CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Hancurkan Katalognya ?



Kau Hancurkan Katalognya ?

0Alena terbangun ketika Ia mendengar Axel menangis, Ia merasa badannya sedikit pegal dan Ia kemudian tersadar kalau Ia masih tertidur dipangkuan Nizam dengan pakaiannya yang masih acak - acakan. Dilihatnya Nizam tertidur menyender ke sofa dengan posisi masing memangku kepala Alena dipangkuannya. Alena menjadi iba karena gaya tidur Nizam pasti akan menyebabkan sakit pada punggung dan leher.     
0

"Alangkah baiknya Kamu, Nizam. Kamu sangat lembut dan perhatian kalau sedang normal " Kata Alena sambil bangun dari tidurnya. Ia melihat Nizam yang terlelap. Matanya menutup dengan bulu mata yang panjang - panjang itu tampak menempel pada kulit di bawah matanya. Hidungnya yang mancung dan bibirnya yang seksi itu terkatup rapat.     

Alena merasa kalau wajah Nizam saat sedang tertidur ketampanannya semakin mengagumkan. Ia lalu menyentuhkan bibirnya ke bibir Nizam. Tetapi Nizam tidak bereaksi, mungkin Ia sangat mengantuk. Karena tangis Axel semakin terdengar, Alena lalu meloncat dan membereskan pakaiannya.      

Ketika Ia membungkukkan badannya hendak mengambil blusnya yang tadi Ia lempar pada saat menari striptis. Ia melihat banyak serpihan kertas bertebaran di lantai. Alena mengerutkan keningnya karena sebelum Ia tertidur ruangan ini begitu bersih lalu mengapa sekarang banyak serpihan kertas bertaburan hampir memenuhi lantai.     

Alena mengambil salah satu serpihan kertas dan kemudian Ia melihat gambar sebuah bahu orang yang mengenakan kebaya. Alena  tersadar apa yang telah terjadi. Ia langsung berteriak kesal dan meloncat ke pangkuan Nizam. Duduk di atasnya dan mulai menggoncang - goncangkan bahu Nizam, membuat Nizam terbangun kaget.     

"Apa.. apa.. ada apa ? Apa kerajaan di serang ?" kata Nizam sambil tegang.     

"Kerajaan .. kerajaan kepalamu. NIZAAAM!! Apa yang telah kau lakukan pada katalog kebayaku, mengapa kau menghancurkannya. Katalog itu sulit mendapatkannya. Aku harus inden untuk mendapatkannya. Mengapa Kau merobek - robeknya sampai tidak berbentuk. Apa yang telah kau lakukan.. kau menyebalkan. Kau  memuakkan... " Alena hampir menangis. Ia sudah memesan katalog itu sekitar sebulan lalu dan memang sesuai rencananya Ia akan mengenakan kebaya pada saat wisuda nanti.     

Butik itu bukan butik sembarangan. Langganan kaum berduit dan hanya mengeluarkan satu model untuk satu pelanggan. Sehingga untuk menghindari pencurian ide maka katalog itu hanya beredar untuk kalangan tertentu. Jangan harap ada model kebaya dari butik itu yang ada di internet karena pasti akan ditiru oleh desainer yang lain.      

Nizam menggelengkan kepalanya lalu memindahkan tubuh Alena dari pangkuannya ke kursi, "Mengapa Kau begitu marah. Aku memang merobek bukunya " Kata Nizam dengan dingin.     

"Apa yang telah kau lakukan ? Apa kau mengguntinginya atau kau merobek - robeknya. Ya Tuhan Nizam.. katalog itu kertasnya kertas lux bukan kertas HVS biasa.. bagaimana bisa kau hancur begitu. Serpihannya bagaikan  terkena mesin penghancur kertas" Mata Alena berkaca - kaca. Ia sungguh tidak mengerti bagaimana bisa buku katalog yang tebal itu bisa hancur hingga berupa serpihan. Bagaimana cara Nizam melakukannya.     

Nizam mengangkat bahunya, tentu saja Alena tidak melihat apa yang sudah Nizam lakukan sebelum Ia tertidur menemani Alena. Ia melempar bukunya ke atas lalu Ia menyalurkan tenaga dalam ke telapak tangannya dan menghancurkan katalog itu dengan sekali remas. Buku katalog itu langsung hancur dengan serpihan yang bertebaran dan menyebar ke seluruh ruangan.     

