CINTA SEORANG PANGERAN

Hukuman Jonathan



Hukuman Jonathan

0Alena tertawa geli melihat Nizam tersedak, minumannya tersembur dan matanya berlinang air mata. Alena memeluk Nizam dan menepuk - nepuk punggungnya dengan lembut. " Mengapa Kau begitu kaget, Apa kau pikir Aku akan benar - benar meracunimu?" Kata Alena dengan lembut. Ia mengecup daun telinga Nizam dan menjulurkan lidahnya menyapu tepian telingan Nizam. Wajah Nizam langsung memerah. Ia balas memeluk Alena dengan erat.     
0

"Tidak apa - apa. Kalaupun Kau meracuni Aku, Aku tidak akan protes. Daripada Aku mati melihat kau hidup dengan pria lain" Kata Nizam sambil membaringkan tubuh Alena di tempat tidur. Mata Alena terbelalak mendengar kata - kata Nizam.      

"Aku benar - benar tidak mengira kalau Kau begitu tergila - gila kepadaku. Aku jadi berpikir lain." Kata Alena sambil tersenyum menggoda. Telunjuknya Ia torehkan ke kening Nizam lalu menelusuri mata dan pipinya.     

"Apa Yang Kau pikirkan ? Kau seperti rubah kecil sekarang. Kau selalu memiliki akal licik untuk segala hal" Kata Nizam. Ia mengerucutkan bibirnya dan mengemut jari Alena yang mampir ke bibirnya.     

" Sebenarnya Aku sedikit ketakutan mau pulang ke Azura. Aku tidak siap menghadapi sistem kerajaanmu yang begitu aneh. Terkadang Aku berpikir, kita pergi saja bersama si kembar di Indonesia. Pangeran Abbash juga tidak akan bisa berkutik kalau kita tinggal di Indonesia" Kata Alena sambil berbisik ditelinga Nizam.      

Nizam menggigit telunjuk Alena dengan gemas membuat Alena  meringis.     

"Mengapa Pangeran Abbash tidak akan berkutik kalau tinggal di Indonesia ?" Kata Nizam sambil menggerinjal dan bertelengkup di atas tubuh Alena. Alena melingkarkan kedua tangannya ke leher Nizam.     

Jakun Nizam terlihat menggoda Alena sehingga kemudian Alena mengecupnya. " Di Indonesia hubungan kekerabatan dan tetangga lebih erat dari negara manapun tetapi masih dan taraf wajar dan sopan. Ketika ada orang yang bertingkah sedikit aneh, biasanya langsung ketahuan. Dan kami adalah orang - orang yang termasuk senang mengetahui urusan orang lain. Kami orang - orang yang paling kepo di dunia. Jadi ketika ada orang yang bertingkah laku diluar kebiasaan di Indonesia maka Ia akan menjadi viral dalam sekejap. Dan Ia sulit untuk hidup bersosialisasi lagi.     

Dan Kau tahu, orang Indonesia itu orang yang sangat perhatian dengan orang asing terutama kalau wajah dan fostur tubuhnya berbeda dengan kami. Kalau benar Pangeran Abbash setampan yang Kau ceritakan maka jangan harap Ia bisa hidup tenang di Indonesia. Ia akan dikejar - kejar para ABG untuk diajak selfi bareng, atau kalaupun dia tidak mengizinkan, Ia tetap tidak bisa menghalangi tatapan orang - orang untuk melihatnya." Kata Alena sambil tertawa.      

Nizam ikut tertawa, " Ha..ha..ha.. memang benar Aku merasakan itu saat di Indonesia kemarin. Aku seperti diintimidasi oleh tatapan orang - orang. Aku juga merasa seperti Alien dari planet mars." Kata Nizam sambil tertawa geli.     

Mereka lalu tertawa - tawa cekikikan membuat orang - orang yang berada di luar menjadi saling berpandangan kembali. Tadi Nizam berteriak - teriak kesakitan, Sekarang malah cekikikan dengan Alena. Andaikan Ratu Sabrina dan Perdana Mentri tahu bagaimana labilnya calon raja mereka sekarang. Mereka pasti ngamuk - ngamuk. Alena sudah mengubah karakter calon raja mereka.     

Tiba - tiba orang - orang yang menunggu di luar tampak berdiri ketika Arani datang. Wajah Arani yang datar cukup membuat orang - orang langsung segan. Bahkan orang sekelas Amar saja langsung berdiri dan memberikan hormat. Melihat Pangeran Thalal, Arani menghampiri dan memberikan hormat.     

Dibelakangnya Arani tampak Jonathan mengikuti Arani. Ketika Arani memberi hormat sambil berdiri bersender di tiang. Wajah Jonathan tampak pucat dan terlihat lemas. Ia bahkan sesekali menggeliat seakan mengusir rasa pegal ditubuhnya. Matanya juga tampak sayu seperti kurang tidur. Pangeran Thalal menganggukan kepalanya menerima hormat Arani. Tetapi mata Pangeran Thalal melihat ke arah Jonathan. Ia hanya bisa mengira - ngira, apa yang sudah terjadi pada teman kakaknya itu. Jonathan datang bersama Edward tetapi Ia tidak pernah terlihat keluar dari kamar.      

