CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Mendengarkan



Aku Mendengarkan

0Zarina menghela nafasnya sebelum Ia berkata dan bercerita kepada Cynthia, " Aku selama ini hidup dengan apa yang kuinginkan. Kedua orang tuaku terlalu sibuk untukku sehingga Aku tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Aku lalu mencari sosok idola dari figur orang lain. Di negaraku para pangeran Azura adalah para idola yang sangat disukai karena kekayaan dan ketampanan mereka. Dan diantara semua pangeran Aku menyukai Pangeran Thalal." Zarina menerawang sementara Cynthia masih mendengarkan dengan penuh simpati. Bahkan Zarina menyebut dirinya sebagai Aku saking tidak sadarnya     
0

"Dia menggantikan sisi orang tuaku sebagai idola. Wajahnya yang tampan dan prilakunya yang baik telah menggugah hatiku. Dia juga pangeran yang jiwa sosialnya termasuk sangat tinggi. Aku selalu menginginkan dia sebagai suamiku. Tetapi Yang Mulia... Aku sendiri sangat tidak ingin merebut kebahagiaan orang lain walaupun sesunggguhnya Aku tidak dapat menahan perasaanku untuk selalu ingin melihat wajahnya. " Zarina menghela nafasnya     

"Aku mengaku salah telah sengaja diam di rumah Yang Mulia Nizam dan bahkan kini mencelakakan Yang Mulia Nizam.." Air mata Zarina meleleh.     

"Aku terlalu egois karena kecintaaku itu hingga para pelayan dan penjaga sangat membenciku, Aku berulang kali berniat untuk meninggalkan rumah ini. Tetapi takdir selalu menyeretku kembali ke sini. Yang Mulia tolong untuk tidak membenci Aku. Selain Pangeran Thalal, Aku juga sekarang sangat memuja Yang Mulia. Anda adalah tipe orang yang sanggup mengorbankan apa saja untuk orang lain. Bahkan diantara yang membenciku termasuk Yang Mulia Putri Alena yang terkadang suka melirik hamba dengan tajam. Hanya Yang Mulia yang mempercayai dan tetap baik kepada hamba. Sampai matipun hamba tidak akan pernah berani berdiri sejajar dengan Yang Mulia." Air mata Zarina semakin menetes.     

"Yang Mulia, jangan pernah meragukan perkataan hamba. Karena hamba berkali - kali berkata bahwa hamba lebih baik mati daripada menjadi istri Pangeran Thalal dan mengakibatkan air mata Yang Mulia Putri Cynthia menetes sedih" Kata Cynthia     

"Aku tidak seperti itu Zarina. Kalau nanti sampai ke takdirnya Kau harus menjadi istri suamiku. Aku sungguh tidak keberatan" Kata Cynthia sambil tersenyum.     

"Tidak..jangan berkata seperti itu. Sungguh Yang Mulia,jangan. Tidak ada sedikitpun cinta pada mata Yang Mulia Pangeran Thalal terhadapku" Kata Zarina     

"Tapi Ia terlihat sedikit tidak suka mendengar Kau akan menikah dengan Amar" Kata Cynthia.     

Zarina tersenyum, " Itu mungkin naluri laki - laki saja. Aku serius akan menikah dengan Amar. Aku berharap dia akan menjadi pelindungku kelak hingga akhir hayat hidupku. Aku baru saja Akan menelpon orang tuaku sebelum Aku mendengar berita yang sangat menyebutkan. Bagaimana mungkin Aku dapat menikahi Pangeran Abbash. Aku sendiri tidak tahu bagaimana rupa Pangeran itu. Yang Aku dengar hanya kejahatannya saja." Mata Zarina mengabur.     

"Kalau Aku menikah dengan Pangeran Abbash, Aku tidak bisa tinggal di dekat Yang Mulia Putri Cynthia dan Pangeran Thalal. Aku juga pasti akan jadi korban kejahatannya. Aku nanti akan jadi musuh kalian. " Zarina menangis tambah keras membuat Cynthia langsung memeluk Zarina.     

"Zarina sayangku... jangan menangis lagi. Kami tidak akan pernah membiarkan Pangeran Abbash menikahimu. Kau harus tetap ada disini dan membantu kami melawan kejahatan yang akan merongrong kerajaan Azura. Kau tidak usah khawatir, kalau kau memang akan menikahi Amar maka Aku sekuat tenaga akan mewujudkannya." Kata Cynthia sambil mengelus punggung Zarina.     

"Anda Sangat baik Yang Mulia. Apakah yang dapat hamba lakukan untuk membalas kebaikan hati Yang Mulia" Kata Zarina. Tiba - tiba Cynthia tersenyum dan berkata perlahan.     

"Kau tahu kalau Pangeran Abbash memiliki ilmu ghaib yang dapat menyusup kemana - mana. Entah mengapa Aku juga merasa yakin kalau kakaknya juga pasti memiliki ilmu hitam seperti itu. Zarina, Kau tahu kalau Yang Mulia Pangeran Nizam tidak akan pernah belajar ilmu yang seperti itu. Zarina Aku tahu kau memiliki kapasitas untuk melawan ilmu hitam mereka. Aku hanya memohon satu hal kepadamu. Berlatih untuk memperdalam kemampuan yang kau miliki dan lawan mereka untuk kami disaat mereka menggunakan ilmu yang seperti itu" Kata Cynthia dengan wajah yang serius.     

