CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Menurut Saja Kepadaku



Kau Menurut Saja Kepadaku

0Pangeran Thalal melihat para pasukan elit Pasukan Abbash juga bersiaga. Ketika truck besar itu mulai masuk ke dalam beberapa diantara mereka melemparkan bom dan suara ledakan terdengar menghancurkan truck tersebut. Jarak antara rumah dan gerbang itu sangat jauh tapi ledakannya mampu menggetarkan seluruh bangunan. Pangeran Thalal menutupi wajahnya dari kemungkinan matrial yang berterbangan.     
0

Melihat anggota pasukan elit pangeran Abbash melakukan itu semua maka kepercayaan Pangeran Thalal kini timbul seratus persen kalau Pangeran Abbash memang berniat menolong mereka.     

 Para anggota pasukan pangeran Barry terkejut ketika ada bom yang menghajar truck yang digunakan untuk menghancurkan pintu gerbang. Mereka segara turun dari kendaraan dan menyerbu masuk dengan serentak.     

Pangeran Thalal terkesiap, Ia memang petarung dan menguasai ilmu bela diri tingkat tinggi walaupun tidak setinggi kakaknya tetapi Ia sangat minim pengalaman berkelahi secara nyata apalagi bertempur seperti ini karena Ia belum pernah bermasalah dalam hidupnya.     

Ia pertama kali dan terakhir berkelahai secara nyata adalah saat berkelahi dengan Pangeran Abbash itupun Ia kalah dan dibantu oleh Amar. Pangeran Thalal sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa Pangeran Barry bisa lolos dari pemeriksaan polisi Amerika dengan membawa pasukan sebegini banyak. Walaupun pasukan itu disembunyikan dalam truck tertutup tetapi apakah di jalan tidak ada pemeriksaan.     

Tetapi keheranan pangeran Thalal tidak lama ketika Ia mendengar seorang anggota pasukan Pangeran Abbash menghardiknya. "Yang Mulia sebaiknya masuk ke dalam dan berjaga di ruangan bayi. Karena Pangeran Abbash mengatakan kalau sedikit saja bayi itu terluka maka Ia akan membunuhku bersama seluruh pasukanku " Kata orang itu membuat Pangeran Thalal semakin kebingungan. Ia tidak mengerti apa sebenarnya mau Pangeran Abbash mengapa Ia ingin menyelamatkan para bayi dan berkhianat kepada kakaknya.     

Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya Ia malah sibuk membalas tembakan para anggota pasukan Pangeran Barry yang mulai menyebar sambil menembak. Para sniper yang diatas ternyata sudah beberapa yang mati. Mereka tertembak dari bawah. Sedangkan para anggota pasukan Pangeran Barry mengenakan rompi anti peluru. Sehingga kemudian korban yang banyak adalah berasal dari penjaga rumah Nizam.     

" Sialan !! " Pangeran Thalal mengumpat ketika Ia kemudian berkata, "Kita tidak bisa melawan mereka dengan senjata karena mereka mengenakan rompi anti peluru"     

"Benar Yang Mulia. Maka tembaklah kaki atau tangannya. Mereka juga mengenakan helm pelindung kepala yang tidak tembus peluru sehingga kita tidak bisa menembak kepalanya "     

'Luar biasa pasukan Pangeran Barry ini. Bagaimana bisa dia memiliki pasukan setinggi dan seterampil pasukan SWAT Amerika. Ia benar – benar ingin menghancurkan rumah dan penghuninya dengan sangat serius. Memang apa dendamnya pada Kakaknya Nizam sehingga dia begitu gelap mata.     

Pangeran Thalal tidak mengerti sehingga Ia terus berkata – kata dalam hatinya. Bukankah putri Mira adik mereka ada di harem Nizam. Apa karena itu. Apa karena Putri Mira tidak diperhatikan Nizam sehingga Pangeran Barry gelap mata atau apa karena Pangeran Abbash kemarin dihajar oleh Arani.     

Rasanya seperti terlalu berlebih – lebihan Pangeran Barry sampai terang – terangan ingin menghancurkan Nizam sampai ke keturunannya. Pangeran Thalal sama sekali tidak mengerti, otaknya serasa ingin pecah karena memikirkan banyak hal.     

Ia lalu menembak beberapa anggota pasukan Pangeran Barry di lengan atau kaki. Beberapa terjungkal karena terkena tembakan. Tetapi karena jumlahnya banyak maka itu tidak terlalu berpengaruh.     

Ketua Pasukan Pangeran Abbash yang melihat Pangeran Thalal ngeyel ingin bertempur menjadi kesal apalagi senjata yang dipegang Pangeran Thalal adalah pistol yang sekarang isi pelurunya kelihatannya sudah habis. Pangeran Thalal membuang pistolnya ketika Ia kemudian di seret.     

"K..kau mau apa ?" Kata Pangeran Thalal ketika Ia kemudian di dorong masuk  ke dalam rumah.     

"Kau sebaiknya diam di dalam dan lindungi para bayi.. Aku sebenarnya tidak diperintahkan untuk menyelamatkan nyawa Yang Mulia tetapi Aku tidak mau harus menjaga bayi – bayi itu kalau mereka selamat nanti sementara kau sudah mati. Jadi menurutlah. Kami tidak bisa bertempur seperti ini karena akan mati konyol. Aku akan menggunakan gas beracun maka kau cepat lah masuk ke dalam ruangan dan tutup semua pintu dan jendela. Dan kau suruh seluruh penjaga rumah ini untuk menutup hidungnya beberapa saat setelah Aku mengangkat tangan" Kata orang itu.     

