CINTA SEORANG PANGERAN

Berita Mengejutkan



Berita Mengejutkan

0"Maafkan Aku Kakak. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku sangat berterima kasih Kakak menengok diriku. Hanya saja Aku heran karena baru kali ini Kakak masuk ke dalam kamarku secara pribadi" Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum kecil.     
0

Putri Raya tersenyum lalu kembali membalikkan badannya. " kau memang sangat cerdas adikku. Tidak sia – sia suamiku menjadikanmu sebagai tangan kanannya" Kata Putri Raya sambil menghela nafas melihat ketampanan adik iparnya.     

Baru kali ini Ia melihat adik iparnya sedekat ini. Dari dekat kecantikan adik iparnya semakin terlihat. Walaupun wajanya begitu pucat tetapi bibirnya masih terlihat sangat merah. Dan Matanya begitu indah. Alisnya juga begitu tebal. Kulit sehalus itu membuat Ia menjadi ingin mengelusnya.     

"Sebaiknya Kakak tidak usah terlalu banyak berbasa – basi karena nanti jika kakakku melihat. Ia tidak akan suka melihat istrinya ada di kamar adik kandungnya sendiri" Kata Pangeran Abbash seakan ingin mengatakan bahwa kelakuan kakak iparnya ini sangat tidak pantas.     

"Sebenarnya Aku sendiri tidak ingin melakukan sikap yang sangat tidak pantas ini. Tetapi karena ada pertanyaan yang sifatnya sangat mendesak membuat Aku menjadi nekad untuk mengkonfirmasi kepadamu" Kata Putri Raya mulai menyebarkan racun.     

Pangeran Abbash mengangkat alis cantiknya hingga membuat Putri Raya serasa meleleh.  Melihat bibir Pangeran Abbash yang berkedut lalu sedikit maju ke depan. Putri Raya jadi ingin meraupnya. Sudah terbayang manisnya madu yang terdapat pada bibir tipis dan indah itu.     

"Silahkan Kakak katakan apa yang dimaksud dengan konfirmasi menurut Kakak! " kata Pangeran Abbash. Tangannya kini terlipat di depan dadanya yang bidang. Menunggu Kakak iparnya berkata.     

"Tadi Yang Mulia datang ke kamarku dengan keadaan marah. Sepertinya ada kejadian yang tidak enak yang baru saja Yang Mulia alami.." Putri Raya terdiam menunggu reaksi dari adik iparnya. Dan benar saja, wajah Pangeran Abbash yang tadinya acuh tak acuh kita sedikit berubah. Matanya menatap kakak iparnya dengan pandangan ingin tahu.     

"Kata Yang Mulia, Kau ternyata tertarik juga dengan Putri Alena. Dan itu membuat Yang Mulia begitu gusar" Kata Putri Raya sambil melihat perubahan pada raut muka adik iparnya.  Dan Pangeran Abbash memang langsung menjadi murung mendengar kata – kata dari kakak iparnya. Ia sedikit lama akan menjawab perkataan dari kakak iparnya tetapi kemudian Ia berkata,     

"Itu memang benar. Aku memang menyukai Putri Alena. Aku memang telah  lancang karena menginginkan Putri Alena tetapi sungguh Aku juga tidak mengerti mengapa hal ini terjadi padaku" Kata Pangeran Abbash kini terlihat sangat memelas. Membuat Putri ingin memeluk dan membenamkan mukanya ke dadanya serta mengelus – ngelus kepalanya.     

"Aku tidak menyalahkanmu adikku. Aku sangat bersimpati kepadamu. Aku jadi teringat cerita seorang raja yang memiliki istri sembilan puluh sembilan ketika dilihatnya ada istri seorang prajuritnya yang sangat cantik jelita sehingga raja itu kemudian menginginkan istri si prajurit itu untuk menggenapi jumlah istrinya agar menjadi seratus.     

