CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Akan Melawan Pangeran Abbash Sendiri



Aku Akan Melawan Pangeran Abbash Sendiri

0Nora tampak melirik ke arah tempat tidur dimana Nizam sedang tertidur pulas. Punggungnya yang telanjang terlihat sedikit dari balik selimut. Dengkurannya terdengar halus tanda si empunya sedang terlelap nyenyak. Muka Nora sesaat memerah. Walaupun Ia adalah asisten Alena tetapi Ia juga seorang wanita biasa yang memiliki suka kepada lawan jenis. Nora memang tidak mencintai Nizam tetapi walau bagaimanapun pesona Nizam sangat sulit dilawan.     
0

Nora tahu sejak Alena pingsan, Nizam tidak pernah meninggalkan Alena selain untuk ke kamar mandi dan sholat berjamaah. Jadi ketika persoalan sudah selesai maka sangat wajar kalau Nizam terlelap karena mengantuk. Tetapi pemandangan Nizam yang topless mengganggu pemandangan matanya. Tidak dilihat mubadzir dilihat bikin gerah badan. Nora mendadak berkeringat dingin padahal di dalam ruangan ini terasa sangat sejuk dan mentemtramkan.     

Sebenarnya sih.. Punggung Nizam  terbukanya cuma sedikit tetapi Nizam memang orang yang sangat tertutup. Jangankan terlihat kulit punggung atau bahu. Lengannya saja jarang terlihat. Di rumah Ia selalu berpakaian tradisional Azura. Mengenakan jubah dan jika keluar Ia mengenakan pakaian celana panjang dengan kemeja lengan panjang dengan memakai lagi outfit luar berupa semi jas, jas resmi atau sweeter. Nizam selalu tampil rapih, sopan dan resmi dimanapun Ia berada.     

Alena sendiri seperti biasa tidak menyadari apa yang Nora rasakan. Baginya tubuh Nizam sudah Ia tutupi selimut. Lagipula Nizam adalah pangeran kerajaan yang terbiasa dilayani para pelayan wanita jadi terlihat sedikit bagi para pelayan adalah hal biasa. Tetapi Alena lupa kalau Nora adalah pelayannya dan bukan pelayan Nizam sehingga memang Nora tidak pernah melayani Nizam dalam hal apapun.     

Alena lalu mengambil Axel dan menyimpannya di pangkuannya dengan penuh kasih sayang. Ia mengangkat anaknya terlebih dahulu dan menimang - nimang dengan lembut sambil mengajaknya berkata - kata.     

" Maafkan Muya ..sayangku. Axel pasti kangen sama Muya ya. Sayangku.. Axel,  Muya bukannya berniat hendak menelantarkan kalian, tetapi ini untuk kepentingan kita bersama. Muya harus memberikan pelajaran dulu kepada Buya kalian agar kalian terhindar dari yang Muya alami." Kata Alena sambil mengecup pipi Axel lalu menghirup wanginya bayi yang sangat Alena sukai. Kemudian Ia melanjutkan perkataannya.     

" Dicambuk itu sangat sakit. Jadi Muya tidak ingin Buya kalian mencambuknya kalian hanya untuk kesalahan yang tidak terlalu fatal. Axel permata Muya.... Ayo mimi dulu. " Kata Alena sambil menyusui Axel. Kemudian Alena memberikan isyarat agar Alexa juga diberikan kepadanya untuk disusui juga.     

Seorang pengasuh Alexa segera menyimpan Alexa dengan hati-hati dipangkuan Alena yang sebelah kiri. Sehingga sekarang Alena menyusui kanan dan kiri.     

Axel dan Alexa tampak sangat bahagia kembali kepangkuan ibunya. Mereka menatap wajah cantik yang ada dihadapan mereka. Alangkah bahagianya berada dalam dekapan sang bunda. Perasaan nyaman karena detak jantung yang kini mereka dengar adalah suara yang sangat akrab yang mereka kenali sejak dalam kandungan ibunya. Itulah sebabnya mereka tampak nyaman berada dalam pelukan ibunya.     

Apalagi sekarang bau badan ibunya membuat mereka lebih tenang. Mereka seperti berada dalam tempat yang paling aman yang ada di dunia ini. Axel dan Alexa sangat beruntung memiliki ibu yang bersedia mengandung mereka, melahirkan dan sekarang menyusui mereka. Entah berapa ribu bayi seperti mereka yang memiliki nasib kurang beruntung karena tidak sempat dilahirkan, atau setelah dilahirkan kemudian di bunuh atau setelah dilahirkan mereka dibiarkan hidup tetapi kemudian ditelantarkan.     

Tidak ada bayi yang bisa memilih untuk dilahirkan dimana. Apakah mereka akan dilahirkan sebagai anak Raja, anak pengusaha, anak seorang pejabat, anak seorang buruh atau anak seorang pengemis. Tetapi yang pasti setiap bayi akan terlahir sudah dengan semua takdir yang akan melekat pada dirinya. Takdir baik atau burukkah yang akan mereka terima itu tergantung dari sejauh mana usaha mereka untuk hidup.     

Axel dan Alexa adalah bayi - bayi yang terlahir sudah dengan tanggung jawab yang akan mereka emban sejak dalam kandungan mereka Terutama untuk Axel karena Ia terlahir sebagai pewaris tahta kerajaan Azura. Ia bukanlah bayi sembarangan yang terlahir sebagai orang biasa. Takdirnya sudah tertulis akan merubah sejarah bangsa dan negaranya.      

