CINTA SEORANG PANGERAN

Jangan Sampai Kau Membatalkan Lamaranmu, Amar.



Jangan Sampai Kau Membatalkan Lamaranmu, Amar.

0Arani berdehem sebelum Ia berbicara, "Amar, sejak kapan kau menyukai Zarina? " Kata Arani sambil menatap Amar dengan tenang tetapi bagi Amar seperti tatapan penuh intimidasi. Apalagi ditambah dengan tatapan Ali yang sangat tidak ramah. Amar benar - benar tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi dan salah apa sebenarnya Ia pada orang - orang. Mulai dari Nora, Ali, Nizam dan sekarang Arani.     
0

"Sebenarnya apa yang terjadi ? Mengapa kalian semua kelihatannya tidak suka kalau Aku harus menikahi Zarina. Ada apa sebenarnya ? Jangan membuat Aku menjadi gila seperti ini ?" Kata Amar tampak tidak sabar.      

"Kau seorang mata - mata yang sangat handal. Tidak ada rahasia yang tidak kau ketahui. Tetapi permasalahan di depan mata tidak tahu. Bagaikan pepatah. Kuman disebrang lautan tampak tetapi gajah dipelupuk mata tidak tampak" Kata Arani dengan sebal. Amar menjadi semakin mengerutkan keningnya di beri peribahasa oleh Arani.     

"Apa sebenarnya yang ingin kau katakan. Mengapa berbelit - belit ?" Kata Amar sambil merengut kesal. Tetapi Arani tidak menjawab kata - kata Amar, Ia malah menatap Ali dan berkata,     

" Ali, kaulah yang sepatutnya harus mengatakan apa yang sebenarnya sendiri agar tidak terjadi kesalahpahaman. Kita adalah orang - orang yang mengabdi kepada putra mahkota. Ketika kita pulang ke Azura akan terjadi banyak pergerakan. Kau tahu betapa banyaknya orang - orang di istana yang mengincar tahta kerajaan Azura baik di dalam kerajaan Azura itu sendiri ataupun dari negara Aliansi.      

Kita akan dikelilingi orang - orang yang tanpa kita ketahui apakah musuh atau kawan. Bahkan dari para pangeran yang ada di istana kita tidak tahu siapa diantara mereka yang akan mengancam kedudukan Yang Mulia Pangeran Nizam menjadi raja di Azura. Jika kalian sebagai bagian dari kepercayaan Yang Mulia Pangeran Nizam saja saling mencurigai maka bagaimana kita dapat memperkokoh kedudukan Yang Mulia.     

Aku tidak mau tahu. Bagiku keselamatan dan mengantarkan Yang Mulia menduduki tahtanya lebih penting dari apapun. Jadi jika kalian berdua bertikai hingga menyebabkan kegagalan Yang Mulia Nizam mencapai kedudukannya sebagai Raja maka Aku akan membunuh kalian berdua dengan tanganku sendiri" Arani berkata dengan tajam. Tajamnya bagaikan bilah pedang yang menurih hati.     

"Aku memahami perkataanmu dan mendukung sepenuhnya. Tetapi Aku sungguh tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Cepat jelaskan sebelum Aku menjadi gila" Kata Amar dengan suara yang mulai keras.     

Ali tiba - tiba berdiri dan berkata, " Itu Karena Aku mencintai Zarina sejak lama" Kata - kata Ali langsung membuat Amar terkejut bukan alang kepalang. Wajah Amar sekarang yang pucat pasi.     

"Ba..bagaimana bisa ini terjadi ? Bukankah Zarina tidak mengatakan apa - apa tentang hubungannya denganmu. Apa Zarina wanita yang tidak baik dengan menutupi hubungan kalian? Kalau benar seperti itu maka sekarang juga Aku akan mengundurkan diri. Aku bukan orang yang suka menikung teman sendiri. Aku menghormatimu Ali. Aku sungguh tidak tahu kalau kau mencintainya. Dan jika kalian benar memiliki hubungan. Jangan khawatir, Aku tidak akan melanjutkan niatku. Bagiku pertemanan lebih penting dari cinta yang tidak benar" Kata Amar dengan tegas.     

