CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Memang Egois



Aku Memang Egois

0Nizam masih saja merasa cemburu kepada Pangeran Abbash, Ia tetap merasakan kalau Alena seperti memiliki suatu perasaan kepada Pangeran tampan itu. Alena sendiri masih gemetar dalam gendongan suaminya. Riak matanya gelisah, Ia sungguh tidak tega melihat darah berhamburan dari mulut Pangeran Abbash. Ia menjadi sangat menyesal telah memprovokasinya, Ia juga menyesal bersedia dicium oleh suaminya sehingga Pangeran Abbash menjadi gelap mata dan melakukan penendangan kepada salah seorang penjaganya.      
0

" Aku tidak ingin dia mati baik sekarang maupun nanti," Kata Alena dengan tegas. Nizam mengerutkan keningnya.     

"Tetapi mengapa ? Apakah Kau mulai jatuh cinta kepadanya. Wajahnya memang tampan sangat tampan. Dia lebih seperti artis Cina, benarkan ?" Kata Nizam.      

Alena tiba - tiba minta turun dari gendongan Nizam dan Nizam menurunkannya.      

"Nizam.. tolong. Mengapa di otakmu terus saja berpikiran yang bukan - bukan. Aku sudah bilang berkali - kali kalau Aku tidak akan pernah mencintai siapun selain dirimu, kecuali.. " Alena menyebutkan kata kecuali di belakang kalimatnya membuat Nizam menghentikan langkahnya.     

" Kecuali apa Alena ?" Kata Nizam     

" Kecuali kalau kau yang duluan menghianatiku.." Kata Alena pendek sambil melanjutkan berjalannya.     

Tapi memang Nizam yang sangat pintar itu bisa menebak arah selanjutnya dari pemikiran Alena yang seakan tersembunyi disebalik kata - katanya.     

"Maksudmu Alena, Kalau Aku menghianatiku berarti kau akan bersama Pangeran Abbash dan bukan dengan yang lainnya. Berarti Aku dapat menyimpulkan bahwa kau sekarang ternyata menyukai Pangeran Abbash."  kata Nizam semakin gencar mengeksploitasi pemikirannya.     

"Aku tidak tahu Nizam.. Aku tidak tahu. Kalau kau memiliki pemikiran seperti itu aku juga berpikir berarti kau juga memang berencana akan menghianatiku " kata Alena lagi.     

"Aku memang sudah menghinatimu dengan banyak wanita " Kata Nizam      

"Itu tidak termasuk menghianati karena pernikahanmu semuanya adalah paksaan. Tetapi ketika kau menyentuh mereka maka itulah yang disebut penghianatan "      

Nizam menghentikan langkahnya dan memegang pundak Alena, " Akan ada banyak tipu muslihat dalam istana. Sepintar - pintarnya Aku, Aku tentu saja tidak bisa memberikan jaminan kepastian Aku tidak akan terperosok  kedalam jebakan mereka pada suatu hari nanti. kau harus tahu kalau hatiku akan selalu ada untukmu.      

Jadi ketika Aku suatu hari nanti terjebak ke dalam jebakan mereka dan menyentuh salah satu istriku sebelum harem dibubarkan. Aku harap kau akan tetap disisiku dan tidak akan berpindah ke lain hati" Kata Nizam dengan mata yang berkabut. Ia sangat bersungguh - sungguh dalam kata - katanya.     

Nizam memang sedang membentuk pasukannya sendiri di Amerika, tetapi di Azura dan kerajaan - kerajaan Aliansi di bawah kerajaan Azura adalah bukan terdiri dari kumpulan orang - orang bodoh yang kerjanya hanya diam saja. Di kerajaannya akan ada rongrongan dari dalam yang mungkin ingin menggulingkan Nizam sebagai putra Mahkota dan menggantikannya dengan pangeran lain yang dianggapnya lebih pantas. Di kalangan kerajaan Aliansi kalau mereka terlihat tenang bukan berarti mereka diam - diam saja. pastinya akan ada pergerakan - pergerakan yang ingin merebut kekuasaan kerajaan Azura dan menjadi negara pemimpin diantara mereka.     

Mereka akan menyerang Nizam dari berbagai sisi, langkah pertama mereka adalah dengan menjadikan Nizam sebagai bagian dari kekuasaan mereka yaitu dengan menikahkan putri, anak atau adik kepada Nizam. Saat ini Nizam masih bisa menghindari istri - istrinya tetapi ada kemungkinan Ia akan terjebak kedalam permainan mereka. Kalau itu benar berarti Alena akan meninggalkannya.     