Alena melihat Alexa sudah melepaskan p*ting dadanya dan pengasuhnya segera mengambilnya dengan lembut. Alexa tampak enggan diambil dari pangkuan ibunya tapi Ia terdiam karena perutnya sudah kenyang. Sedangkan Axel masih belum puas Ia menghisap tambah kuat dan cepat. Bahkan tidak berapa lama Ia melepaskan dada ibunya sambil merengek. Ia minta pindah ke dadanya yang satunya lagi.     

Alena segera memindahkan Axel ke pangkuan yang sebelah kiri dan lalu menyusuinya lagi. Axel menghisap sambil tersenyum berterima kasih. Karena Ia mendapatkan apa yang Ia inginkan. Tidak lama Axel malah terlelap kembali. Alena lalu mengambil tempat tidur bayi dan menidurkan Axel di dalamnya kemudian menyimpannya di samping Nizam yang mendengkur halus.      

Nizam kemudian membalikkan tubuhnya dari tidur menyamping menjadi terlentang sehingga selimutnya melorot memperlihatkan dadanya yang six pack. Nora tercengang melihat pemandangan langka ini, sehingga Ia langsung menundukkan wajahnya dengan muka merah. Alena jadi nyengir melihat Nora tampak tersipu - sipu. Ia baru menyadari kalau Nora tidak terbiasa melihat Nizam seperti Nayla atau Arani. Nizam memang terlelap tanpa sempat berpakaian. Alena lalu menarik selimutnya hingga ke leher agar dada Nizam tertutup.     

Alena kemudian berkata kepada Nora sambil mengambil kembali Alexa ke dalam pelukannya.     

"Maafkan Aku Nora. Kau boleh keluar dari kamar bersama pelayan lain. Biarkan Axel dan Alexa di sini. Hanya Aku minta disiapkan makanan yang cukup banyak untuk Yang Mulia Pangeran Nizam. Saat Yang Mulia terbangun Aku ingin Ia langsung bersantap.     

Nora Menganggukkan kepalanya dan segera keluar bersama para pengasuh dan pelayan. Alena sendiri kemudian menyalakan handphonenya untuk mencari sesuatu. Ia mencari tahu tentang pangeran Abbash dan ilmu yang dipelajari olehnya.     

Alena tahu kalau Nizam adalah orang yang keras kepala. Ketika Ia tidak ingin mempecayai ilmu - ilmu mistis yang takut menyeretnya kedalam kemusyrikan maka Alena tidak akan tinggal diam. Ia adalah orang Asia dimana negaranya masih sangat kental dengan hal - hal yang berbau mistis.      

Alena mendengar sendiri bagaimana Nizam masih belum menemukan cara untuk melawan Pangeran Abbash. Maka Alena akan melawannya dengan caranya sendiri. Alena membenci Pangeran Abbash sebanyak Ia membenci Sisca.      

Alena membenci Sisca karena Sisca dibutakan oleh kebenciannya kepada Alena sedangkan Alena membenci Pangeran Abbash karena Pangeran Abbash telah dibutakan oleh cintanya kepada Alena.     

Pangeran Abbash yang sudah menyebabkan Ia dihukum oleh suaminya sendiri. Alena lalu meraba bokongnya dan mengusap - ngusapnya sambil meringis. Luka itu belum sembuh dan masih terasa perih sedikit. Setiap Ia mengingatnya maka kebenciannya kepada Pangeran Abbash tumbuh semakin besar.     

Alena terus membaca dengan teliti setiap kali Ia membuka informasi tentang ilmu mistis yang dimiliki oleh Pangeran Abbash dan kemudian Ia lalu berpikir sesuatu. Kening Alena berkerut - kerut tanda Ia berpikir keras. sebelum kemudian matanya terbelalak. Ia berdiri dan baru saja akan keluar tetapi Ia teringat perkataan Nizam untuk tidak meninggalkan kamar tanpa dirinya. Nizam takut Pangeran Abbash bisa menyusup ke rumah ini seandainya memang jiwa Pangeran Abbash bisa keluar dari jasadnya dan bisa berkeliaran seenaknya di tempat manapun yang Ia suka.     

Alena sendiri sebenarnya tidak takut karena Ia merasa memiliki jiwa yang kuat. Ia mungkin cengeng dan rapuh tetapi Ia bukan orang yang mudah disusupi makhluk halus atau jiwa orang lain. Alena adalah orang yang memiliki percaya diri yang tinggi dan selalu optimis. Ia juga pemberani dalam memperjuangkan haknya. Bahkan Ia memang orang yang berani mengambil resiko untuk melakukan apapun yang Ia inginkan.     

Alena sebenarnya bisa saja keluar dari kamar dan melanggar perintah Nizam tetapi untuk saat ini Ia masih belum berani melanggar perintah Nizam. Dia dan Nizam baru berbaikan dan Ia masih waras untuk tidak membuat gara - gara dulu sehingga kemudian Ia menelpon Nora dan berkata, " Panggilkan Zarina ke sini!! " Kata Alena melalui teleponnya Bibir Alena menyeringai licik. Ia akan melawan pangeran gila itu dengan caranya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.