CINTA SEORANG PANGERAN

Terlambat ke Mesjid



Terlambat ke Mesjid

0Amar kemudian memegang kedua pipi Zarina, menatapnya penuh cinta. Betapa cantiknya wajah istrinya. Seandainya Ia tidak ingat kalau Ia harus sholat maghrib mungkin Ia sudah menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami. Amar menghela nafas Ia harus bergegas ke mesjid. Dan ini juga pasti sudah sangat terlambat. Nizam tidak suka kalau ada bawahannya yang tidak sholat berjamaah. Zarina menganggukan kepalanya. " Kau sudah hapal semua bacaan sholat ?" tanya Amar. Zarina menganggukan kepalanya. " Aku sudah lama jadi mualaf.." Bisik Zarina. Amar hanya menganggukan kepalanya.     
0

"Bolehkah Aku pergi ke aula untuk mengurus perjamuan makan malam Yang Mulia Nizam bersama teman - temannya " Kata Zarina.     

"Kalau kau tidak lelah tidak apa - apa. Tetapi kalau kau merasa lelah lebih baik, Kau istirahat saja di kamar. " Kata Amar sambil menatap istrinya dengan lembut. Zarina menganggukan kepalanya, sebenarnya Ia memang lelah dari pagi Ia ikut memasak bersama para pelayan. Kini Ia ingin berbaring dan tertidur.     

"Aku akan tidur saja disini, sambil menunggumu." Kata Zarina dengan polos dan itu malah membuat Amar menjadi sedikit tegang. Ia menjadi gemetar dan salah tingkah. Padahal Zarina tidak bermaksud apa - apa dengan ucapannya. Amar memegang kepala Zarina dan mengecupnya. Biasanya Zarina akan menghindar jika ada kontak fisik dengan Amar. Tetapi sekarang Zarina sudah bisa menerima Amar sepenuh hati. Ia malah merangkul leher Amar seakan tidak ingin ditinggalkan Amar.     

"Jangan sekarang, sayang. Aku harus menghadiri pertemuan Yang Mulia Nizam bersama teman - temannya. Kaukan tahu kalau kemarin Pangeran Abbash keluar dari rumah ini dalam keadaan terluka berat. Aku sudah mencium akan ada pembalasan dari Pangeran Barry " Kata Amar sambil tersenyum. Walaupun berita yang dikatakan Amar sangat membuat panik orang yang mendengarnya. Tetapi Amar mengatakannya dengan penuh ketenangan.     

"Apa semua berjalan baik - baik saja ?" kata Zarina sambil memegang tangan Amar. Amar menganggukan kepalanya.     

"Kita sebagai makhluk Tuhan hanya bisa berusaha. Aku dan Arani sedang berusaha untuk memaksimalkan pengamanan Yang Mulia. Tetapi tidak akan bisa mencegah takdir yang kuasa" Kata Amar sambil kemudian berdiri dan keluar dari ruangan kerjanya. Terdengar suara air di kamar mandi Dan Zarina segera pergi untuk menyiapkan jubah Amar dan penutup kepalanya.     

****     

Amar tampak membungkukkan badannya ketika bertemu dengan Nizam di mesjid. Ia benar - benar terlambat sholat berjamaah. Amar jadi sholat munfarid, dia sholat sendirian. Ketika selesai Ia menghampiri Nizam dan mencium tangannya. Lalu bersalaman dengan Pangeran Thalal,     

Nizam biasanya menegur anak buahnya yang tidak sholat berjamaah tetapi kali ini Ia hanya menatap wajah Amar, Amar memerah dan jadi salah tingkah. Apalagi ada Pangeran Thalal yang ikut memperhatikan. Pangeran Thalal tampak tersenyum sambil mengalihkan pandangannya ke yang lain.     

"Tidak seharusnya langkahmu ke Mesjid tidak terhalang oleh keduniawian " Kata Nizam kepada Amar. Amar menelan ludahnya, Nizam tidak tahu kalau permasalahannya bukan seperti itu. Tetapi jelas Amar tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Nziam. Nizam sendiri tidak inign memperpanjang masalah. Ia pernah di posisi Amar. Sebagai pengantin baru terkadang memang ada sesuatu yang terjadi di luar dugaan sehingga  kemudian Nizam berkata lagi,     

" Alloh Maha Mengetahui apa yang terjadi pada Hambanya. Sesungguhnya Alloh adalah Maha Pengampun bagi hambanya " kata Nizam setelah melihat Amar yang kehilangan kata - katanya.     