Raja itu kemudian mengatur siasat dan menyuruh si prajurit itu pergi ke medan perang dengan harapan si prajurit itu mati di medan perang. Tingkah kakakmu itu aku pikir seperti raja itu. Alangkah serakahnya suamiku itu menginginkan Putri Alena yang jelas – jelas di cintai oleh adiknya. Padahal ia memiliki banyak wanita di dalam harem sedangkan adiknya tidak memiliki seorang istripun" Putri Raya bercerita dengan gayanya yang lembut tapi sedikit genit untuk menjerat Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash terdiam mendengar cerita kakak iparnya yang memang sangat mengena. Cerita itu menggambarkan kondisi dirinya sekarang. Kakaknya banyak memiliki wanita di harem dan begitu juga dengan Pangeran Nizam. Pangeran Nizam juga memiliki banyak wanita di haremnya. Sementara Ia tidak memiliki siapapun selain Amrita yang tidak lebih dari sekedar temannya belaka. Jadi mengapa Ia harus dipersalahkan jika Ia menginginkan Putri Alena. Ia tidak menginginkan yang lain. Ia hanya ingin putri Alena.     

"Kakak benar.. Aku hanya ingin Putri Alena.." Kata Pangeran Abbash dengan perlahan.     

"Nah kalau begitu adikku. Kakak akan melakukan  apa saja agar Kau dapat mewujudkan keinginanmu" Kata Putri raya sambil tersenyum lebar.     

Tetapi Pangeran Abbash bukanlah Pangeran bodoh yang bisa diperdaya dengan mudah. Mendengar kata – kata kakak iparnya Ia malah berkata dengan sinis,     

"Keinginanku atau keinginan kakak? Mengapa Aku merasa kalau kakak juga memiliki kepentingan kalau Aku menjadi suami dari Putri Alena" Kata Pangeran Abbash. Mendengar perkataan Pangeran Abbash, Putri raya bukannya marah malah tertawa menawan.     

"Tentu saja, Kau tahu kalau kakakmu itu menginginkan Putri Alena untuk menjadi ratu. Jadi menurutmu apakah Aku akan diam saja ketika seseorang mengancam kedudukan yang seharusnya menjadi milikku"     

Pangeran Abbash menatap Kakak iparnya dengan pandangan yang tajam. Kakak iparnya ini benar – benar mewarisi gen dari Perdana Mentri Salman, Yang Mulia Ratu Sabrina dan Putri Rheina. kata Pangeran Abbash  dalam hatinya sambil menggelengkan kepalanya. Ia benar – benar salut terhadap generasi keluarga Salman. Entah laki – laki atau perempuan mereka semuanya berambisius untuk memeliki kedudukan. Bahkan mereka menyebarkan keluarga mereka ke seluruh negara aliansi dan menikahkan putri – putri mereka dengan para pangeran dari kerajaan lain. Ada lima kerajaan besar yang berada di atas kerajaan lainnya. Dan selalu ada putri dari generasi keluarga itu yang menikahi salah satu pangeran putra mahkota.     

Dan tentu saja yang paling berperan dalam hal ini adalah Ratu Sabrina. Ibundanya Pangeran Nizam. Wanita itu terkenal sangat pintar dan licik. Ia sangat pintar berstrategi sehingga kerajaan Azura sampai saat ini menjadi kerajaan terbesar di gurun Sahara. Semuanya tidak lepas dari tangan besi Ratu Sabrina. Bersama Perdana Mentri Salman, mereka terus meluaskan jaring – jaring kekuasaan hingga ke seluruh kerajaan aliansi.     

Dihadapannya kini berdiri salah satu wanita dari generasi mereka dan ini sangat menakutkan Pangeran Abbash. Ia semakin ketakutan kalau Putri Alena jadi dinikahi oleh Pangeran Barry. Ia pasti akan berada dalam ancaman kejahatan Putri Raya. Dan kalau bersama Pangeran Nizam, Putri Alena akan berada di bawah ancaman Putri Rheina. Ia harus menyelamatkan Putri Alena dari ancaman siapapun.     

"Aku sudah menduganya. Baiklah Kakak. Aku anggap hubungan kita ini adalah hubungan yang saling menguntungkan. Kalau Putri Alena menjadi istriku maka Aku mendapatkan cinta dari putri itu dan Kakak mendapatkan kedudukan sebagai Ratu kerajaan Zamron" Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum.     

"Kau sangat pintar adikku. Nah sekarang dengarkan kata – kataku. Aku akan membicarakan suatu strategi kepadamu. Dan Kau dengarkan dengan baik. " Kata Putri Raya sambil kemudian dia berbicara panjang lebar tentang pemikirannya dan juga rencana Pangeran Barry pada saat perayaan  wisuda nanti.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.