CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Lelah dan Ingin Tidur



Aku Lelah dan Ingin Tidur

0Zarina tidak menjawab Ia malah memeluk Amar sambil kemudian tersenyum malu - malu. Amar mengusapkan tangannya ke leher Zarina dan menelusuri bahunya kemudia Ia merasa tangannya tergelincir semakin ke bawah. Zarina mengeram perlahan dan ketika tangan Amar semakin membuatnya hilang ingatan, Zarina bertanya perlahan.     
0

"Apakah.. rasanya sangat menyakitkan ? " kata Zarina sambil mengelus kepala Amar yang bergerak ke bawah membuat tubuh Zarina mengejang dan menggelepar. Amar bangkit dari tubuh Zarina dan kemudian Ia mulai melepaskan apapun yang melekat pada tubuhnya. Zarina menutup matanya, Ia tidak berani memandang pemandangan yang membuat jantungnya semakin berdebar keras bahkan hampir terlepas dari tempatnya.     

Ketika kemudian tangan Amar menarik lepas gaun tidur Zarina. Zarina menahan gaun itu dengan tangannya. Amar menghentikan gerakannya, Ia menatap istrinya yang kembali pucat karena takut.     

"Apanya yang sakit ? " Kata Amar sambil mengelus tangan Zarina yang memegang erat gaun tidurnya. ' Itunya..." Suara Zarina hampir hilang     

"Itu apanya ? Aku tidak mengerti " Kata Amar sambil kemudian mengalihkan tangannya ke paha Zarina. Mengelus dengan pelan. Perasaan Amar begitu bergelora. Andaikan ombak lautan perumpaan perasaan Amar maka fenomena alam yang terjadi adalah gulungan ombak besar bagaikan tsunami yang akan meluruhkan semua permukaan daratan.      

Tetapi Ia berusaha tidak menciptakan gelombang yang akan membuat Zarina tenggelam ketakutan. Ia tahu kalau rasanya akan sangat menyakitkan. Bukankah Ia orang Azura, Ia adalah jendral Azura masa hal seperti ini dia tidak paham.     

Amar menundukkan mukanya ke leher Zarina dan menyapukan lidahnya pada permukaan kulit yang begitu halus. Harumnya kulit Zarina teruar membelai seluruh syaraf pada hidungnya. Dan itu menciptakan sensasi yang semakin membangkitkan getaran pada seluruh urat syaraf pada tubuh Amar.     

"K..kata Yang Mulia Putri Alena...mmmmf..." Zarina tidak dapat meneruskan perkataannya karena Amar membungkamnya dengan ciuman yang lembut dan panjang. Zarina menatap wajah Amar yang memerah. Mata Amar terpejam rapat, hidungnya yang mancung menggesek hidung Zarina. Ini sangat indah dan menciptakan kenikmatan yang belum pernah Zarina rasakan. Apalagi kemudian tangan Amar bergerak perlahan menelusuri tubuh bagian bawahnya, hingga kemudian Zarina berusaha melepaskan ciumannya suaminya. Ia ingin menggelorakan dadanya melalui desahan nafasnya yang memburu.     

Amar memahami perasaan Zarina sehingga Ia lalu menarik bibirnya dan memindahkannya lagi ke leher dan Ia lalu membenamkan giginya hingga Zarina terpekik kaget.     

"Akh.. it's hurt.. " Kata Zarina gemetar. Entah mengapa pekikan Zarina malah membuat tubuh Amar semakin terasa tegang. Perasaan Amar semakin tidak karuan. Ia menggigil. Ia tidak pernah merasa ketakutan dalam hidupnya. Ia seorang kstaria. Ia tidak pernah takut terhadap apapun. Hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Sehingga setiap Ia berhadapan dengan musuh Ia tidak pernah gentar.     

Gemetar dan menggigil hanya ada dalam khayalannya, tetapi kini di atas tubuh istrinya yang begitu lembut, halus dan harum semerbak bagaikan mengandung ribuan bunga. Amar merasakan gemetar dan menggigil. Apalagi ketika tangan Zarina yang mempertahankan gaunnya kini melonggar sehingga kemudian Amar berhasil menarik lepas gaun itu dan melemparnya ke bawah tempat tidur.     

Zarina mau memprotes ketika Ia merasakan tubuhnya tidak terlapisi sehelai benangpun. Ia menatap Amar dengan tubuh mengkerut. Tubuh mereka kini bertemu dan saling bersentuhan secara langsung. Sehingga mereka dapat merasakan panasnya kulit mereka masing - masing Nafas Amar tampak memburu bagaikan angin topan yang menderu. Merasakan bahwa Zarina sangat tidak nyaman karena kondisi tubuhnya, Amar berusaha menciptkan suatu gerakan yang membuat Zarina melupakan rasa malunya.     

