CINTA SEORANG PANGERAN

Apakah Kau Mencintai Putri Alena ?



Apakah Kau Mencintai Putri Alena ?

0Pangeran Abbash langsung diam seribu bahasa. Ia memalingkan mukanya agar tidak terlihat gugup oleh kakaknya. Pangeran Barry malah memalingkan wajah Pangeran Abbash untuk menghadap ke wajahnya. Wajah cantik itu langsung memerah, bulu matanya yang panjang – panjang dengan mata yang hitam tampak bergerak – gerak mengerjap. Pangeran Barry melepaskan tangannya dari wajah Pangeran Abbash.     
0

Kecantikan yang memabukkan dari Pangeran Abbash malah membuat Pangeran Barry jadi kesal. Mengapa ada ketampanan yang begitu manis hingga membuat Ia tidak tega untuk menghajarnya. Ia sangat kesal ketika mendengar Pangeran Abbash mengatakan Ia untuk tidak membunuh anaknya Alena dengan alasan lucu.     

"Kau ingat waktu Menteri Kesehatan kerajaan kita mencoba membangkang kepadaku?" Kata Pangeran Barry kepada Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash terdiam dengan ingatan yang melayang ke kejadian dua tahun yang lalu. Menteri Kesehatan Ramon mengetahui kalau Pangeran Barry mendukung Direktur Rumah Sakit Umum Pusat dari Ibu kota Kerajaan Zamron. Direktur itu banyak melakukan kejahatan dengan memonopoli pasokan obat ke seluruh rumah sakit kerajaan. Akibatnya harga obat menjadi tidak terkendali harganya dan tidak terjangkau di masyarakat.     

Banyak warga yang resah karena harga obat – obatan  yang menjadi sangat mahal. Tetapi kemudian ketika Menteri itu mengetahui bahwa penyebabnya adalah direktur RSUP maka Ia segera mengusut kasusnya dan akan membawa ke mahkamah agung kerajaan. Tetapi kemudian Menteri itu tahu kalau Direktur itu ada pendukung yang sangat kuat yaitu Pangeran Barry. Tetapi menteri yang jujur dan lurus itu bukannya takut, Ia malah semakin ingin membongkar kasusnya.     

 Ia bahkan mulai mencari dukungan dengan departemen lain untuk melacak kalau – kalau ada kasus yang serupa. Tetapi hal ini kemudian tidak terjadi karena tiba – tiba saja menteri itu meninggal dalam suatu kecelakaan kendaraan. Meninggal bersama istri dan anak – anaknya yang berjumlah lima orang termasuk seorang bayi yang baru berumur satu tahun.     

Kejadian kasus monopoli pasokan obat – obatanpun lenyap bersama tewasnya mentri tersebut. Dan Pangeran Abbash adalah orang yang ada di balik kejadian itu. Ia mengatur kecelakaan mentri itu di saat menteri itu pergi sekeluarga untuk menghadiri pesta pernikahan saudara mereka. Pangeran Barry menyuruh pangeran Abbash untuk membereskan menteri kesehatan tersebut.     

"Kau ingat ? ketika Aku katakan mengapa Kau membunuh semua keluarganya. Aku hanya minta menteri itu lenyap. Tapi waktu itu kau menjawab. Penting untuk melenyapkan semua keluarganya agar rumput liar tidak tumbuh kembali. Semua harus dicabut hingga ke akarnya. Jangan sampai anak – anaknya hidup dengan dendam kepada kita. Bukankah itu yang kau katakan kepadaku" Pangeran Barry seakan menelanjangi kelakuan adiknya.     

Pangeran Abbash terdiam, Ia tentu saja tidak akan lupa bagaimana sepak terjangnya di dalam menghabisi semua musuh – musuhnya. Bunuh sampai ke akar – akarnya. Lenyapkan hingga tidak bersisa dan hancurkan semua saksi dan barang bukti yang ada.     

"Dengan wajahmu yang begitu cantik Kau membuatku tidak percaya kalau dibalik kecantikanmu ada sifat iblis yang membuatmu mengerikan. Tetapi rupanya iblis itu sekarang perlahan mulai meninggalkanmu. Kau bisa – bisanya melindungi anak – anaknya Putri Alena" Kata Pangeran Barry kepada adiknya.     

