CINTA SEORANG PANGERAN

Aku yang Bekerja Keras



Aku yang Bekerja Keras

0Begitu Alena melangkahkan kakinya memasuki toko yang begitu besar maka yang terlihat adalah interior toko yang begitu mewah, harum ekaliptus menyeruak dari dalam ruangan. Udara sangat sejuk walaupun diluar sangat panas. Mata Alena langsung dimanjakan dengan deretan pakaian bayi dengan berbagai ukuran. Berwarna-warni sangat indah. Hati Alena langsung berdebar, Ia mengelus perutnya dengan lembut, air matanya langsung menetes bahagia. Nizam yang berdiri disampingnya terkejut melihat Alena meneteskan air matanya. Para pelayan yang berjalan di belakang mereka juga ikut terkejut bahkan mereka ketakutan kalau-kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan istrinya Pangeran itu.     
0

Alena menggelengkan kepalanya dengan perlahan, tangannya menghapus air mata dipipinya lalu berkata, "Aku tidak bersedih Nizam, Aku cuma terharu. Aku sangat menyukai anak-anak, Aku tidak menyangka kalau akhirnya Aku akan mempunyai bayi sendiri"     

Nizam tersenyum sambil merangkul bahu Alena. "Ini semua berkat perjuangan kerasku, Aku membuatnya dengan penuh kelelahan dan cucuran keringat" Katanya dengan penuh rasa bangga. Wajah Alena yang sedang sendu karena terharu langsung berubah seketika. Dengan mengerutkan keningnya Ia menatap wajah suaminya. Matanya bersinar tajam bagaikan mata seekor macan yang sedang tidur terus diganggu.     

"Apakah maksud dari perkataanmu?" kata Alena, nada suaranya rendah tapi penuh tekanan. Nizam jadi meringis mendengarnya.     

"Apa yang kau maksud dengan perjuangan keras?? Kelelahan?? Penuh cucuran keringat?? Apa kau sedang melakukan kerja rodi?? Mengapa kata-katamu seakan menggambarkan bahwa kau sedang melakukan pekerjaan yang penuh derita. Siapa yang merasa kesakitan sampai pingsan? Siapa yang terus-terusan kau paksa? Siapa yang harus menderita kelelahan sampai harus dirawat di rumah sakit? Siapa??" Alena mengomel-ngomel sambil menginjak kaki Nizam dengan kesal.     

Nizam mengaduh-ngaduh sambil meringis, "Ampun, aduh...Alena jangan seperti ini, lihat semua pelayan memperhatikan kita. Aku malu" Kata Nizam sambil terus meringis kesakitan Ia berusaha melepaskan kakinya yang diinjak oleh Alena. Tapi Alena malah semakin keras menginjaknya.     

"Makanya jangan suka bicara sembarangan!!"     

"Iya..iya..Aku kapok. Aku akan bicara hati-hati mulai dari sekarang. Lepaskan kakimu dari kakiku Yang Mulia. Hambamu ini sudah tidak tahan rasanya sangat menyakitkan. Nanti kalau pingsan siapa yang bisa mengangkutku. Beratku hampir 80 kg"     

"Kamu memang seperti kingkong.." Kata Alena sambil mengangkat kakinya dari kaki Nizam.     

"Masa ada kingkong setampan Aku, sampai bidadari disampingku ini tergila-gila kepadaku " Kata Nizam sambil senyum-senyum mencolek pipi Alena dengan telunjuknya. Alena menghapus jejak telunjuk Nizam di pipinya dengan telapak tangannya.     

"Ih..ih malah culak-colek menyebalkan.." Alena menggedikkan bahunya seakan jijik sambil melangkah mendekati rak yang berderet di depannya.     

Nizam semakin cengengesan mengikuti Alena. Ali dan Fuad beserta para pelayan hanya mengikuti mereka sambil saling berpandangan takut-takut. Ingin ikut tertawa tapi ketakutan kalau-kalau Nizam tidak suka. Ingin pura-pura tidak mendengar tetapi percakapan mereka terdengar. Akhirnya mereka hanya menahan tawa sekuat tenaga. Putri yang ada di depan mereka benar-benar lucu dan konyol.     

"Nizam lihat..lihat pakaian ini begitu mungil..aduh lebarnya hanya satu jengkal" kata Alena sambil mengambil pakaian tersebut dari rak yang digantung. " Bahannya sangat lembut, Miss..miss.. tolong Aku.. jelaskan spesifikasi dari pakaian ini" Kata Alena sambil menunjukkan pakaian bayi yang mungil itu ke para pelayan.     

