CINTA SEORANG PANGERAN

Izinkan Aku, Zarina



Izinkan Aku, Zarina

0Sementara itu di kamar Zarina tampak berbaring dengan gelisah. Ia juga seperti sedang merasakan firasat yang tidak enak tentang sesuatu yang akan terjadi. Tapi entah kejadian apa karena memang semua firasat itu tidak akan jelas secara mendetail. Tetapi kenyataan bahwa Zarina adalah seseorang yang indigo membuat Ia memiliki firasat yang lebih tajam dibandingkan dengan yang lain.     
0

Firasat yang dimiliki Zarina tentu berbeda dengan firasat yang dimiliki oleh Cynthia dan Nizam. Firasat yang dimiliki oleh mereka berdua adalah firasat hasil dari analisa mereka setelah mengetahui faktor pendukung yang sudah terjadi. Tetapi firasat yang dimiliki oleh Zarina adalah firasat yang memang muncul begitu saja pada penglihatan mata batinnya. Ia tidak mengetahui kejadian Pangeran Abbash yang dipukuli oleh Arani karena memang kejadiannya disembunyikan darinya.     

Tetapi ada kilasan - kilasan buruk yang berkelebat di pikirannya membuat Zarina menjadi gelisah dan berkeringat. Ia berbaring di tempat tidurnya sambil memeluk salah satu bantal. Ia membenamkan wajahnya ke bantal yang empuk itu. Ia bahkan mengenakan selimut untuk menutupi tubuhnya. Zarina menggigil, dia merasakan badannya meriang. Bulu kuduknya berdiri.     

Suasana menjadi sangat hening. Zarina menjadi ketakutan, apalagi tiba - tiba kemudian dia merasakan ada seseorang yang berbisik di telinganya, ' Besok.. suruh suamimu jangan jauh - jauh dari Putri Alena. Karena keselamatannya terancam " Demikian bisikan itu di telinganya. Samar - samar antara ada dan tiada tetapi terdengar cukup jelas. Zarina langsung menutup mukanya oleh bantal.     

Tetapi kemudian dia berteriak histeris ketika ada yang memegang tangannya. " TIDAAAK..!!! Jangan!! Pergi !!! Jangan menakut - nakuti Aku " Zarina semakin kalap ketika pegangan di tangannya semakin kuat.     

"Zarina.. Zarina.. ada apa ? Ada apa ? Bangunlah.. Ini Aku Amar." Kata suara itu. Zarina tampak terkejut dan Ia langsung bangun. Begitu dilihatnya itu adalah Amar Ia segera merangkulkan tangannya ke leher Amar dan membenamkan mukanya ke dada Amar. Kemudian menangis keras.     

Amar balas memeluk Zarina dengan erat, " Ada apa? Ada apa ? Mengapa Kau menangis ?"     

"Aku takut.. Aku takut.. Besok di acara wisuda akan ada sesuatu yang terjadi. Amar.. Amar jangan pergi. Suruh semua jangan pergi ke tempat itu. Apalagi di telingaku ada yang berbisik untuk menyuruhmu menjaga Yang Mulia Putri Alena. Katanya Yang Mulia terancam bahaya" Kata Zarina sambil tetap memeluk Amar dengan erat.     

Amar mengangkat wajah Zarina yang terbenam ke dadanya. Dengan mata yang membasah Zarina terlihat lebih cantik. " Menjadi anggota keluarga kerajaan tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Mereka hanya melihat kekayaan yang dimiliki mereka dan fasilitas. Kemewahan dan kemulyawan tetapi orang - orang lupa kalau dibalik kemudahan yang mereka dapatkan mereka harus hidup dalam resiko bahaya yang lebih tinggi dari orang - orang biasa." Amar mengelus lengan halus Zarina kemudian menghapus air mata yang masih membekas dipipinya.     

"Hidup menjadi anggota kerajaan harus siap menanggung segala resiko tersebut dan tidak bisa selalu menghindari suatu event hanya gara - gara suatu firasat. Mereka tidak bisa lari dari kehidupan sosialnya. Yang Mulia Nizam dan Putri Alena akan menjadi Raja dan Ratu. Mereka nanti akan bersosialisasi kemana - mana.     

Jika Yang Mulia Nizam sudah dinobatkan sebagai Raja maka Yang Mulia akan sering mengadakan perjalanan keluar baik di dalam negri maupun ke luar negri. Walaupun banyak hal yang dapat mengancam keselamatannya tetapi Yang Mulia tidak bisa sembunyi terus menerus di Istananya" Amar menatap wajah cantik Zarina. Zarina menengadahkan wajahnya.     

Amar menundukkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya ke bibir Zarina. Zarina menegang Ia membiarkan bibir Amar menyentuhnya dan memberikan kecupan ringan. Amar tampak tidak ingin mengejutkan Zarina dengan suatu gerakan yang kasar dan tidak terkendali. Makanya Ia hanya memberikan kecupan ringan dan belum memberikan ciuman yang berat dan dalam. Ia ingin mengetahui dulu reaksi Zarina.     

