CINTA SEORANG PANGERAN

Dua Penjaga Pasukan Pengawal Presiden



Dua Penjaga Pasukan Pengawal Presiden

0Dari sudut lantai atas tampak seseorang berkepala plontos berbadan tinggi tegap dan berkulit hitam, sedang menelpon. Wajahnya yang gelap menjadi semakin gelap ketika mendengar suara dari telepon genggamnya.     
0

"Apa maksudmu kalau Gerry tidak menjawab teleponmu ? Kau gila apa ?" Kata orang itu langsung marah – marah. Gerry adalah pemimpin pasukan elit yang dikirim Pangeran Barry untuk membunuh seluruh isi rumah dari Nizam. Rencana yang disusun kemarin adalah pasukan yang dipimpin olehnya akan membunuh Nizam, Arani dan Amar. Sisanya kalau sempat akan dibunuh kalau tidak akan dibiarkan. Tidak banyak orang – orang yang dikirim ke tempat wisuda karena memang akan sangat mencurigakan kalau melibatkan banyak orang.     

Hampir semua anggota pasukan di kirim untuk menyerah rumah Nizam mengingat mereka yakin akan lebih banyak pengawal yang tinggal di rumah itu dibandingkan dengan yang pergi ke tempat wisuda. Karena rumah itu hanya ditunggui oleh Pangeran Thalal sehingga mereka yakin kalau jumlah pengawal di rumah Nizam akan sangat banyak.     

Pangeran Barry hanya mengirimkan lima orang sniper jitu untuk melaksanakan tugasnya. Dan mereka sudah menyiapkan skenario sebagai berikut. Ketika Nizam ditembak mati maka pengawalan kepada Alena akan lengah karena semua akan memburu Nizam untuk menolongnya. Dan hiruk pikuk orang yang panik akan membuat mereka berdesak – desakan. Ia lalu akan menggiring Alena untuk masuk kedalam hiruk pikuk tersebut lalu akan dibius dan di seret keluar untuk selanjutnya akan dilarikan keluar dari tempat wisuda.     

Mereka akan bertindak pada saat Nizam berjalan menuju podium untuk memberikan sambutan sebagai  lulusan terbaik di tahun ini. Mereka juga sedang mencari posisi Arani dan Amar. Ia melihat para wisudawan sedang berjalan masuk satu persatu ke dalam ruangan. Ia juga  memantau para pasukan pengawal presiden yang tampak berjaga – jaga di setiap sudut.     

Sementara itu anggotanya yang lima orang dipecah menjadi penjaga keamanan, petugas kebersihan, orang tua pendamping dan panitia penyelenggara. Termasuk dirinya sendiri menyamar sebagai petugas kebersihan. Ia mendorong roda yang membawa berbagai macam alat kebersihan dan berjalan bolak – balik dari lantai atas ke lantai bawah. Ada banyak orang yang berlalu lalang karena lantai atas bisa digunakan untuk para pendamping wisudawan.     

Ia sudah mengincar tempat duduk Nizam sedari tadi. Ada Edward yang duduk sebaris dengannya. Ia sudah diperingatkan berkali – kali oleh Pangeran Barry untuk tidak menyentuh Edward sedikitpun. Jadi memang menembak Nizam harus sangat tepat sasaran.     

Ia memegang kendali atas oprasi di rumah Nizam dan tempat wisuda. Ia penanggung jawab utama. Sudah hampir tiga minggu Ia merencanakan semua ini bersama Pangeran Barry. Mereka sudah memastikan keberhasilan 90% karena dukungan yang sangat kuat dari senator Anderson. Senator Anderson menjamin semua tindakannya akan dilindungi.     

Secara berhitung di atas kertas bersama Pangeran Barry di tempat kediaman Pangeran Barry Ia masih ingat kalau penyerangan ke rumah Nizam itu akan berhasil. Karena yang pertama mereka datang dengan jumlah pasukan yang banyaknya dua kai lipat dari kediaman Nizam. Kemudian persenjataan yang mereka bawa juga sangat lengkap.     

Anggota pasukan mereka bukanlah para pengawal biasa seperti yang ada di kediaman Nizam tetapi pasukan berani mati bekas tentara perang yang sudah sangat terlatih. Jadi sangat mustahil mereka bisa kalah. Bukankah semua Jendral dan orang – orang terlatihnya pergi ke tempat wisuda.     

Bryan tampak kebingungan karena mendapatkan laporan seperti itu. Seharusnya setelah tindakan mereka selesai mereka harus melapor kepadanya tentang keberhasilan oprasi itu. Tapi sudah hampir satu jam belum ada laporan.     

"Kau yakin tidak ada yang menjawab ? " Kata Bryan sambil mengambil sampah kertas yang tertiup angin. Ia lalu menyimpannya ke tampat sampah. Ia kemudian berjalan lagi sambil mengawasi sekitarnya.     

Dari arah depan tiba – tiba lewat dua orang yang berpakaian milter dan berjalan sambil berbincang.     

"Presiden sudah  memasuki ruangan wisuda. Sekitar 10 menit lagi akan segera di mulai. " Kata salah seorang kepada temannya.     