Zarina menatap Cynthia dengan pandangan yang menyelidik, dia bukanlah orang yang bodoh dan tidak tahu apa - apa. Dia tiba - tiba melihat misi lain yang ada dalam pemikiran Cynthia untuknya.     

"Apakah Yang Mulia sedang mencoba menahan hamba agar hamba membantu Yang Mulia Pangeran Nizam?" Kata Zarina.      

Cynthia malah tersenyum tipis, " Aku tidak mau berbohong kepadamu. Ya, selain Aku memang menyayangi dan menyukai ketulusanmu Aku juga berharap kau akan ada disisi kami untuk mendukung Yang Mulia Pangeran Nizam mencapai tahtanya." Kata Cynthia.     

"Apakah maksud  Yang Mulia sesungguhnya melakukan ini semua untuk Yang Mulia Putri Alena?" Kata Zarina sambil tetap menatap Cynthia.     

Cynthia tersenyum manis, di elusnya kepala Zarina dengan lembut, " Kau memang gadis yang pintar. Nah sekarang jangan menangis lagi. Persiapkan dirimu. Malam ini kita akan berdiskusi dengan Yang Mulia Pangeran Nizam. Besok kita akan menjemput orang tuamu. Ingat bearsikaplah yang baik kepada mereka. Kita akan berupaya untuk membelokkan hati orang tuamu agar menyetujui pernikahanmu dengan Amar dan bukannya menjodohkanmu dengan Pangeran Abbash" Kata Cynthia sambil bangun dari duduknya.     

"Sungguh Tuan Putri Alena sangat beruntung memiliki sahabat sebaik Yang Mulia. Andaikan banyak persahabatan seperti ini maka hamba yakin dunia akan menjadi damai" Kata Zarina sambil tersenyum.     

Tetapi kemudian Cynthia berbalik lagi karena teringat sesuatu. " Ngomong - ngomong tentang Amar. Apakah Kau benar ingin menikahinya? atau kau hanya sekedar memperalatnya ? " Kata Cynthia.     

Zarina sesaat tertegun tetapi kemudian menjawab pertanyaan Cynthia, "Bukankah tadi hamba sudah mengatakan bahwa hamba serius menginginkannya"     

"Kau tahu suatu pernikahan bukan hanya sekedar ritual untuk menyatukan dua orang manusia secara fisik tetapi juga menyatukan mereka secara hati dan jiwa. Ada banyak pernikahan di dunia ini yang tidak dasari oleh cinta. Tetapi jika mereka memiliki komitmen yang sama dan saling menghargai serta menyayangi. Tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban suami istri maka pernikahan mereka akan selamat sampai akhir.     

Tetapi tidak sedikit pernikahan di dunia ini yang pada awalnya didasari oleh cinta tetapi karena mereka tidak memiliki komitmen bersama bahkan saling egois satu sama lain maka pernikahan mereka akan kandas ditengah jalan.     

Zarina pernikahanmu tidak didasari atas cinta karena bukankah kau hanya mencintai suamiku, benarkan seperti itu? " Cynthia bertanya dengan perlahan.     

Zarina terdiam sebelum kemudian Ia berkata lebih perlahan dari kata - kata Cynthia. " Itu benar Yang Mulia "      

"Aku hanya ingin mengatakan kepadamu. Amar ini adalah orang yang menyelamatkan nyawaku dan suamiku pada saat di Korea. Aku ingin kau menghormati dia sebagai suamimu dan tidak mempermainkan perasaannya. Kau jangan menggunakan ketidakcintaanmu kepadanya untuk menekan dan memperalat dia.     

Aku tidak suka kau menyakiti perasaannya karena sesungguhnya Aku lebih suka kau menikahi Pangeran Thalal dan menyakiti perasaanku daripada Kau menikahi Amar untuk menyakiti perasaannya. Aku Cynthia adalah orang yang tahu diri. Aku bukanlah orang yang akan memperjuangkan kebahagiaanya sendiri di atas penderitaan orang lain.     

Aku Cynthia, selamanya tidak akan pernah lupa terhadap orang yang pernah berjasa kepadanya. Aku dan suamiku tidak akan pernah ada di sini kalau seandainya Amar tidak datang untuk menyelamatkan kami" Cynthia berkata dengan datar dan dingin lalu Ia meninggalkan Zarina seorang diri dikamarnya.     

Zarina tertegun mendengar kata - kata Cynthia. Mengapa ada orang yang begitu mengesankan seperti Cynthia. Mengapa Ia hanya sibuk bermain dengan perasaan melakolisnya saja sehingga hampir kehilangan nyawanya. Mengapa Ia tidak memanfaat hidupnya untuk berbuat bagi dirinya sendiri dan orang lain.     

Masih banyak orang lain yang memerlukan bantuannya. Tidak seharusnya dia sibuk mengurusi permasalahannya sendiri. Ia harus menolong Nizam untuk tetap berada disampingnya. Ia juga harus berjuang untuk memperjuangkan nasib kehidupan pribadinya di depan orang tuanya. Ia juga harus berusaha mencintai Amar agar di saat sudah menikah Ia dapat memberikan segenap jiwa dan raganya kepada Amar walaupun itu butuh waktu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.