CINTA SEORANG PANGERAN

Tarian diantara Teleconference



Tarian diantara Teleconference

0Alena melihat - lihat model pakaian yang akan dikenakan pada saat akan wisuda nanti. Entah mengapa Ia ingin mengenakan kebaya Indonesia. Dia memegang katalog kebaya dari salah satu butik yang paling terkenal di Indonesia. Ada berbagai macam model kebaya yang cantik - cantik. Alena  tampak tekun menelusuri setiap model dan warnanya.     
0

Nizam sendiri sedang sibuk berdiskusi melalui teleconference dengan para perwakilan mahasiswa bagian kepengurusan  wisuda. Ia dan Edward kebetulan menjadi panitia dan penyokong dana dari kegiatan tersebut. Rencananya mereka akan mendatangkan presiden Amerika untuk memberikan sambutan  pada saat wisuda nanti. Mereka mengadakan teleconference sebelum nanti malam akan mengadakan pertemuan di rumah Nizam.     

Alena sesekali menatap Nizam yang tampak serius berbicara. Headset nya terpasang di telinga Nizam. Ketika Alena menatap Nizam kebetulan Nizam juga sedang menatap dia. Alena tersenyum lebar. Melihat Nizam begitu serius, Alena jadi iseng ingin menggodanya. Ia mulai melakukan gerakan menari di depan suaminya.      

Nizam yang sedang kebagian berbicara tampak mengerutkan keningnya melihat Alena tampak menggoyangkan badannya dengan sengaja menggoda Nizam. Nizam memalingkan mukanya dengan muka merona ke arah lain sementara mulutnya berbicara,     

"Kemarin Asisten Aku sudah berkoordinasi dengan Protokol Kepresidenan, Dan semua sudah fix. Kita tinggal menyiapkan yang dikampus. Hari ini kita akan berbicara dengan pengurus dari adik kelas agar mengurus tentang keamanan kampus bekerja sama dengan pihak manajemen kampus." Kata Nizam kepada teman - temannya. Ada sekitar sepuluh orang yang sedang mengadakan teleconference. Sedangkan Edward jadi moderatornya.     

"Bagaimana dengan keamanan yang kemarin kita bicarakan. Apakah sudah siap semuanya. Bryan kemarin yang jadi penanggung jawabnya." Kata Edward mengingatkan tentang pengamanan. Kemudian Ia berkata lagi,     

"Silahkan Bryan.. Kau laporkan kesiapan dari pengamanan. Dan kau Nizam.. bukankah kau akan membawa pengamanan sendiri " Kata Edward kepada Nizam.     

Nizam yang sedang merasa canggung karena Alena malah melakukan gerakan menari di depan Nizam dengan sengaja. Alena melakukan gerakan tarian striptis dengan erotis. Nizam tidak menjawab pertanyaan Edward, karena Ia malah terpaku melihat istrinya yang meliuk - liuk di depan matanya.     

Nizam merasa matanya jadi sakit melihat gerakan tubuh Alena. Alena tidak memiliki bakat menari, tubuhnya sangat kaku. Azura adalah kerajaan yang para wanitanya terkenal dengan ahli menari jadi sejak kecil Nizam sudah terbiasa melihat para wanita menari dengan gerakan tubuh yang sangat indah. Bahkan Putri Rheina sendiri adalah penari yang sangat hebat. Dan Nizam pernah menyaksikannya pada saat hari  pernikahan mereka.      

Para wanita di kerajaannya harus menguasai minimal satu jenis tarian untuk dipersembahkan pada saat hari pernikahan mereka kepada suaminya. Dan waktu itu Alena gagal mempersembahkan tarian pada saat pernikahan mereka karena ketiduran.     

Sekarang entah apa yang meraksukinya hingga Ia malah menari di depan Nizam pada saat Nizam sedang mengadakan teleconference. Mana gerakannya kaku seperti itu. Persis seperti boneka kayu yang digerak - gerakan oleh beberapa benang. Mau tertawa tidak tega, mau menangis juga tidak tega.     

Melihat Nizam hanya terpaku sambil berusaha mengalihkan pandangan akhirnya Alena mengubah jenis tariannya. Ia lalu mencoba menari striptis. Tarian genit untuk memikat para pria. Tarian yang  terkadang dilakukan sambil membuka pakaian satu persatu sampai telanjang. Walaupun gerakannya kaku tetapi kalau dilakukan dengan gaya genit tentu saja membuat para pria terpesona.     

