datang dua orang pelayan dengan membawa berbagai makanan kecil.     

Pangeran Abbash lalu meneguk minumannya. Setelah hausnya hilang lalu pangeran Abbash berkata lagi.     

"Mulai malam ini Aku akan menyusup ke tempat tinggal mereka dengan meninggalkan ragaku. Aku ingin berada di dekat Putri Alena dan menanamkan pemikiran di alam bawah sadarnya untuk selalu mengingatku dan membenci Pangeran Nizam."     

"Apakah Yang Mulia hendak mengguna - gunai Putri Alena?" Kata Amrita sambil mengerutkan keningnya.     

"Ya.. Aku ingin Ia jatuh cinta kepadaku sebelum hari wisuda mereka dua minggu lagi. Aku bersyukur Hari wisuda mereka diundur sehingga Aku masih bisa menyiapkan strategi untuk mendapatkan Putri Alena. Dan Aku sendiri sudah menyiapkan kejutan untuk mereka di hari wisuda. "     

"Apa yang akan Pangeran lakukan? kejutan apa ?"      

Kemudian Pangeran Abbash menceritakan seluruh strateginya dalam menghadapi Nizam dan mengambil Alena dari sisi Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.