Mereka kemudian berdzikir masing - masing sambil menunggu adzan Isya. Suasana tampak begitu teduh dan damai. Mesjid besar ini mampu menampung dua ratus jemaah. Terdiri dari dua tingkat. bawah untuk jemaah laki - laki dan atas untuk jemaah wanita. Ada menara yang sangat tinggi untuk melihat ke sekitar danau dan pulau buatan milik Nizam yang diberikan kepada Alena.      

Amar, Nizam dan Pangeran Thalal kemudian keluar dari mesjid dan mulai menunggu kedatangan para tamunya. Yang pertama muncul tentu saja Edward dan Lila yang perutnya sudah sangat besar. Kata Dokter kemungkinan Lila akan melahirkan minggu - minggu ini. Alena sangat senang bertemu Lila. Apalagi Alexa, Ia anteng sekali dalam pelukan Lila. Sedangkan Atha dan Axel mereka tampak di baringkan di karpet di kelilingin oleh mereka. Atha dan Axel tampak mengoceh berdua sangat lucu.     

" Kau akan melahirkan di mana Lila ?' Tanya Alena sambil mengunyah buah anggur yang berwarna hijau, rasa anggur itu sangat manis.     

"Di rumah sakit dekat dengan tempat tinggal kami. Rumah sakit Puerto." Kata Lila sambil mengelus lengan Alexa yang lembut dan mungil.     

"Semoga kau dapat melahirkan dengan lancar. kau sudah tahu jenis kelaminnyakah?' Tanya Alena penasaran.     

"Dia laki - laki " Kata Lila kemudian. Cynthia terkejut mendengar kata - kata Lila. Ia masih ingat kalau antara Alexa dan bayinya Lila memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Jika mereka berbeda jenis kelamin berarti ikatan yang paling kuat diantara mereka adalah suami istri, Apakah Alexa akan menjadi jodohnya anak Edward dan Lila atau bagaimana. Walaupun Cynthia masih kebingungan karena ini adalah rahasia yang di atas maka Cynthia pun tidak mengatakan apa - apa. Ia hanya terdiam.     

"Kau akan ikut ke tempat wisuda ? " Kata Cynthia bertanya kepada Lila. Lila menganggukan kepalanya lagi. " Iya Saya akan ke tempat wisuda"      

Tetapi Cynthia tampak terdiam. Ia seperti tidak setuju Lila akan datang ke tempat wisuda.     

"kandunganmu sudah sangat besar, Tempat wisuda akan penuh dengan keramaian apakah Kau tidak akan terganggu dengan kerumunan orang banyak?' Tanya Cynthia sedikit khawatir.     

"Aku pikir tidak apa - apa. Bukankah Aku ini pekerja Kafe dulunya. Berhadapan dengan orang banyak sudah biasa. lagi pula Aku juga pernah diwisuda jadi sudah dapat membayangkan suasananya seperti apa."     

"Wisuda kali ini akan sangat berbeda. Akan ada tiga orang penting dalam wisuda itu. Yang pertama adalah Presiden Amerika yang datang secara khusus untuk memberikan sambutan dan kedua ada senator Ayahnya Edward dan ketiga ada keluarga kerajaan Azura yang tentunya akan mengundang banyak awak media dan para pejabat untuk ikut hadir dalam acara itu. Selain itu mungkin akan ada orang awan yang ingin ikut menyaksian presidennya dari dekat.     

Akan ada banyak pengawal dan orang - orang yang tidak dikenal serta para mahasiswa dan keluarganya yang akan hadir. Apakah kau sangguup menghadapinya?" kata Cynthia lagi. Sebenarnya bukanlah kerumunan orang yang ditakuti Cynthia tetapi Ia khawatir akan ada seseorang yang membuat kerusuhan. Yaitu Pangeran Barry. Tingkah pangeran itu sangat agresif seperti adiknya. Hanya kalau adiknya sedikit sembrona dan terang - terangan. Tetapi pangeran Barry ini sangat hati - hati dan penuh perhitungan. Ia tidak pernah sembarang bertindak sebelum dipikirkan matang - matang.     

" kalau Aku boleh menyarankan kepadamu Lila, Sebaiknya kau tidak usah ikut wisuda, kau tinggal saja dirumah untuk mempersiapkan kelahiran anakmu. " kata Cynthia membuat Lila terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.