Nizam yang tadinya ingin tertawa kini langsung terbelalak melihat Alena merubah jenis tariannya. Gerakan tubuhnya yang tadi kaku kini berubah menjadi genit. Nizam menjadi tidak ingin tertawa lagi. Ia malah merasa gerah. Keringat tampak mulai menetes di ujung pelipisnya.     

"Nizam.. Nizam.. Apakah kau masih aktif ? " Kata Edward memanggil Nizam karena Ia tidak mendengar Suara Nizam lagi. Nizam tersentak, dengan kening berkerut Ia lalu menjawab.     

"Ya..ya.. Aku masih aktif. Iya memang benar. Aku akan membawa sekitar 20 orang penjaga karena Aku membawa beberapa keluargaku. " Kata Nizam sambil kembali memalingkan wajah menghindari gerakan tubuh Alena yang meliuk - liuk dengan genit. Bahkan pakaian luarnya sudah tercecer entah dimana.      

Melihat wajah Nizam dipalingkan ke arah yang lain, Alena tetap tersenyum genit Ia segera berjalan berpindah tempat ke arah wajah Nizam. Bahkan Ia kini semakin mendekati wajah Nizam. Nizam tampak menjadi semakin merona merah. Ia kembali memalingkan wajah ke arah lain. Alena mulai cemberut. Ia lalu duduk dipangkuan Nizam yang sedang duduk di atas sofa.     

Nizam menjadi sedikit tegang, masalahnya Ia sedang teleconference. Ia sering mengadakan teleconference baik hanya audio saja ataupun sekaligus dengan video-nya. Kali ini untungnya saja hanya audio sehingga tidak saling bertatap muka. Dan Alena tahu itu karena selama melakukan Audio Nizam tidak memakai pakaian resmi. Nizam malah mengenakan kaos oblong dan itu bukan gaya Nizam berpakaian tidak resmi di depan orang lain. kecuali sedang berolah raga pribadi. Karena sedang berlatih ilmu bela diri juga Nizam pasti mengenakan pakaian lengkap dan tertutup.     

Alena merangkulkan tangannya di leher Nizam. Nizam menggelengkan kepalanya memberikan isyarat agar Alena turun dari pangkuannya. Teleconference-nya belum beres dan masih banyak yang harus Ia bahas bersama teman - teman mereka.     

"Apakah Kau akan membawa bayimu juga?" Edward bertanya untuk memastikan karena kalau Nizam  membawa bayi berarti bagian sarana harus menyiapkan ruangan khusus bayi.     

Nizam menjawab sambil mencekal tangan Alena yang nakal menggodanya, " Tidak, Aku tidak akan membawa bayiku. Berada di luar terlalu beresiko. "     

"Oh..Ok.. " Edward menjadi merasa lega. Ia kemudian mengalihkan pembicaraan tentang persiapan yang lainnya. Nizam mengikuti teleconference itu sambil mencekal tangan Alena. Karena melihat Nizam seperti tidak bisa diganggu, Alena akhirnya menggelesorkan badannya ke bawah dan Ia tidur dipangkuan Nizam. Ia  lalu terlelap sambil mendengarkan Nizam berdiskusi. Buku katalog kabayanya terbuka di atas meja.     

Nizam melihat Alena sudah terlelap dipangkuannya dengan pakaian sudah terbuka sebagian bekas Ia menari striptis dengan gerakan yang aneh. Nizam tidak tega mengganggu Alena yang terlelap. Ia malah mengambil buku katalog yang tadi dibuka Alena.     

Keningnya langsung berkerut melihat katalog kebaya yang dilihat Alena. Ia sedikit aneh melihat model pakaian yang kebanyakan mengeskpos bahu dan dada bagian depan. Bahkan ada yang dadanya terlihat setengahnya. Kebetulan yang dilihat Alena memang kebaya modern yang kebanyakan memperlihatkan bahu dan sebagian dada pemakainya.     

Nizam melempar katalog itu dan menggeretakkan giginya. Apa Alena akan mengenakan pakaian seperti itu pada saat wisuda. Langkahi dulu mayatnya. Nizam mengomel - ngomel perlahan sambil menepuk bahu Alena agar Alena tetap terlelap tidur.     

Nizam tidak berani memindahkan Alena, entah mengapa Ia takut Alena akan terbangun karena sejak memiliki bayi kini Alena menjadi sensitif. Setiap kali Axel atau Alexa menangis Ia akan langsung terbangun dan menghampirinya. Nizam akhirnya ikut tertidur bersama Alena. Ia tidur dalam posisi bersender di sofa dan sambil membiarkan Alena tertidur dipangkuannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.