CINTA SEORANG PANGERAN

Hukuman yang paling menyakitkan bagi Nizam



Hukuman yang paling menyakitkan bagi Nizam

0"Hukuman apa maksudmu?" Kata Edward sambil menatap wajah Jonathan. Ia tidak mengerti dengan perkataan Jonathan.     
0

" Dia pasti sekarang sangat menyesali perbuatannya. Melihat Alena belum sadarkan diri akan lebih menyakitkan dibandingkan dengan seribu pukulan baginya" Kata Jonathan.     

"Darimana Kau tahu kalau dia menyesal ? " Kata Edward.     

"Dia diam saja saat Aku hajar, Wajahnya juga kuyu dan pucat. Suaranya sangat tidak berwibawa, pandangan matanya kosong. Sebenarnya kondisi dia sama saja mengkhawatirkan seperti halnya Alena. Dia sudah seperti mayat berjalan. Makanya sudah cukup Aku hajar tadi. Apalagi kalau nanti beneran Alena minta  cerai, soalnya Aku sempat dengar Alena minta pisah dari Nizam. Pasti Nizam langsung kolaps "     

"Jadi Aku harus bagaimana ? Aku juga ingin melihat Alena dan si kembar. Aku sangat mengkhawatirkan kondisi Alena. Kau tahu bagaimana kehadirannya waktu itu saat Lila koma dia datang dan berusaha menyadarkan Lila.  Aku juga sangat mengkhawatirkan kondisi si kembar. Kamu tahukan kalau anakku ada ikatan batin dengan Alexa " Kata Edward kebingungan.     

"Kau datang saja langsung ke rumahnya bersama Lila, dengan alasan mau menengok si kembar atau siapa tahu sekarang dengan kedatangan Lila malah gantian akan menyadarkan Alena. Pasti mereka akan mengizinkan Kalian masuk. Tapi ingat Jangan pasang wajah permusuhan tetapi pasang wajah ramah dan jangan lupa tersenyum" Kata Jonathan dengan mata yang merah. Agaknya dia sudah mulai mabuk.     

"Kalau sampai di sana, jangan lupa sampaikan salamku pada Arani. Katakan Aku sangat merindukannya " Kata Jonathan sambil murung tiba - tiba Ia teringat si cantik Arani. Malam ini Ia akan tidur sendiri padahal biasanya Ia akan tidur dipelukan istrinya. Arani akan mengusap - usap punggungnya sebelum Ia tidur. Jonathan jadi menyesal telah pergi meninggalkan rumah Nizam. Ia ingin kembali lagi ke sana dan menemui Arani.     

Edward mengerutkan keningnya. " Rindu ?? Memangnya kapan kau terakhir ketemu dia ? " kata Edward.     

Jonathan lalu menjawab. " Baru tadi pagi.." Katanya sambil menyenderkan tubuhnya karena kepala terasa pusing. Edward menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.     

"Makanya kalau tidak kuat berpisah mengapa Kau malah meninggalkan dia di rumah Nizam bukannya kau bawa dia sekalian keluar "     

"Dia tidak mau keluar..  Dia ingin tetap bersama Nizam, menyebalkan sekali. " Jonathan bersungut - sungut.     

"Lalu mengapa kau meninggalkan rumah Nizam. Kau tinggal saja di sana" Kata Edward.     

"Aku sebal dengan tingkah Nizam. Tetapi setelah dipikir - pikir Aku kasihan juga. Ia sebenarnya harus konsultasi ke ahli jiwa agar sikap posesifnya dihilangkan "     

"Jadi  maksudmu dia gila ? Kalau begitu dia harus kita masukan ke rumah sakit jiwa " tanya Edward.     

"Bukan gila seperti itu, tapi lebih mirip seperti kondisi kita waktu terobsesi pada Alena. Bukankah kau waktu itu lebih parah. Sudah tahu kalau dia sudah menikah tapi masih saja kau ngotot mencintainya. Tapi Aku akui juga kalau Aku tidak jauh beda denganmu. Untungnya kita bisa mengatasi perasaan itu setelah menemukan pasangan kita masing - masing " Kata Jonathan walaupun dia lagi mabuk tapi pikirannya masih sedikit waras.     

"Hmm.. berarti memang sikap posesif Nizam ini bisa disembuhkan ?" Kata Edward sambil berpikir keras.     

"Yaah..begitulah. " Kata Jonathan     

"Lalu bagaimana cara menyembuhkannya ? " Edward bertanya      

"Aku juga tidak tahu bagaimana menyembuhkannya. Kau harus tanya ahli psikologi. "     

"Apa Aku harus bertanya pada pangeran Thalal adiknya Nizam ? Bukankah dia seorang ahli psikologi ? " Kata Edward dengan wajah sedikit berseri - seri.     

Jonathan malah mencibirkan bibirnya. " Bertanya pada Pangeran itu sama saja seperti bertanya pada angin. Tidak akan ada jawabannya. Bukankah dia juga sama posesifnya dengan Nizam. Bahkan lebih parah. Cuma karena Cynthia-nya saja bisa menguasai suaminya sehingga dia tidak pernah mengalami seperti Alena ."     

Edward menganggukkan kepalanya, " Benar juga. Kalau begitu  Aku akan pergi ahli psikologi untuk konsultasi. "      

"Mengapa Kau malah akan pergi ke ahli Psikologi. Bukankah ada kemungkinan Alena akan bercerai " Kata Jonathan.     