Seorang pelayan berambut pirang dengan wajah yang cantik segera menghampiri Alena setelah sebelumnya membungkukkan badannya. " Pakaian ini dibuat oleh perancang Jamaica.Perancang Jamaica adalah perancang khusus pakaian bayi yang sangat terkenal diseluruh dunia. Pakaiannya sangat banyak digunakan oleh kalangan atas. Pakaian-pakaian ini edisi terbatas karena hampir semua pakaian kami edisi terbatas dan hanya di buat setiap jenis dari berbagai ukuran. Bahannya dari katun organik yang dijamin tidak akan menimbulkan alergi pada kulit bayi yang begitu halus."     

"Ini sangat luar biasa..Aku mau membelinya" Kata Alena sambil menatap Nizam. Nizam menganggukkan kepalanya. Sekilas Ia menatap harga yang tertera di labelnya. 150 USD per helai baju. Sementara itu diam-diam juga dengan penuh rasa ingin tahu Ali yang berdiri cukup dekat dengan rak pakaian mencoba mengintip harga yang tertera pada label pakaian. Keningnya langsung berkerut melihat harganya. Jelas untuk baju bayi yang cuma sehelai pakaian harian biasa harga 150 USD bukanlah harga main-main. Ali jadi kepengen garuk-garuk kepalanya.     

"Mau warna apa Yang Mulia Putri?Kita ada warna biru, merah muda, hijau, jingga dan ungu muda" tanya pelayan. Alena menatap ke arah Nizam dan berkata :     

"Nizam biasanya kalau bayi laki-laki maka kita akan memakaikan pakaian warna biru sedangkan kalau bayi perempuan kita akan memakaikan pakaian warna merah muda. Kita belum tahu bayi kita laki-laki atau perempuan. Aku bingung harus ambil warna yang mana?"     

Nizam malah mengangkat bahunya, "Kalau begitu ambil saja semuanya" Katanya dengan wajah setenang air di danau.     

"Maksud Yang Mulia.." Tanya pelayan itu tidak paham.     

" Ambil semua pakaian yang ada disini untuk dibawa pulang" Kata Nizam lagi. Alena terkejut mendengar kata-kata Nizam.     

"Baju mana yang mau diambil? apa maksudmu dengan ambil semua?"     

"Maksudku, Kita ambil semua pakaian yang ada di sini untuk di bawa pulang. dengan berbagai ukuran,warna, jenis dan modelnya. Bukankah nanti bayi kita akan tumbuh besar. Dan tidak perduli nanti lahirnya laki-laki atau perempuan Kita akan memiliki semuanya.     

"Nizam ini sangat banyak dan terlalu berlebihan. Apa kau mau memenuhi apartemen kita dengan semua baju bayi?"     

"Aku tidak ingin Kau kebingungan dengan memilih warna,jenis atau model pakaian bayi. Seluruh apartemen di gedung itu adalah milikku. Selalu akan ada tempat untuk menyimpan semuanya"     

"Kau benar-benar Pangeran yang boros" Kata Alena sambil bersungut-sungut kesal.     

"Boros untuk anak atau istri sendiri asalkan mampu bayar dan tidak merugikan orang lain bagiku itu adalah hal yang sangat wajar."     

"Selain boros, Kau juga memang pandai bicara" Kata Alena sambil melangkah mendekati rak yang lain. Ia bertekad tidak akan mengikuti perkataan Nizam. Ia akan memilih pakaian yang benar-benar Ia butuhkan daripada membawa semuanya ke apartemen. Ia tidak ingin jadi ratu yang akan menghabiskan uang kerajaan untuk hal-hal yang bersifat bodoh.     

Sementara Nizam sendiri merasa sah-sah saja menggunakan uangnya sendiri. Ia mencari uang dengan hasil usahanya mengelola perusahaan miliknya. jadi memang kekayaan yang Ia bukan berasal dari uang kerajaan semua. Setiap bulan Ia memang mendapatkan jatah bulanan atau uang saku dari pihak kerajaan dan sebagai putra mahkota Ia memiliki jatah terbesar dibandingkan semua adik-adiknya, tetapi setingkat di bawah ayahnya. lalu dengan kecerdasannya Ia memutarkan uang yang dimilikinya dengan mendirikan perusahaan dimana-mana. Ia juga mendapatkan gaji bulanan karena memimpin perusahaan-perusahaan milik kerajaan sehingga perusahaan itu selalu mendapatkan keuntungan yang sangat besar setiap tahun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.