Amar mengangkat tubunya dari tubuh Zarina. Zarina langsung mendekap dadanya yang terekspos. Amar menundukkan mukanya ke dada Zarina dan Zarina langsung terbelalak. Ia merenggut rambut Amar. Tapi rambut Amar tidak panjang. Sehingga Zarina kemudian mencengkram kepala yang isinya penuh dengan strategi perang itu.     

Tetapi kemudian Amar tidak memperdulikan apapun teriakan Zarina yang menginginkan Ia tidak melakukan apapun yang membuatnya geli. Sehingga kemudian Zarina merasakan sesuatu yang membuatnya merasa mabuk dalam kebahagiaan.     

Beberapa saat Amar sibuk mengantarkan istrinya ke dalam suasana yang sangat indah bagi seorang wanita. Dan ketika Amar menundukkan wajahnya ke tubuh Zarina bagian bawah. Zarina langsung tercekat dan seketika bangun tetapi tangan Amar menekan dadanya meminta Ia untuk berbaring.     

Zarina meronta dan berusaha menyingkirkan tangan kekar itu di dadanya. Ia sangat malu dan merasa jengah dengan perlakuan suaminya kepadanya. Tetapi Amar malah semakin membenamkan wajahnya. Membuat Zarina berteriak kaget.     

"Jangan.. Amar..Jangan.." Kata Zarina sudah salah tingkah. Tubuhnya meronta. Ia sudah tidak tahu lagi harus mengatakan dan melakukan apa. Ia tidak tahu apapun tentang cara bercinta. Ia hanya tahu cara meracik bumbu dan bahan makanan dan cara mengelola suatu restoran. Sehingga Ia merasakan setiap tindakan Amar adalah hal yang sangat aneh.     

Tubuh Zarina mengejang berkali – kali. Zarina selalu merasakan bahwa tindakan Amar seperti sedang  menggiringnya dengan lemah lembut ke sebuah tepian jurang yang sangat dalam dan kemudian Amar perlahan mendorongnya agar Ia terjun ke dalam jurang tersebut. Zarina merasakan badannya melayang – layang bagaikan daun yang tertiup angin sebelum kemudian jatuh terhempas dalam dasar jurang yang teramat dalam.     

Zarina tidak tahu apa yang sedang dilakukan Amar yang pasti setiap kali Amar membimbingnya ke tepian jurang lalu mendorongnya jatuh ke dalamnya. Zarina merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah Ia rasakan sebelumnya.     

 Ia tidak tahu kalau Amar sedang berusaha  membuat Zarina menggapai kebahagiannya sendiri. Amar berusaha hingga berulang kali agar Zarina merasakan keindahan sentuhannya. Amar ingin membuat tubuh Zarina  menjadi  lemah tidak berdaya. Amar ingin menebus perasaan bersalahnya ketika nanti Ia akan meminta haknya sekaligus melakukan kewajibannya.     

Amar tidak ingin mendengar kelanjutan Zarina bercerita tentang Putri Alena. Di kerajaan Azura cerita malam pertama putri Alena dan Pangeran Nizam bukanlah cerita romantis indah yang di ceritakan dari mulut ke mulut. Cerita itu malah seperti cerita horor yang  menakuti hampir semua wanita yang akan menjalani prosesi malam pertama.     

Dan Amar sendiri tidak dapat berhitung sejauh mana Zarina dapat mentolelir rasa sakitnya. Ia melirik ke bagian tubuhnya yang masih belum melaksanakan tugas yang sesungguhnya. Dari tadi Ia berusaha menahan agar bagian tubuhnya itu tidak menyentuh kulit Zarina sehingga Zarina menjadi histeris ketakutan. Ia juga berusaha agar Zarina tidak melihatnya. Ia tidak ingin Zarina mati ketakutan melihatnya.     

Ini sudah lebih dari berkali – kali Amar memberikan kesenangan dan kebahagiaan pada istrinya. Wajah Zarina memerah segar bagaikan setangkai mawar di pagi hari. Ia merasa sangat puas dengan tindakan suaminya. Ia sama sekali tidak tahu kalau kegiatan yang sebenarnya belum di mulai. Zarina merasakan matanya mengantuk karena kelelahan. Amar menatapnya dengan lembut.     

"Apakah kau puas..?" Bisik Amar sambil tersenyum manis. Zarina mengangguk malu – malu.     

" Iya.. terima kasih. Ini sangat indah.. Aku sangat puas. Aku lelah dan ingin tidur" Kata Zarina sambil memejamkan matanya. Amar menggelengkan kepalanya. Istrinya benar – benar sangat polos dan tidak tahu apa – apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.