"Kau lihat yang duduk di jajaran wisudawan terbaik ada Pangeran Putra Mahkota Azura. Dan yang duduk di barisan lulusan jurusan ekonomi adalah istrinya Putri Alena yang sangat cantik " Kata Orang itu.     

"Kau pikir David, acara ini akan berjalan lancar.. Entah mengapa Aku seperti mendapatkan firasat akan ada kejadian yang luar biasa hari ini." Kata Leon temannya David.     

"Aku berharap firasatmu salah, kita sudah berputar- putar dan berkeliling untuk menjaga keamanan. Dan semua orang yang masuk kita periksa  dengan seksama dan sudah terdeteksi tidak ada satupun yang membawa senjata"     

"Yah.. tempat ini memang terlalu banyak orang penting yang membuat kita harus menjaga ekstra ketat"     

"Bukankah pangeran itu juga membawa beberapa pengawal yang berjaga – jaga di sini "     

"Ya tetapi tetap saja para pengawal itu tidak bisa berdiri mengelilingi mereka karena ini adalah wisuda bukan acara kenegaraan antara Kerajaan Azura dan Amerika sehingga mereka tidak mendapat perlakuan khusus. Apalagi Pangeran Nizam itu kelihatannya tidak ingin perlakuan khusu kau lihat saja dari tadi dia tampak berbincang dengan akrab bersama teman – teman kuliahnya. Ia tidak menjaga jarak dan bersikap over acting sebagaimana seorang pangeran lainnya."     

" Leon kalau kau perhatikan Pangeran itu begitu sempurna, bukankah dia lulusan terbaik dari universitas ini.  Bisa – bisanya pangeran belajar bersungguh – sungguh. Kalau Aku jadi dia, Aku tidak akan mau belajar dengan keras. Aku memiliki banyak uang dan kekuasaan jadi buat apa Aku belajar dengan keras. Hanya membuat kepala sakit saja" Kata David sambil tertawa.     

Mereka berjalan berpatroli di bagian atas kalau – kalau ada yang mencurigakan. Dan ketika Mereka lalu berpapasan dengan Bryan.  Bryan menundukkan kepalanya agar tidak terlihat oleh mereka. Bagaimanapun Ia menyembunyikan senapannya di dalam tumpukan peralatan kebersihannya. Ia satu – satunya yang memegang senjata karena  yang lainnya tidak membawa.     

Penjagaan begitu ketat dan hampir mustahil bisa meloloskan sebuah jarum pun. Banyaknya orang penting yang datang membuat pengamanan tidak main – main. Bryan salah langkah tidak seharusnya Ia berjalan ke arah sini. Tetapi Ia perlu memberikan senjata ini kepada anak buahnya yang sedang menunggu dipojok.     

 Anak buahnya ini menyusup sebagai panitia yang nantinya akan menembak Nizam pada saat Nizam berjalan menuju ke depan untuk menerima map berisi ucapan selamat, pengalungan mendali dan pemindahan tali topi toga.     

Tali toga para mahasiswa terletak di sebelah kiri untuk kemudian oleh presiden universitas di pindahkan ke sebelah kanan. Pemindahan tali ini memaknai bahwa para mahasiswa selama belajar di Univeristas banyak menggunakan otak kiri. DI mana otak kiri ini banyak berhubungan dengan bahasa dan hapalan. Ketika tali ini dipindahkan ke kanan. Ada harapan agar mahasiswa selama belajar di Universitas banyak menggunakan otak kiri maka ketika sudah lulus dan terjun ke masyarakat akan banyak menggunakan otak kanan di mana otak ini banyak berhubungan dengan imajinasi, kreatifitas dan inovasi.     

Pada saat prosesi inilah nanti Ia melalui anak buahnya akan menghabisi Nizam. Karena pada waktu itu jarak Nizam dengan para penjaganya akan sangat jauh mengingat area tempat prosesi dilaksanakan adalah ada di bagian depan dan para penjaga ada di bagian belakang.     

Ia juga menyimpan sebuah beberapa granat kecil untuk menciptakan kepanikan pada para wisudawan sehingga penculikan Alena akan berjalan dengan baik dan sempurna. Ia dan Anak buahnya yang menyamar sebagai penjaga acara akan menangani hal ini.     

Bryan berusaha berjalan sewajarnya walaupun Ia agak tegang. Di saku celananya Ia menyimpan beberapa granat untuk dilemparkan kepada para wisudawan. Kalau sampai ketahuan maka gagalah misinya.     

Leon dan David kemudian berjalan lurus tidak memperdulikan petugas kebersihan itu. Mereka sama sekali tidak mencurigainya. Karena di tempat seramai ini sangat wajar ada petugas kebersihan lewat untuk menjaga kebersihan.     

Bryan menarik nafas lega. Ia kembali melihat ke bawah. Tampak MC sedang memulai acara. Dan ketika Lagu kebangsaan Amerika berkumandang maka semua orang tampak berdiri untuk mendengarkan dan ikut bernyanyi bagi yang hapal. Bryan melirik ke arah dua penjaga itu yang tampak sedang serius bernyanyi. Ia juga berjalan perlahan untuk segera berlalu. Cuma ketika jarak sudah menjauh sekitar sepuluh meter. David memanggilnya dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.