"Aku tidak suka dengan model pakaiannya. Apa kau berencana memamerkan bahu dan dadamu ke depan orang lain ? Jangan mimpi. Lebih baik kau langkahi dulu mayatku ' kata Nizam dengan geram.     

Alena mengacak - ngacak rambutnya sendiri. " Apa kau membuka buku itu sampai ke halaman belakang tidak?" Kata Alena dengan sebal. Nizam menggelengkan kepalanya.     

" Uuh.. dasar otak bebal.. Pemarah.. Itu dibelakangnya ada katalog khusus kebaya muslim. Kebaya muslim itu bentuknya tertutup dan panjangnya  melebihi pingul. Dan Aku akan memakainya. Bukan kebaya yang bahu dan dadanya terbuka lebar. Ya Tuhan.. Nizam Please.." Kata Alena ngomel -ngomel. Nizam malah tertawa kecil untuk menutupi kesalahannya.     

"h..he..he.. Maaf Alena, Aku tidak tahu. Aku pikir kau akan memperlihatkan bahu dan dadamu pada orang lain" Nizam menjawil pipi Alena yang tampak merah padam karena sangat marah.     

"Aku masih waras..dan tidak gila. Dengan sikapmu yang begitu posesif masa Aku mau menggali lubang kuburanku sendiri.. Aku tidak mau kena cambuk lagi. Tetapi sekarang agaknya Kau yang harus kucambuk " kata Alena sambil mencari - cari benda yang Ia bisa gunakan untuk mencambuk suaminya.      

"Jangan Alena.. Aku kapok.." Kata Nizam sambil meloncat ketika Ia melihat Alena meraih sebuah kain yang biasa Ia gunakan untuk menggendong Axel atau Alexa. Kain itu khusus didatangkan dari Surabaya untuk menggendong bayi - bayinya. Kain itu sangat sempurna untuk menjadi cambuk. Alena meliipat kainnya menjadi dua agar tidak terlalu panjang lalu menyabetkan ke arah tubuh Nizam. Nizam malah tertawa geli membuat Alena semakin geram. Ia berlari mengejar Nizam.     

"Alena.. sudahlah.. sudah Aku mengaku salah, itu dengar Axel menangis.. dia kehausan, ayolah susui dia.. Kau jangan mencambukku lagi" Kata Nizam sambil kemudian berlari menghindari Alena sekaligus melihat Axel yang merengek - rengek. Mendengar Axel disebut Alena baru tersadar. Ia lalu keluar dari ruangannya dan mengambil Axel yang sedang di gendong pengasuhnya.      

Sambil mengambil Axel, Ia melihat Nizam yang berdiri agak jauh dan menoleh kepadanya tersenyum manis. Alena membalasnya dengan cemberut. Ia lalu pergi ke dalam kamar dan menyusui Axel. Ia juga meminta Alexa di bawa juga ke pangkuannya. Mereka memang sudah jamnya mereka untuk di susui.     

Sementara itu Nizam lalu keluar kamar dan duduk di sebuah ruangan tempat Ia berbincang - bincang dengan orang - orang yang dikehendakinya.     

Ali dan Fuad tampak sedang berbincang - bincang, bahkan ada Nayla yang sedang membaca ebook pada gedget-nya.     

Melihat Nizam datang mereka bertiga segera bangun dan memberikan hormat. Lalu berdiri memberikan perintah.     

"Fuad Kau panggilkan Bastnah kemari dan Kau Nayla, segera hubungi butik kebaya terkenal di Indonesia. Kau minta kirimkan semua kebaya muslim ukuran istriku secepat mungkin " Kata Nizam kepada Nayla.     

Nayla nampak tertegun mendengar kata - kata Nizam. Apa Ia tidak salah dengar. Kirimkan semua kebaya.. memang ada berapa banyak kebaya ? Apakah kalau kebayanya ada seratus maka harus dikirim semuanya. Maka Ia bertanya lagi kepada Nizam.     

'Maksud Yang Mulia, ada berapapun pakaian itu kalau ukurannya cocok maka minta dikirim semuanya sekarang juga" Kata Nayla memastikan.     

Nizam malah mengerutkan keningnya tanda tidak suka, " Apa perkataanku tadi kurang jelas ?" Kata Nizam sambil menggelengkan kepalanya. Kecerdasan dan kecekatan Nayla sangat jauh di bawah Arani. Tetapi memang untuk menjadi asisten yang baik memerlukan waktu. jadi Nizam untuk sementara waktu harus bersabar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.