Alena terdiam mendengar kata - kata Nizam, Ia menjadi bingung.     

"Aku tahu Nizam, kau memang suami dari banyak wanita. Sebenarnya dari awal aku sudah menguatkan hati akan tetap berada disisimu walaupun kau menyentuh semua wanita yang ada diharem. Tetapi membayangkan kau memegang tangan salah satu wanita itu saja sudah membuatku terasa panas bagaimana bisa membayangkan kau menyentuh wanita lain" kata Alena sambil menunduk.     

"Lalu Aku harus bagaimana ? Aku kan memang tidak bisa membubarkan harem langsung begitu saja.  Memangnya Aku ini siapa ? Aku ini masih putra mahkota dan bukan raja. Sekalipun raja Aku juga tidak bisa bertindak sewenang - wenang. Ada konstitusi yang harus aku patuhi." kata Nizam     

"Iya Aku tahu.. Aku tahu.." Kata Alena lagi. Kepalanya mendadak pusing. Di satu sisi Ia memahami perkataan Nizam, tetapi di satu sisinya lagi Ia tidak rela kalau harus berbagi Nizam dengan wanita lain. Kemudian Nizam berkata lagi.     

"Jadi Alena, selagi Aku berusaha akan membubarkan Harem kalau seandainya Aku tiba - tiba terjebak oleh permainan mereka sehingga kemudian aku terpaksa menghianatimu di luar kesadaranku maka berjanjilah kau akan tetap berada disisiku dan jangan pernah meninggalkan Aku " kata Nizam.     

"Mungkinkah ini yang disebut dengan keegoisan seorang laki - laki" Kata Alena sambil mencibir.     

'Ya.. terserah kau mau berkata apa. Aku tidak ingin kau pergi dari sisiku. Walaupun nanti Aku terjebak permainan mereka. Kau harus tetap mendukungku. Jangan pernah memikirkan pria lain selain diriku apalagi memikirkan pangeran Abbash " Kata Nizam     

" Iya.. iya whatever you want.. whatever you say.. Aku ikut aja. Aku mau lihat sejauh mana Kau  berusaha menahan dirimu untuk tidak berkhianat "     

Nizam meraih pinggang Alena dan mengangkatnya hingga muka mereka sejajar. " Kau bisa lihat nanti bagaimana Aku akan berusaha untuk tidak berkhianat kepadamu"      

Alena tersenyum dan menyentuhkan bibirnya ke hidung Nizam yang mancung. "Kau juga bisa lihat nanti apakah Aku akan berpaling ke pria lain atau tetap memegang teguh cintamu di hatiku " Alena berkata dengan perlahan sebelum kemudian Ia membenamkan ciumannya ke bibir Nizam. Sesaat mereka lupa kalau di dunia ini mereka tidak berdua.     

Sementara itu Ali dan Fuad segera membalikkan badannya untuk tidak menyaksikan adegan yang ada di depan mereka. Apalagi Ali, Ia sedang bersedih karena malam ini adalah hari pernikahan Zarina dan Amar. Ia menyukai Zarina sejak pertemuan pertama tetapi yang menikahinya adalah Amar. Ia begitu sakit hati tetapi tidak berdaya. Kalau Ia harus bersaing dengan orang lain mungkin masih bisa Ia lakukan tetapi bersaing dengan teman sendiri sungguh tidak mungkin.     

Lagipula Amar dan Zarina sama sekali tidak bersalah, mereka berdua tidak pernah tau tentang cintanya. Ali terlalu banyak pertimbangan dan ketakutan. Sedangkan Amar lebih cepat bergerak. Fuad mengintip sedikit ke belakang tetapi yang dibelakang belum ada tanda - tanda saling memisahkan diri. Fuad merasakan telinganya mulai memerah. Kejadian ini sebenarnya bukan sekali dua kali terjadi tetapi setiap kali berlangsung Ia tetap saja merasa gelisah sendiri.      

Fuad melirik ke arah Ali yang sedang termenung, Ia tahu kalau temannya itu sedang dalam keadaan gundah dan gelisah. Walaupun di bibir Ia bilang ikhlas dan rela tetapi hatinya siapa yang tahu. Sejak Ali tahu Amar akan menikah dengan Zarina. Senyum di bibir Ali seakan hilang tak berbekas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.