CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Denganku !!



Menikahlah Denganku !!

0Zarina terdiam ketika Amar duduk disampingnya dan tersenyum. Sementara itu dua orang pelayan berdiri agak jauh menunggui mereka. Zarina sempat bingung mengapa tiba - tiba Amar mengajak nya bicara. Zarina menghormati dia karena Zarina tahu bahwa dia lah yang menyelamatkan nyawa Pangeran Thalal.     
0

Amar malah terus tersenyum melihat Zarina yang tampak gugup dan gelisah. "Apakah kedatangan ku mengganggumu? Apakah Kau ingin Aku pergi?" Kata Amar akhirnya Ia merasa kasihan juga karena Zarina malah kebingungan. Tetapi kemudian Zarina menjawab,     

"Tidak!! Tinggallah di sini. Aku sebenarnya memang memerlukan seseoarang yang ingin Aku ajak bicara. Aku di sini merasa terasing dan sendirian. Aku tidak punya siapapun. Aku kesepian. Aku ingin keluar dari rumah ini tetapi Aku tidak bisa keluar." Kata Zarina sambil tertunduk sedih.     

"Mengapa Yang Mulia menahanmu untuk keluar dari rumah ini?" Tanya  Amar sambil menyelidiki. Otaknya yang cerdas langsung menganalisa kalau ada sesuatu yang disembunyikan Nizam.     

"Aku tidak tahu, dari awal ketika Yang Mulia memintaku untuk menangani menu masakan india untuk pesta pernikahan Jonathan kemudian ketika Aku memintanya untuk tinggal lebih lama karena ingin melihat Yang Mulia Pangeran Thalal lebih lama. Yang  Mulia mengizinkanku. Dan ketika Aku sudah mengobati Yang Mulia Pangeran Thalal dari kebutaan  tetapi masih belum diizinkan pulang. Padahal Aku merasa sudah sembuh dan lukanya sudah sangat membaik " Kata Zarina sambil muram.     

"Mungkinkah Yang Mulia Pangeran Nizam memiliki suatu rencana untukmu?" Kata Amar sambil menatap Zarina.      

"Entahlah ? Tetapi rencana apa ? Aku bukanlah siapa - siapa bagi Yang Mulia. Aku hanyalah wanita yang malang. Aku malah merasa tersiksa ada disini. Aku merasa semua orang menuduhku Aku akan merebut Pangeran Thalal dari Putri Cynthia. Itu terlalu menyakitkan" Kata Zarina sambil berkaca - kaca. Tenggorokannya tersekat oleh air mata. Ia sangat sedih dan merasa sangat malang.     

"Zarina, Aku tahu kau menyembuhkan Yang Mulia Pangeran Thalal dengan membukakan cakra penglihatan Pangeran Thalal. Kau memiliki kapasitas orang - orang yang berilmu kebatinan. Kau bisa melihat sesuatu yang tidak bisa kami lihat. Apakah Yang Mulia Pangeran Nizam menahanmu karena itu?" Kata Amar sambil berpikir keras.     

Nizam memang orang yang tidak mempercayai ilmu mistis tetapi Zarina adalah orang yang terlahir dengan kekuatan itu secara alami. Dan jika Zarina ada dipihak Nizam maka ini merupakan suatu keuntungan yang sangat besar bagi Nizam.     

Amar tiba - tiba pucat, bagaimana bisa calon rajanya begitu cerdas dalam menarik semua orang yang sangat potensial untuk dapat membantunya. Dari kemarin Nizam selalu berkata Ia belum memikirkan cara untuk melawan Pangeran Abbash tetapi Ia menyimpan Zarina di sisinya karena mistis memang harus dilawan dengan mistis lagi. Ibarat akan berperang Nizam sudah mengumpulkan semua senjata yang diperlukan walaupun dari semua senjata itu ada beberapa yang Nizam belum tahu cara memakainya tetapi semua senjata itu sudah ada digenggamannya.     

Amar mengusap dagunya yang runcing dan indah itu. Kalau Ia membiarkan Zarina terus menerus berada dalam kegalauan maka ini tidak akan berakibat baik. Ia harus menenangkan Zarina dalam genggaman kerajaan Azura dan satu - satunya cara agar Zarina tenang adalah dengan memberikan dia pasangan hidup. Dan untuk itu Amar akan menggunakan dirinya sendiri untuk mengikat Zarina agar tetap ada di kerajaan Azura.     

"Zarina.. Menikahlah denganku. Maka Kau tidak akan pernah dicurigai lagi sebagai wanita yang akan merusak kebahagiaan Pangeran Thalal." Kata Amar sambil menatap penuh harap kepada Zarina. Ini adalah win - win solution yang ditawarkan oleh Amar. Ia akan memuluskan rencana Pangeran Nizam dengan menikahi Zarina. Lagipula walaupun tahu kalau Zarina tidak mencintainya Ia tidak masalah karena Amar yakin cinta itu akan tumbuh pada suatu hari. Apalagi Zarina adalah orang India yang terkenal sebagai negara dimana para wanitanya memuja suami mereka bagaikan seorang dewa.     

Para wanita India sangat menghormati para suaminya walaupun mungkin mereka tidak mencintainya. Saking hormatnya mereka bahkan suka menyentuh ujung kaki suaminya dan mengusapkannya ke kepala mereka. Jadi Amar sangat yakin kalau Zarina akan menghormatinya setulus hati. Apalagi Amar melihat bahwa Zarina ini adalah tipe wanita yang baik hati.     