Arani mengurungnya dan tidak mengizinkan Ia keluar sebagai hukuman karena memukuli Nizam. Dan hukuman Arani lainnya adalah membuat Jonathan berolah raga dengannya terus menerus non stop sampai Arani merasa puas. Dan Jonathan mau tidak  mau memenuhi keinginan Arani daripada Ia terkena hukuman karena sudah memukuli Pangeran Putra Mahkota. Jonathan menguap berkali - kali membuat Arani kemudian melirik tajam. Jonathan langsung menutup mulutnya sambil cemberut. Ia memalingkan wajahnya menghindari tatapan mata istrinya.     

Sambil sedikit gemetar Jonathan berjalan dan lebih memilih duduk di kursi dekat taman. Ia ikut dengan Arani menengok Nizam karena memang Ia juga mau minta maaf atas perlakuannya waktu itu. Jonathan menguap lagi, tapi kali ini Ia menyembunyikannya dari pandangan istrinya. Dua malam Ia dipaksa terus menerus melayani Arani. Dan Arani bagaikan binatang buas yang mencabik - cabik mangsanya. Nasibnya lebih parah dari Nizam karena sekuat - kuatnya Alena tidak akan sekuat Arani.     

"Jadi bagaimana kondisi Yang Mulia ?" Kata Arani  kepada Amar menuntut penjelasan. Amar malah memandang Nayla yang berdiri dengan wajah pucat pasi di depan pintu kamar. Mata Arani lalu menatap Nayla.      

" A.. aku melihat Yang Mulia sedang di obati oleh Yang Mulia Putri Alena.. pengobatannya sedikit aneh, Aku lihat Yang Mulia punggungnya merah seperti habis dicambuk, dan Yang Mulia juga terus menjerit - jerit kesakitan. Aku menjadi bingung. Tapi sekarang Yang Mulia malah terdengar cekikikan.. Aku cemas. Aku harus bagaimana?" Kata Nayla.     

"Aku tidak tahu pengobatan apa yang dilakukan oleh Putri Alena. Tetapi kita tidak usah khawatir, tawa dan jeritan Yang Mulia saat mereka bersama itu adalah pertanda baik.  Kita tidak usah cemas. Sebaiknya kita tidak usah bergerombol lagi di depan ruang pengobatan. Biarkan hanya Fuad dan Nayla saja yang berjaga di sini. Yang Mulia Pangeran Thalal juga sebaiknya beristirahat." Kata Arani.     

Perkataan Arani membuat semua yang ada di depan ruang pengobatan tampak kagum dengan kemampuan Arani dalam memahami Nizam. Nayla langsung merasa berkecil hati. Kemampuannya tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan Arani. Pantas saja Nizam sangat mempercayai Arani. Ia tadi malah membuat kekacauan dengan masuk tiba - tiba. Sedangkan Arani langsung bisa tahu kapan Nizam terancam dan kapan dalam situasi yang aman.     

Jonathan sendiri tampak merenggut mendengar perkataan Arani, pria lain Ia pahami tapi suaminya sendiri malah tidak dipahami. Sudah tahu Ia lelah dan kecapean tapi masih terus saja dipaksa.  Mulut Jonathan tampak mencibir lucu, dan sialnya Arani tahu suaminya sedang mengomel - ngomel walaupun Ia tidak tahu apa yang diomeli suaminya tapi melihat bibir mungil Jonathan mencebik - cebik lucu, Arani tahu kalau Jonathan sedang mengomel. Arani menjadi merinding melihat bibir suaminya. Ia jadi ingin kembali ke kamarnya dan kembali berolah raga dengan suaminya.     

Tetapi ketika Ia mau pamitan Ia tersadar tidak melihat Ali diantara mereka, " Kemana Ali ? Dari tadi Aku tidak melihatnya?" Kata Arani sambil mengerutkan keningnya.     

Fuad sedikit tergagap menjawabnya, " Ali sedang tidak enak badan jadi dia minta izin untuk beristirahat di kamarnya" Kata Fuad. Arani mengerutkan keningnya. Ali dan Fuad adalah penjaga setia Nizam yang sudah teruji segalanya. Ali sakit memang wajar tetapi Ia melihat raut wajah Fuad yang tampak gelisah sehingga Arani bisa langsung mencium ketidak beresan yang terjadi diluar sepengetahuannya.     

Arani menganggukan kepalanya, " Setelah Yang Mulia Nizam keluar dari kamar, maka antarkan Yang Mulia ke kamarnya. Ruangan ini sungguh tidak nyaman untuk beristirahat " Kata Arani.     

"Yang Mulia Pangeran Thalal. Hamba mohon pamit. Yang Mulia tidak usah khawatir, Yang Mulia Nizam baik - baik saja." Kata Arani kepada Pangeran Thalal.     

"Apakah kau yakin ?" kata Pangeran Thalal kepada Arani     

"Insha Alloh hamba yakin. Hamba sangat mengenal karakter Yang Mulia Nizam dan Putri Alena." Kata arani sambil menganggukan kepalanya.     

'Baiklah kalau begitu.. Aku permisi dulu, kemudian Aku harus menemani istriku" Kata Pangeran Thalal sambil pergi. Arani sendiri kemudian berbalik menuju Jonathan yang sedang menunggu di kursi dekat selasar.     

'Ayo kita kembali ke kamar?" Kata Arani sambil menatap suaminya. Jonathan menjadi pucat pasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.