"Jadi walaupun Kau memiliki firasat yang begitu menakutkan, Yang Mulia Nizam tetap harus mendatangi wisuda mereka. Tidak dapat dibayangkan kalau sampai acara tersebut tidak dihadiri oleh Yang Mulia Nizam dengan alasan yang tidak masuk di akal maka wibawa Yang Mulia akan jatuh. Keluarga kerajaan inti adalah simbol kerajaan . Segala tingkah laku Keluarga itu akan menjadi perwakilan dari seluruh keluarga kerajaan lainnya. Jadi Yang Mulia Nizam tidak bisa membatalkan acara yang sudah dijanjikan akan dihadiri Yang Mulia. "     

"Tapi suara itu memintaku untuk memberitahukanmu kalau besok Kau harus lebih memperhatikan Yang Mulia Putri Alena ' Kata Zarina. Ia sedikit mengkerut dan berdebar ketika telunjuk Amar membelai bibirnya dengan sedikit tekanan.     

" Tentu saja, Sayangku.. Besok Aku akan berada di belakang Yang Mulia Putri Alena dan akan mendampinginya serta menjaganya. " kata Amar sambil menundukkan wajahnya dan kemudian Ia membenamkan bibir lembutnya ke bibir Zarina dan menekannya dengan dalam. Zarina semakin mengkerut, ,apalagi ketika kemudian ujung lidah Amar mulai keluar dan menerobos masuk ke dalam ruang mulut istrinya.     

Ini adalah pengalaman pertama Zarina. Dia tidak pernah memiliki seorang kekasih sebelumnya dan Ia tidak pernah disentuh oleh seorang pria. Jadi ketika suaminya melakukan ciuman ini, maka ini adalah ciuman pertamanya.     

Ada perasaan aneh yang membelit perasaanya ketika lidah Amar seakan menjelajahi setiap bagian yang ada dalam mulutnya. Lidah Zarina menegang kaku sehingga Ia hanya diam saja ketika lidah suaminya mencoba membelitnya. Ia merasakan pertukaran saliva diantara mereka. Ia bahkan merasakan seakan seluruh saliva dihisap habis dari mulutnya. Amar sendiri bukanlah pria murahan pengobral cinta. Nizam sangat selektif dalam memilih siapa saja orang - orang yang layak berada di sisinya. Nizam akan segera mendelete siapa saja orang yang berakhlak rendah.     

Jadi Amar memang orang pilihan yang mampu menjaga kesuciannya sebagai laki - laki. Jadi sama halnya seperti Zarina. Ini adalah ciuman pertama baginya. Dan Ia melakukannya sesuai naluri dan hal - hal yang sudah dipelajari.     

Di kerajaan Azura memang ada pembelajaran tentang seksual yang biasanya diberikan pada saat usia di atas 18 tahun. Di berikan oleh para kasim untuk laki - laki secara teori dan oleh pelayan wanita untuk wanitanya. Jadi secara teori Amar sudah menguasainya. Ia berbeda dengan Nizam yang dulu mengabaikan pembelajaran ini dan menganggapnya sebagai hal yang tidak berguna.      

Dan malam ini saatnya Ia mempraktekan ilmu yang didapatnya dari para kasim. Dan prakteknya memang  sangat indah, Semua seperti syahdu.. Ia seperti kupu - kupu yang hinggap di bunga warna - warni dan mencoba menghisap semua madu yang bertebaran di sebalik kelopak bunga. Tetapi kemudian Ia merasa Ia bukanlah kupu - kupu tapi Ia adalah setangkai bunga indah yang sedang menunggu kumbang untuk datang menghisap madunya.      

Entah mana yang benar tapi pikiran Zarina berputar - putar dengan aneh. Semua ketakutan karena mimpi buruknya tadi menghilang entah kemana. Sekarang yang ada adalah perasaan indah yang memabukkan. Bagi seseorang yang belum pernah berciuman maka ciuman pertama kali adalah sesuatu yang sifatnya sangat indah. Tetapi kemudian Ia merasakan dadanya mulai sesak dan tubuhnya memerkan asupan oksigen segar.     

Keringat Zarina mulai mengalir ketika nafasnya terasa sesak. Ia membutuhkan oksigen yang dirampas suaminya. Dan Amar tahu itu sehingga Ia kemudian melepaskan ciumannya kemudian menurunkan ciumannya ke pipi Zarina dan menurun ke dagu Zarina yang lancip dan indah.     

Amar merasakan gelora yang seakan memporak porandakan seluruh pertahannya. Tangan Amar yang kekar yang biasanya Ia gunakan untuk memegang senjata dan membinasakan lawan. Kini Ia gunakan untuk membelai tubuh lembut istrinya. Gerakan Amar begitu halus seakan takut setuhan kasar sedikit saja akan melukai Zarina.     

Ketika ciuman Amar sudah hinggap di leher jenjang Zarina dan tangannya mengelus bahu Zarina, Amar berbisik ke telinga istrinya sambil menyapukan lidahnya ketepian telinga Zarina membuat Zarina merintih geli.     

"Zarina... " Amar berbisik lembut, suara Amar yang biasanya begitu keras kini terdengar begitu lembut dan mendesah. Zarina sendiri tidak mampu berkata apa - apa. Seakan semua perkataannya tersekat ditenggorokannya sehingga Ia hanya bisa mengucapkan kata " Mmmm."     

"Izinkan Aku untuk menyentuhmu" Bisik Amar lagi. Mata Zarina yang terpejam menjadi terbuka lebar. Pipinya berwarna merah merona. Bulu matanya mengerjap indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.