Zarina sendiri sangat terkejut mendengar Amar melamarnya. Bagaimana bisa laki - laki yang tidak Ia kenal, melamarnya. Ini seperti sebuah lelucon yang tidak lucu. Mulut mungil Zarina mengerucut lucu membuat Amar jadi gelisah. Ia memegang bibirnya sendiri sambil mengangkat alisnya. Amar sungguh tampan tidak kalah tampannya dengan para pangeran Azura. Belum pernah Ia setegang ini dalam hidupnya.     

"Aku sedang sedih dan galau tetapi Kau malah bercanda yang keterlaluan" Zarina cemberut sambil menggeser duduknya menjauh dari Amar. padalah jarak diantara mereka sudah jauh. Amar jadi tambah gemas Ia jadi ingin menarik Zarina ke dalam pelukannya dan menghimpitnya dengan kedua tangannya.     

"Aku bersungguh - sungguh. Menikahlah denganku. Maka Aku akan memberikan perlindungan kepadamu. Aku janji tidak akan ada orang lagi yang akan meremehkanmu. Aku adalah jendral pasukan perang dari Kerajaan Azura yang ditugaskan untuk mengawal Pangeran Nizam dan Pangeran Thalal. Tidak ada yang tidak menghormatiku di kerajaan Azura. Sehingga kalau kau menjadi istriku maka kedudukanmu akan sangat terhormat. " Kata Amar sambil tersenyum     

Wajah Zarina mendadak pucat melihat kesungguhan pada wajah Amar. Zarina tahu kalau Amar memang bukan orang sembarangan. Kedudukannya tentu saja di atas semua pengawal Nizam yang biasa. Amar tidak terus menerus berada di sisi Nizam atau Pangeran Thalal. Ia hanya akan muncul di saat keadaan genting saja. Ia juga memiliki ruangan kerja khusus untuk mengatur pasukan Kerajaan Azura. Amar, Imran dan Pangeran Rasyid adalah tiga orang jendral muda yang paling bersinar di kerajaan Azura. Walaupun mereka belum sepenuhnya berkuasa karena kekuasaan sekarang masih berada di tangan para tetua kerajaan.     

"Tetapi Aku mencintai Pangeran Thalal, Aku tidak ingin menikah dengan siapapun. Aku ingin hidup dan mati dengan mempertahankan cintaku kepada Pangeran Thalal " Kata Zarina dengan mata yang sendu. Mata Zarina yang indah itu membuat Amar langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia bukanlah pria tipe melankolis yang mudah terhanyut perasaannya. Ia adalah jendral perang. Tidak mungkin Ia menyerah mendengar kata - kata Zarina seperti itu.     

Zarina hanya mencintai Pangeran Thalal dan bukan istri Pangeran Thalal. Merebut cinta seseorang berbeda dengan merebut milik seseorang. Zarina bukanlah milik siapa - siapa. Dia single.... jadi Ia akan bertarung untuk mendapatkan cinta Zarina. Ibarat pepatah sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Ia mendapatkan seorang istri dan Ia mempertahankan harta karun bagi Kerajaan Azura.     

"Aku tidak perduli cintamu untuk siapa. Bahkan dengan menikahiku maka Kau akan dapat melihat Pangeranmu sepanjang hari tanpa dicurigai siapapun" Amar tersenyum licik. Ia  mulai menerapkan jerat kepada Zarina yang polos.     

"Apakah Kau tidak marah kalau nanti Aku mencintai Pangeran Thalal?" Kata Zarina dengan kebingungan.     

"Aku tidak akan marah.." Amar mengangkat dua jari tangannya membentuk simbol V untuk memberikan sumpahnya kepada Zarina.      

"Tetapi setahuku Para Pria Azura sangat pencemburu dan posesif" Kata Zarina lagi sambil mengingat para pelayan yang berbisik - bisik tentang Nizam yang mencambuk Alena karena cemburu. Amar terdiam mendengar kata - kata Zarina. Karena pada dasarnya apa yang dikatakan Zarina adalah benar. Para Pria Azura selain berotak mesum terhadap pasangan mereka, mereka juga sangat posesif terhadap istri - istri mereka.      

Tapi tentu saja Amar tidak akan bicara seperti itu kepada Zarina. Dengan tersenyum manis Ia berkata, " Kau jangan khawatir. Tidak semua tanaman bambu lurus semua walaupun mereka berada pada satu rumpun. Mesti ada saja batang bambu yang bengkok. Aku memang rumpun Azura tetapi Aku tidak pencemburu untuk saat ini" Kata Amar sambil tersenyum. Ketika Ia bicara untuk saat ini Zarina sama sekali tidak menyadari maksudnya apa. Ia malah berpikir keras.     

Zarina terdiam dan menimbang - nimbang, kemudian Ia berkata lagi. " Tetapi Aku tidak ingin kau sentuh selama kita menikah. Jiwa dan ragaku ini adalah milik Pangeran Thalal dan Aku tidak akan izinkan siapapun untuk menyentuhnya" Kata Zarina sambil menatap Amar.     

Wajah Amar mendadak kelam mendengar kata - kata Zarina. Mengapa dadanya menjadi panas padahal Ia belum menikahi Zarina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.