CINTA SEORANG PANGERAN

Zarina melawan Pangeran Abbas ( 2 )



Zarina melawan Pangeran Abbas ( 2 )

0Nora tampak mendelik ketika Alena bilang bahwa ia akan memerangkap jiwa Pangeran Abbas. Tetapi kemudian Nora kembali sibuk mengajak Alexa bermain. Ia tampak tidak memperdulikan perbincangan antara Alena dan dan Zarina. Baginya Alexa tampak lebih menarik dibandingkan dengan apapun yang sedang berlangsung di depan matanya.     
0

Sementara itu Zarina tampak terkejut mendengar kata-kata dari Alena, "Apakah yang mulia maksud dengan memerangkap jiwa dari pangeran Abbas? " Kata Zarina sambil menatap wajah Alena. "Aku sudah  membaca kalau seseorang sedang melepaskan jiwanya dan pergi mengembara maka jasad nya akan terbaring tidak bernyawa atau dia dalam posisi duduk dan sebagainya. Aku ingin ketika Pangeran Abbas jiwanya sedang keluar dari tubuhnya maka tubuhnya itu kita hancurkan sehingga rohnya tidak akan bisa kembali lagi ke dalam tubuhnya."     

Ammar sangat terkejut mendengar kata-kata Alena. Jikalau yang berbicara seperti itu adalah Pangeran Nizam Mungkin dia tidak akan terlalu terkejut. Karena apa yang dilakukan oleh Alena itu terlihat sedikit kejam dengan kata lain Alena ingin membunuh Pangeran Abbas.      

"Terus terang, apa yang mulia katakan tadi terdengar sangat masuk di akal karena jika seseorang meninggalkan jasadnya maka jasadnya akan menjadi tidak berdaya pada saat itu memang saat yang tepat untuk membunuhnya. Tetapi jika kita melakukan itu berarti kita benar-benar membunuh Pangeran Abbas. "     

Alena terdiam mendengar kata-kata dari Amar tetapi kemudian dia berkata lagi, "Menurut yang aku dengar Pangeran itu sangat kejam dia sudah membunuh banyak orang hanya karena ingin mendapatkan aku. Bagiku jika dia kehilangan nyawanya, maka itu  adalah setimpal dengan semua perbuatan yang sudah ia lakukan." kata Alena dengan tegas     

Zarina yang dari tadi mendengarkan kemudian dia berkata "Tetapi yang mulia jika kita membunuh Pangeran Abbas secara seperti itu dan rohnya masih melayang diluar, Dan jika benar dia memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam tubuh orang lain. Apakah tidak mustahil dia akan hidup di dalam tubuh orang lain " kata Zarina mengemukakan pendapatnya.     

Pendapat dari Zarina sangat masuk di akal sehingga Alena kemudian terdiam lalu dia berkata, "Kalau seandainya apa yang kau katakan itu benar,  berarti kita akan mengorbankan nyawa orang lain yang tidak berdosa. Aku tidak ingin mengorbankan nyawa orang yang tidak berdosa.     

Kalau begitu jalan satu-satunya memang kita membunuhnya pada saat nyawanya sedang berada di dalam tubuhnya sendiri atau mungkin aku bisa bernegosiasi dengan dirinya untuk mengubah dia menjadi orang yang lebih baik. " Kata Alena tampak menjadi ragu dan bimbang. Nora melirik ke arah Alena saat Alena berkata seperti itu dan Ia merasa senang.      

Nora juga kemudian menatap Axel yang sedang berbaring di samping Nizam. Ia terlihat sangat ingin melihat Axel tetapi itu tidak mungkin. Jadi Nora hanya bisa memeluk Alexa sambil menatap Axel dari kejauhan.      

"Tetapi sebenarnya Yang Mulia Putri Alena, yang aku rasakan menghilangkan rasa cinta di dalam hati kita terhadap seseorang itu sangat sulit. Contohnya adalah diriku, aku sulit untuk melupakan cintaku kepada Pangeran Thalal," kata Zarina dengan wajah sendu.     

Alena memandang Zarina dengan pandangan heran dia lalu berkata, "Mengapa kau mengatakan seperti itu ? Bukankah tadi Amar mengatakan bahwa Ia ingin bertemu Yang Mulia Nizam untuk membicarakan lamaran Amar kepadamu dan  kaukan sudah menerimanya ? Mengapa kau berbicara yang menyakitkan hati calon suamimu?" Kata Alena terheran-heran.     

Muka Zarina berubah menjadi merah padam. Ia seperti membongkar rahasia buruknya sendiri tetapi kemudian Amar berkata menenangkan hati Zarina, "Tidak apa-apa yang mulia. Aku sangat memahami perasaan Zarina. Memang tidak mudah untuk melupakan seseorang tetapi seiring berjalannya waktu aku yakin bahwa suatu hari Zarina akan melupakan Yang Mulia Pangeran Thalal dan akan belajar untuk mencintaiku "kata Amar sambil tersenyum.     

Alena mengangkat alisnya dan berkata, "Barakallah untukmu Amar karena engkau adalah pria yang sangat baik. Zarina sangat beruntung memilikimu yang penuh dengan pengertian. Semoga kedepannya akan banyak para pria yang memiliki hati yang sangat mulia seperti dirimu " kata Alena sambil tersenyum.     

