CINTA SEORANG PANGERAN

Kekesalan Pangeran Barry



Kekesalan Pangeran Barry

0Pangeran Abbash terdiam kaku, duduk di depan seorang pria yang memancarkan aura dingin dan kejam. Pria itu terlihat lebih kejam dibandingkan dengan dirinya sendiri. Pria yang tinggi dengan badan ramping menawan itu memiliki kulit seputih Pangeran Abbash dan sangat tampan. Ketampanan itu berbeda dengan ketampanan Pangeran Abbash. Tampannya pria itu tidak memiliki kemanisan sedikitpun. Auranya berbau kematian dan matanya bersinar bagaikan matahari yang siap membakar apapun yang ada di dekatnya.     
0

Seumur hidupnya Pangeran Abbash belum pernah melihat wajah kakaknya begitu berkerut - kerut seperti ini. Terlebih Ia berani keluar dari kerajaan Zamron dan pergi ke Amerika sendiri. Biasanya Ia hanya cukup menyuruh orang - orang bergerak untuk mengikuti seluruh keinginannya. Wajah tampan Pangeran Barry tampak tidak enak dipandang. Ia terlihat sangat kesal dan siapa yang membuatnya kesal tentu saja adiknya sendiri.     

Pangeran Barry adalah kakak tertua dari tiga bersaudara dari permasyuri utama Sultan Mahmud. Dari banyaknya anak yang dimiliki Sultan Mahmud yang paling menonjol memang anak dari permasyuri Ratu Ariel. Pangeran Barry, Pangeran Abbash dan Putri Mira.      

Pangeran Abbash merasakan suasana yang tidak enak, Ia punya banyak dosa terhadap kakaknya ini. Ia diminta untuk menyelidiki Alena tetapi tidak ada satupun laporan yang Ia berikan untuk kakaknya. Bahkan kakaknya tidak tahu kalau Ia menginginkan Alena untuk dirinya sendiri. Kakaknya memiliki banyak wanita dan Pangeran Abbash sungguh merasa tidak adil kalau Ia tidak dapat memiliki satu perempuan saja yang Ia cintai.     

Pangeran Barry memiliki harem seperti Nizam. Tetapi kalau Nizam memiliki harem setelah Ia menikahi Putri Rheina dan Alena. Pangeran Barry malah belum menikahi mereka secara kenegaraan dan hanya menikahi mereka secara adat. Dan Pangeran Barry bukan seperti Nizam yang dingin tapi melankolis. Nizam adalah seorang pencinta sejati, sensitif serta posesif terhadap istrinya. Pangeran Barry hanya merasa wanita - wanita yang di dalam harem itu adalah wanita - wanita yang akan membantunya memperkuat kedudukannya dan melahirkan banyak keturunan untuknya.     

Pangeran Barry hanya mencintai dirinya sendiri dan Ia hanya menganggap bahwa wanita itu adalah manusia kelas dua. Manusia yang hanya menjadi alat untuk mencapai kekuasaannya. Tapi sebenarnya bukan hanya wanita yang dimanfaatkan semua yang ada disekelilingnya Ia manfaatkan untuk memenuhi ambisinya sendiri. Termasuk adiknya sendiri Pangeran Abbash. Ia seringkali menjadikan Pangeran Abbash ini senjata mematikan untuk menyingkirkan musuh - musuh yang terus menerus ingin menggulingkan kedudukannya sebagai Pangerna Putra Mahkota.     

Pada mulanya Pangeran Abbash sangat senang membantu kakaknya. Ia berjiwa petualang dan tidak suka terkekang oleh berbagai aturan jadi dia sangat suka ketika kakaknya memberikan perintah ini itu termasuk membunuh orang atau mencelakakan orang.      

"Berbulan - bulan Aku menunggu berita tentang putri Alena darimu, tetapi tidak ada satupun laporanmu tentang itu. Kau gagal membunuh Pangeran Thalal dan Cynthia. Padahal kau dulu sesumbar akan membunuh mereka karena Putri Cynthia sudah mendorong Arani untuk memberikan hukuman kepadamu melalui Ayahanda. Tapi kau gagal"     

Pangeran Abbash tertunduk tapi kemudian Ia berkata, " Pangeran Nizam mengirimkan orang untuk menggagalkanku. Pangeran itu dikelilingi oleh orang - orang hebat yang loyal. Disaat Aku hampir membunuh Pangeran Thalal, dia mengirimkan salah satu orangnya untuk menghajarku dan Aku beruntung karena masih hidup" Kata Pangeran Abbash. Tetapi kemudia Ia hampir meloncat kaget karena Pangeran Barry tiba - tiba memukul meja kecil disamping kursinya. Meja itu langsung remuk tak berbentuk.     