Pangeran Thalal kemudian tidak berani membantah lagi, melalui mic yang tersambung earphone di telinganya Ia segera memerintahkan para penjaga agar menutup hidung ketika ketua pasukan mengangkat tangannya.     

Para penjaga yang sedang ikut bertempur kompak mengatakan siap.     

 Mereka kemudian melihat si ketua pasukan itu mengangkat tangannya memberikan kode kepada anak buahnya. Kelihatannya mereka sudah berembuk dengan baik karena kemudian semua anak buahnya mengeluarkan bom asap beracun dan melemparkannya secara acak ke setiap pasukan Pangeran Barry yang sedang bertempur dengan penjaga dan pasukan Pangeran Abbash.  Tidak lama kemudian bom itu meledak di beberapa titik. Asap berwarna kuning pekat langsung menyelimuti keadaan halaman rumah Nizam dan saking pekatnya asap itu membuat semua menjadi tidak terlihat karena terselubung asap.     

Para anggota pasukan pangeran Barry sama sekali tidak mengira kalau pasukan yang menahannya akan mengeluarkan bom asap yang beracun tidak berapa lama mereka langsung lemas dan pusing. Sementara itu anggota pasukan Abbash sudah menutup hidung mereka dengan sapu tangan basah yang sudah disiapkan dan para penjaga juga menutup hidungnya ketika ketua pasukan mengangkat tangan sehingga mereka aman dari menghirup asap.     

Pangeran Abbash benar – benar sangat pintar dan licik. Dia tahu kalau pasukannya tidak bisa mengalahkan pasukan kakaknya sehingga kemudian Ia memberikan banyak bom asap yang sanggup membuat 200 orang keracunan. Bom itu tidak mematikan tetapi jika terhirup maka akan membuat pasokan oksigen berkurang dan membuat mereka lemas dan pusing.     

Begitu asap mulai menghilang maka Pasukan pangeran Abbash segera dapat melihat para anggota pasukan Pangeran barry sempoyongan dan sebagian dari mereka mulai jatuh pingsan. Anggota pasukan Pangeran Abbash lalu mulai beraksi mereka segera mengeluarkan pisau dan membunuh mereka satu persatu sampai tidak bersisa.     

Para penjaga rumah Nizam yang melihat kejadian itu mereka terkejut melihat dua puluh orang anggota pasukan Pangeran Abbash membunuh semua pasukan itu bagaikan membunuh ayam.     

"Me.. mengapa kalian membunuhnya? "Kata Seorang penjaga kepada Ketua anggota pasukan pangeran Abbash. Penjaga itu seorang prajurit yang setiap hari berlatih ilmu bela diri tetapi ketika melihat bagaiman pasukan pangeran Abbash membunuh semua orang yang sudah lemas dalam keadaan tidak berdaya membuat Ia berpikir bahwa ini adala kekejaman yang luar biasa.     

"Karena meraka semua harus mati. Demikian perintah yang Aku dengar. Jadi kami semua akan membawa semua mayat – mayat ini ke suatu tempat. Kalian tidak usah khaawatir. Kami tidak akan menyisakan satu mayatpun disini dan Aku jamin kalian tidak akan melihat wajah kami lagi" Kata Orang itu sambil kemudian menyuruh anak buahnya untuk mengendarai truck – truck yang tadi di bawa oleh pasukan pangeran Barry.     

"Masukan semua ke dalam truck.. Truck ini sudah dilindungi oleh seseorang sehingga tidak akan satupun polisi yang berani memeriksanya. Bereskan semua mayat itu sampai tidak bersisa. Dan kita segera pergi dari sini " Kata Ketua pasukan sambil kemudian dia naik ke salah satu truck.     

Iring – irangan truck yang sekarang berisi Pasukan Pangeran Abbash dan mayat – mayat Pasukan pangeran Barry meninggalkan tempat kediaman Nizam.     

Pangeran Thalal mendengar suasana sudah hening sehingga Ia kemudian berlari lagi keluar untuk memantau suasana. Ia membuka gordeng jendela dan melihat kalau tempat itu sudah bersih dari pasukan Pangeran Abbash dan Pangeran Barry.     

Pangeran Thalal juga melihat Para penjaga yang sedang menyemprotkan air untuk menghilangkan sisa bom asap. Setelah Ia yakin kalau sisa asapnya sudah bersih Ia baru berani membuka pintu karena takut kalau asap itu akan masuk ke dalam rumah. Ketika Ia baru membuka pintu tiba – tiba Si kurir yang tadi kelaparan dan sudah makan muncul dari dalam dan bertanya bahkan membuat Pangeran Thalal meloncat saking kagetnya.     

"Apa semuanya sudah selesai ? " Katanya sambil melihat keluar. Pangeran Thalal hampir saja menendang orang itu saking kesalnya. Ia tidak menjawab tetapi malah segera keluar dan mulai memberikan perintah untuk membereskan semua sisa – sisa kerusakan yang terjadi. Ia juga minta para penjaga yang terluka untuk diobati dan para penjaga yang meninggal untuk segera di kebumikan.     

Pangeran Thalal tidak berani masuk dulu kedalam ruangan bayi. Ia duduk lemas di dalam ruang tamu. Sambil memperhatikan para pelayan yang sibuk membereskan semua yang berantakan. Sebagian lagi menyediakan minum untuk Pangeran Thalal yang duduk lemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.