" Aku kenal Alena lebih lama dari Nizam mengenal Alena. Aku tahu persis bagaimana sifatnya. Dia adalah orang yang paling polos dan sekali dia jatuh cinta, dia akan jatuh cinta selamanya. Kau tahu sepanjang hidupnya dia sangat mencintai Nizam bahkan disaat Ia tidak diperdulikan oleh Nizam. Dengan sabar Ia tetap mencintai Nizam dalam diam. Kau tahu berulang kali Nizam menyakiti Alena tapi dia tetap saja bertahan di sisinya.     

Dia lebih rela masuk ke dalam kerajaan Azura yang begitu menakutkan. Dia dikelilingi oleh banyak orang yang ingin menyingkirkannya tetapi dia tetap saja bersikeras mencintai Nizam. Jadi Aku juga sangat yakin kalau setelah Ia siuman, Ia akan memaafkan Nizam." Kata Edward.     

Jonathan kemudian terdiam, "Tetapi Nizam kali ini sangat keterlaluan. Menurutku kecil kemungkinan dia akan memaafkan Nizam "     

"Kita lihat saja nanti. Otak Alena itu pendek, dia tidak pernah berpikir panjang. Temperamennya juga sangat mudah berubah - ubah. Jika dia menangis maka sejam kemudian dia bisa tertawa seperti biasa. Dia juga tidak pernah berpikiran yang terlalu berat. Baginya hidup adalah suatu kemudahan. Ia tidak pernah memiliki kesulitan dalam hidupnya karena banyaknya orang - orang yang membantu dia. Jadi Aku sangat yakin seyakin - yakinnya dia akan memaafkan Nizam " Kata Edward panjang lebar.     

Jonathan terdiam sambil memikirkan kata - kata Edward, Ia memang tidak terlalu mengenal Alena sebagaimana halnya Edward. Tetapi kemudian Jonathan berkata lagi.     

"Sebenarnya Kita ini menginginkan Alena berpisah dengan Nizam atau tetap bersamanya ?" Kata Jonathan.     

Edward malah terdiam sebelum kemudian dia berkata lagi.     

"Terus terang saja, seandainya posisiku masing lajang maka Aku pasti menginginkan Alena berpisah dengan Nizam agar Aku bisa menikahinya. Tetapi posisiku sekarang adalah Aku sudah menikah dan aku sedang belajar mencintai istriku jadi  Aku sebenarnya sekarang masih berharap kalau Alena masih bersama Nizam. Aku tidak ingin si kembar tinggal bersama salah satu dari orang tuanya.     

Walau bagaimanapun hidup bersama kedua orang tua secara utuh lebih baik daripada tinggal bersama salah satu orang tua. Apalagi si kembar masih bayi, tidak bisa kubayangkan betapa sedihnya mereka hidup tanpa orang tua yang lengkap." Kata Edward dengan wajah muram.     

Jonathan jadi mengingat nasibnya sendiri yang hidup tanpa orang tua, " Aku sangat merasakan kesedihan hidup tanpa orang tua. Disaat anak - anak yang lain bermanja - manja dengan orang tuanya, Aku hanya memiliki kakak perempuan dan saudara kembar laki - laki yang sampai sekarang keberadaanya tidak aku ketahui. Konon katanya setelah orang tuaku meninggal seseorang mengadopsinya dan sampai sekarang Kami kehilangan jejaknya "     

"Itulah sebabnya Aku sebenarnya tidak ingin Alena berpisah dengan Nizam. Apalagi kalau sampai Alena tidak mendapatkan hak asuh anak - anaknya.  Walaupun Kau akan menjadi pengacaranya dan Aku akan meminta bantuan ayahku, tetap saja tidak ada jaminan Alena akan mendapatkan hak asuh anak"     

Jonathan mengusap dagunya sebelum Ia berkata menjawab kata - kata Edward, " Setahuku pernikahan dengan anggota kerajaan akan ada perjanjian pernikahan yang sangat panjang dan sedikit merugikan orang luar dari kerajaan" Jonathan berkata perlahan.     

"Apa maksudmu dengan merugikan orang luar dari kerajaan ?" Edward menatap Jonathan meminta penjelasan.     

"Biasanya ada perjanjian tertulis yang menyatakan hak dan kewajiban bagi orang luar yang akan menikahi anggota kerajaan seperti misalkan kalau dia suatu saat berpisah maka berapa tunjangan perceraian yang Ia akan dapatkan. Siapakah yang akan mendapatkan hak asuh anak. Lalu apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sepanjang dia menjadi anggota kerajaan.     

Ada banyak aturan kerajaan yang harus ditaati oleh orang luar yang menikahi anggota keluarga kerajaan. Aku malah mencurigai kalau sebelum Alena menikah dengan Nizam maka Ia menandatangani sebuah perjanjian pra nikah. " Kata Jonathan     

"Ya Tuhaan... tapi apa mungkin Alena menandatangani perjanjian pra nikah yang menyatakan bahwa hak asuh akan jatuh ke tangan Nizam kalau seandainya mereka bercerai ? " Kata Edward.     

"Bisa saja seperti itu. Kau tahu kalau Nizam sedikit licik dalam meperdaya orang. Alena bukankah kita tahu kalau Ia begitu polos. Bisa saja dia langsung menandatangani berkas itu tanpa membacanya terlebih dulu. Kalau seandainya Alena menandatangani surat itu maka mau kemanapun kita berjuang untuk memperebutkan hak asuh anak Alena dan Nizam maka kita tidak akan pernah bisa menang." Jonathan menjadi sangat gundah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.