Tapi Ali malah menggeleng dengan lemah mendengar kata - kata Amar. "Tidak Amar, bukan seperti itu. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Zarina. Aku hanya mencintainya dan Ia tidak mencintaiku sedikitpun bahkan Ia tidak tahu kalau Aku mencintainya" Kata Ali. Amar mengangkat alisnya dan kemudian Arani menimpali perkataan Ali.     

"Itu benar Amar,  Zarina bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah wanita India, setahuku wanita India bukanlah wanita yang senang berinisiatif dalam hal percintaan bahkan mungkin yang laki-lakinya juga sama. Penelitian menunjukkan 95% pernikahan mereka diatur melalui perjodohan.     

Selain itu sama seperti di negara kita. India menganut paham patriaki. Dimana laki - laki adalah pemegang kekuasaan. Mereka secara adat dan budaya mirip dengan Kerajaan Azura. Jadi kecil kemungkinan Zarina sampai bisa mempermainkan cinta dua orang laki - laki. Lagipula setahuku dia sangat mencintai Pangeran Thalal. Gadis itu tergila - gila dengan Yang Mulia Pangeran Thalal. Aku juga yakin 100% kalau Zarina juga tidak mencintai Amar." Kata Arani sambil menahan senyum yang terlihat muncul sedikit di wajahnya yang biasanya sangat dingin.     

Bagaimana tidak tersenyum, dua pria di depannya itu memperebutkan seorang gadis yang jelas - jelas mencintai pria lain. Amar dan Ali sekarang menatap Arani dengan tatapan kesal. Arani seperti membongkar luka yang sebenarnya sedang mereka tanam dalam - dalam.     

"Apakah Kau perlu mengatakan sejelas itu? Bukankah sudah menjadi rahasia umum kalau Zarina memang mencintai Pangeran Thalal" Kata Amar sambil cemberut.     

"Nah kalau kau tahu berarti kau jangan berpikiran kalau Zarina gadis yang tidak baik. Menurutku adalah ini tentang siapa yang lebih cepat. Dan Kau Ali, Kau mungkin lebih dulu mencintai Zarina tetapi apakah Kau memberitahukan Zarina tentang perasaanmu?" Kata Zarina.     

Ali menggelengkan kepalanya lagi, " Aku tidak berani bersaing dengan Yang Mulia Pangeran Thalal. Aku tahu Zarina mencintai Pangeran Thalal, Aku tidak sanggup hidup dengan wanita yang mencintai pria lain" Kata Ali dengan lemah.     

 Arani melirik sinis kepada Ali, " Kalau begitu pemikiranmu, maka Kau jangan menjadi penghalang antara Amar dan Zarina. Kau bawa mati saja cintamu ke alam kubur. " Kata Arani dengan sadis membuat Ali langsung menatap Arani dengan kening berkerut. Ia tidak terima dengan kata - kata Arani yang tajam itu.     

"Kau pikir apa Amar tidak tahu kalau Zarina mencintai Pangeran Thalal ketika Ia mengajak Zarina menikah ? Jelas sekali tadi Ia berkata seperti itu. Tetapi Amar memiliki keberanian sebagai laki - laki sejati. Dia berani berspekulasi menikahi Zarina dengan harapan suatu hari nanti dia akan berubah. Dia juga tahu sebagai wanita India, Zarina akan menghormati haknya sebagai seorang suami. Jadi walaupun Zarina tidak mencintainya maka Amar tidak takut untuk menikahinya. Ia penuh percaya diri kalau suatu hari nanti Zarina akan belajar mencintainya sebagai seorang suami.     

Ali.. Ali..kau kalah set dengan Amar. Aku harap kau berbesar hati untuk menerimakan Zarina menjadi milik Amar. Kau tidak bisa menyalahkan Amar atas kejadian semua ini karena memang Amar tidak mengetahui kalau Kau mencintai Zarina" Kata Arani.     

"Aku tahu hal itu Arani. Kemarin Aku sudah berbicara dengan Yang Mulia Pangeran Nizam dan Aku menyatakan kalau Aku memang ikhlas Zarina menikah dengan Amar. Karena Aku memang bukan siapa - siapanya Zarina. Amar lebih gentle dengan menyatakan cintanya kepada Zarina. Sedangkan Aku memang lebih pengecut." Kata Ali menjawab perkataan Arani.     