"Terima kasih Yang Mulia Putri Alena. Anda adalah putri yang sangat baik hati. Semoga Anda akan hidup bahagia selamanya dengan Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Amar. Nora tampak mengerutkan bibirnya kesal mendengar kata - kata Amar. Tapi wajah Alexa yang mungil dan cantik serta senyumnya yang manis membuat kemarahan Nora lumer.     

"Jadi bagaimana rencana kita selanjutnya?" Kata Zarina bertanya kepada Alena. Kemudian Alena berkata,     

"Aku ingin, kau mencari tahu bagaimana caranya mengeluarkan jiwa dari dalam tubuh karena kalau aku tidak bisa berbicara dengan pangeran Abah secara fisik maka aku ingin berbicara dengannya melalui batin "kata Alena dengan penuh keberanian. Nora terlihat tersenyum mendengar kata - kata Alena. Sungguh putri yang sangat pemberani.     

Amar menggelengkan kepala mendengar Alena berbicara seperti itu. Alena benar - benar orang yang berpikiran pendek dan masih saja sembrono. Ia kadang - kadang tidak mengenal takut dan sangat nekad.  Kemudian Amar berkata,     

" Itu terlalu beresiko Yang Mulia. Hamba pikir bahwa Yang Mulia tidaklah harus mengeluarkan roh di dalam tubuh untuk berbicara dengan pangeran Abbas mungkin ada masanya nanti Yang Mulia akan bertemu muka secara langsung dengan Pangeran Abbas. " kata Amar sambil berusaha untuk menenangkan Alena jangan sampai dia melakukan tindakan yang sangat fatal seperti itu.     

"Sebenarnya aku juga tidak mau melakukannya hanya saja aku pesimis kalau aku bisa bertemu langsung dengan dia. Bagiku berbicara dengan dia sangat penting aku tidak ingin banyak korban berjatuhan hanya gara-gara dia terobsesi denganku "kata Alena kepada Amar     

Tetapi kali ini Zarina berkata, "Kalau saja seandainya dia sekarang ada di sini,  mungkin Yang Mulia Putri Alena bisa berbincang-bincang dengan dia."   Kata Zarina sambil dia memandang ke arah Nora yang sedang bermain dengan Alexa.  Alexa sendiri terlihat sangat nyaman berada dalam gendongan Nora.     

Alena kemudian mengikuti pandangan mata Zarina ke Nora. Dalam hatinya Alena sendiri tampak sangat heran melihat Alexa begitu nyaman berada dalam pelukan orang lain. Padahal Nora bukanlah pengasuh dari Alexa.  Alexa biasanya tidak mau sembarangan dipegang orang Dia hanya mau dipegang oleh dirinya.     

"Kelihatannya Nora sangat menyayangi putramu.." Kata Zarina sambil terus memandang Nora yang baginya kini tampak berbeda. Ia seperti melihat bahwa Nora yang ada dihadapan mereka bukanlah Nora yang tadi menjemputnya.     

"Dia putriku Alexa, putraku adalah Axel dan dia sedang tidur terlelap. Aku juga heran. Nora biasanya tidak sedekat itu dengan anak - anakku dan Alexa biasanya rewel kalau tidak digendong olehku, Nizam atau pengasuhnya. Tapi sekarang Ia terlihat sangat nyaman" Kata Alena sambil mengerutkan keningnya.     

Nora memandang Amar. " Ada apa? Ada apa? " Kata Amar dengan cemas.     

"Aku seperti melihat roh lain yang ada ditubuh Nora. Tetapi Aku tidak yakin. Penglihatanku masih samar - samar. Aku takut.. " Kata Zarina sambil gemetar. Ia masih belum menguasai cara menggunakan kemampuan dirinya sendiri. Dari tadi Zarina merasakan ada hawa lain yang berbeda disekitar mereka tetapi Ia masih belum bisa memastikan.     

Sedangkan Amar langsung menegakkan badannya dan berkata kepada Alena dengan perlahan, "Yang Mulia segera ambil Putri Alexa dari tangan Nora dan segera bangunkan Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Amar mencoba bersikap tenang. Ia memegang senjata pisau di pinggangnya.     

Alena menjadi sedikit panik mendengar kata - kata Amar. Ia lalu berlari ke arah Nora dan berkata, "Kemarikan Alexa " Kata Alena dengan tajam. Matanya melotot tapi di mata Nora malah terlihat sangat cantik dan lucu.     

"Mengapa Yang Mulia ? Hamba hanya menggendongnya dan Putri Alexa tampak sangat menyukai berada di tangan hamba. Agaknya Hamba orang yang lebih tepat untuk mengasuh Putra dan Putri yang Mulia daripada para pelayan bodoh itu" Kata Nora sambil memberikan Alexa sebelum memberikannya Nora mencium kedua pipinya dengan lembut.     

Alena langsung murka melihat Nora mencium Alexa. Sebagai putri dari pangeran putra mahkota kerajaan, jelas sekali ada etika dilarang menyentuh apalagi mencium Alexa dan Axel. Belum pernah ada satupun pelayan yang berani mencium putra dan putrinya termasuk Arani, Andhara atau Nayla. Sekarang Nora malah menciumnya dengan penuh kelembutan.     

"Mengapa kau menciumnya ? Bukankah mereka terlarang untuk disentuh dan dicium sembarangan?" Kata Alena sambil mengambil Alexa dengan cepat.           


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.