"Aku sebenarnya tidak bermaksud melindungi. Hanya saja waktu aku menyusup ke tubuh seorang pelayan. Aku sempat menggendongnya. Dan kau tahu kalau Aku ini walaupun jahat tetap masih manusia juga. Aku merasakan bahwa bayi itu begitu lembut di tanganku. Kalau Kau ingin menikahi ibunya biarlah Aku akan merawat anak – anaknya. Akan aku adopsi mereka. Bukankah anak harimau kalau kita pelihara dari kecil maka Ia akan menjadi penurut asalkan rahasia tersimpan rapat" Pangeran Abbash mencoba bernegosiasi dengan kakaknya.     

Ia sedikit kesal ketika kakaknya bilang bahwa Ia seperti iblis. Bukankah selama ini Ia bekerja untuk kakaknya. Ia tidak memiliki misi pribadi apapun. Bahkan Ia tidak memiliki  kekayaan seperti kakaknya. Ia hidup murni dari subsidi kerajaan sebagai haknya seorang pangeran. Ia juga kadang menerima transferan sejumlah uang dari kakaknya setiap kali Ia berhasil melaksanakan misi dari kakaknya tetapi Ia sendiri tidak pernah tahu jumlah nya berapa.     

Pangeran Abbash nyaris tidak pernah menggunakan uangnya sendiri karena memang setiap misinya selalu dibiayai total oleh kakaknya. Termasuk ketika Ia tinggal di korea karena kabur dari hukuman ayahnya. Pangeran Barry tidak ingin adiknya kehilangan kemampuan ilmu bela dirinya karena walau bagaimanapun adiknya adalah seperti ujung tombak baginya. Pangeran Barry hanya duduk manis dan mengendalikan adiknya untuk melakukan apapun yang Ia mau.     

"Oh ya ngomong – ngomong Kak. Kalau Aku iblis berarti kakak biangnya Iblis.." Kata Pangeran Abbash sambil cemberut. Pangeran Barry jadi tertawa terkehkeh – kehkeh.     

"Iya Aku mengakui kalau Aku biangnya iblis. Nah sekarang mari kita kaji rencanamu itu. Kau ingin mengadopsi si kembar. Kau pikir apakah Putri Alena akan mau anaknya kau adopsi. Dia pasti ingin kalau anaknya diurus sama dia sendiri."     

"Nah itu dia Kakak, Aku pikir anak - anak itu bisa dijadikan sandera oleh Kakak daripada Kakak bunuh. Seandainya Pangeran Nizam dan anak - anaknya mati, Aku khawatir kalau Putri Alena lebih memilih membunuh dirinya sendiri dari pada hidup sendirian. Jadi Kakak tolong untuk membiarkan si kembar hidup" Kata Pangeran Abbash dengan penuh harap.     

Pangeran Barry menatap adiknya dalam - dalam. Ada gurat kesedihan pada matanya yang sulit disembunyikan oleh Pangeran Abbash. Dan itu semakin membuatnya curiga.     

"Adikku.. Selama ini Aku selalu memenuhi keinginanmu. Walaupun Aku selalu memanfaatkanmu untuk memenuhi ambisimu tetapi sebenarnya Aku menyayangimu. Kau harus selalu ada disisiku apapun yang terjadi. Tidak boleh bergeser sedikitpun.      

Aku tidak ingin dikhianati oleh adikku sendiri terutama olehmu. Hanya Kau yang selama ini jelas di sisiku. Bahkan Aku tidak percaya terhadap Ayahanda kita sendiri. Abbash.. tolong untuk tetap di sisiku" Kata Pangeran Barry sambil menatap Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash terdiam mendengar kata - kata kakaknya. Diam - diam Ia merasa bersalah karena mencintai wanita yang menjadi incaran kakaknya. Tetapi perasaan cinta memang tidak bisa ditebak kapan datangnya.     

"Abbash.. Kau pilihlah wanita yang mana saja untuk kau jadikan istri. Bahkan jika meminta seluruh wanita di haremku maka akan kau berikan. Asalkan kau jangan meminta Putri Alena" Kata Pangeran Barry seakan - akan dia sudah menebak isi hati adiknya.     

"Mengapa kakak bicara seperti itu ? " Kata Pangeran Abbash      

"Aku adalah kakakmu. Kakak kandungmu, Aku tahu persis sifatmu seperti apa - apa. Kau tidak pernah perduli terhadap apapun. Kau selalu menjalankan perintahku tanpa berkata apapun. Tetapi akhir - akhir ini tingkahmu aneh. Kau mulai banyak mendebatku. Kau banyak mendebatku ketika Aku suruh Kau menangani Putri Alena. Bagaimana Aku tidak mencurigaimu bahwa Kau menyukai Putri Alena. Katakan padaku ? Apakah Kau menginginkan Putri Alena?" kata Pangeran Barry membuat Pangeran Abbash langsung terdiam seribu bahasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.