"Nah.. begitulah Amar. Jadi Kau sekarang dapat menikahi Zarina dengan lebih tenang. Ini semua bukan salahmu" Kata Arani kepada Amar.     

"Tetapi Arani, Aku tidak sanggup kalau harus menyakiti hati Ali. Aku tidak mau menikahi Zarina kalau Aku melihat Ali hancur karena cintanya" Kata Amar sambil menatap Ali dengan hati iba. Bagaimana bisa Ia menghancurkan hati pengawal Nizam yang paling setia itu. Arani tampak mau membuka mulut tetapi Amar mendahuluinya lagi dengan berkata,     

"Seandainya Aku tahu dari semula kalau Ali mencintai Zarina, demi Tuhan Aku tidak akan melamar Zarina. Sekarang juga Aku akan mengatakan kepada Zarina bahwa Aku membatalkan lamaranku. Dan Aku menyarankan dia untuk menikahi Ali" Kata Amar dengan wajah yang begitu muram.     

Mendengar kata - kata Amar, Arani seketika berdiri dan dengan sangat cepat dan tidak terduga Ia menggerakan kaki kanannya ke depan dan menendang kursi tempat Amar duduk hingga kursi dan Amar yang duduk di atasnya mencelat menghantam tembok di depannya. Amar yang tidak mengira Ia akan ditendang tiba - tiba oleh Arani langsung ambruk bersama kursinya. Dadanya menghantam lantai dan darah langsung mengalir dari sudut bibirnya.     

Amar berusaha bangun sambil menghapus darah yang mengalir dari bibirnya. Dadanya terasa sakit. Tetapi Ia tidak berani membalas serangan Arani. Ia memang sangat ahli berkelahi tetapi siapa yang berani melawan Arani. Yang ilmunya setiap hari bertambah karena Arani tidak pernah absen berlatih ilmu bela dirinya. Arani juga terkenal dengan gerakannya yang cepat dan tepat. Ia benar - benar wanita yang mengerikan.     

"Berani benar Kau berkata seperti itu. Kau pikir wanita adalah barang yang bisa kau pindah tangankan seenaknya. Sini Kau !! Lawan Aku. Aku akan merobek - robek mulutmu dan menarik lidahmu kalau berani berkata sembarangan lagi" Teriak Arani murka membuat Amar langsung berkata dengan tubuh gemetar.     

"Aku tidak berani. Aku salah. Aku mengaku salah.. Aku akan menikahi Zarina. Dan Aku tidak akan lari dari tanggung jawabku karena sudah melamar Zarina" Kata Amar dengan terbata - bata.     

"Bagus.. Karena kalau sampai Kau bilang lagi, kau tidak jadi menikahi Zarina maka Aku bersumpah kau akan pulang ke Azura tanpa nyawa" Kata Arani sambil melangkah keluar dari kamar Ali. Ali hanya terdiam terpaku menatap langkah Arani yang gagah. Ia lalu berlari dan menolong Amar untuk bangkit dengan susah payah.     

"Kau tidak apa - apa Amar. Aku baru melihat Arani begitu murka dan marah kepadamu" Kata Ali sedikit tidak mengerti. Amar bangun berpegangan pada Ali. Dan Ali  memapah tubuh Amar dengan susah payah ke atas tempat tidur. Tubuh Amar yang tinggi tetapi tidak terlalu besar itu memiliki kepadatan tulang yang sangat bagus sehingga walapun tubuhnya tidak besar, Amar menjadi sangat berat.     

"Me..mengapa Arani begitu marah?" Kata Ali sambil memeriksa luka Amar. Arani tidak menendang tubuh Amar tetapi menendang kursi tempat duduk Amar. Tetapi tenaga yang dikeluarkan Arani sangat besar sehingga tubuh Amar yang tinggi kekar itu langsung mencelat dengan kursinya. Amar memegang dadanya yang masih terasa sakit dan dadanya terasa sangat sesak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.