"Berani benar kau memuji laki - laki yang sangat kubenci itu. Apakah kau tahu bertahun - tahun Aku tertekan karena selalu dibanding - bandingkan oleh Ayahanda dengannya. Nizam yang terbaik, Nizam yang paling pintar, Nizam yang tersopan, Nizam yang terhebat.. Nizam.. Nizam.. Aku muak mendengar namanya. Bahkan wanita tercantik di Azura dan negara Aliansi, Putri Rheina memilih menikahinya padahal jelas - jelas Nizam tidak mencintainya.     

Bagaimana Aku tidak murka. Bertahun - tahun Aku merayunya untuk menjadi ratuku dan memutuskan pertunangannya dengan Nizam, tetapi wanita sialan itu malah lebih rela jadi alas kaki pria tidak berperasaan itu. Aku sangat kesal.. sekarang kau malah memujinya. Apa kau sudah bosan hidup?" Pangeran Barry tiba - tiba memuntahkan segala isi hatinya kepada adiknya ini.     

Pangeran Abbash melotot mendengar kata - kata kakaknya. Selama ini kakaknya terkenal orang yang pelit bicara tetapi hari ini Ia melontarkan banyak sumpah serapah kepada Nizam dan Ia baru mengetahui bahwa ternyata ada cinta segitiga antara Nizam, Putri Rheina dan kakaknya. Ia samasekali tidak mengira kalau Kakaknya diam - diam mencintai putri cantik. Tetapi mendengar kakaknya mengumpat kepada Putri Rheina, Pangeran Abbash jadi ragu apakah kakaknya benar - benar mencintai Putri Rheina atau cuma nafsu belaka.     

Ia sendiri belum pernah mengumpat pada Alena. Ia sangat mencintai Alena dan tidak pernah sedikitpun membencinya walaupun Alena pernah menyakitinya dengan sengaja memanas - manasinya saat bersama Nizam. Ia juga tidak pernah berusaha berbuat kurang ajar kepada Alena seperti misalkan memasuki kamar mandi saat Alena tidak berpakaian.     

Ia hanya berani menyentuh Alena melalui raga Lolita. Ia selalu menyusup ke tubuh wanita hanya untuk sekedar melihat Alena. Ia tidak pernah menggunakan raga laki - laki. Ia tidak sudi tubuh suci Alena disentuh oleh pria lain. Bukankah melihat Alena dan Nizam saja Ia sudah seperti hendak gila. Apalagi melihat Alena dengan pria lain walaupun rohnya yang ada di dalam laki - laki itu.     

"A.. aku tidak tahu Kakak. Kalau kakak begitu membenci Pangeran Nizam. Aku pikir Kakak hanya sekedar menginginkan kerajaan Azura berada di bawah kekuasaan Zamron" Kata Pangeran Abbash dengan mata penuh selidik. Matanya yang bagaikan bintang bersinar itu membuat Pangeran Barry merasa sebal, mengapa mata adiknya begitu indah. Dan kulit  pualamnya itu tidak ada yang bisa menandingi. Putri Mira saja adik mereka tidak memiliki kulit sehalus Pangeran Abbash. Saking putihnya banyak cerita konyol yang beredar dikalangan rakyat kerajaan Zamron.      

Para rakyat di kerajaan Zamron tidak pernah takut kehilangan matahari karena Pangeran Abbash bisa menggantikan sinar matahari dengan ketampanan wajah dan kulitnya yang putih. Sayangnya sifat pangeran Abbash yang selengean dan seenaknya itu membuat rakyat Zamron tidak mau mendekatinya. Pangeran Abbash yang disukai banyak wanita sesekali Ia meladeni keinginan para wanita itu. Ia juga banyak memanfaatkan kelemahan mereka dalam membantunya memuluskan rencana kakaknya.      

Walaupun para wanita sering disakiti tetapi mereka tetap menyukai Pangeran Abbash. Mereka rela ditindas asalkan dapat bersama Pangeran Abbash satu malam saja.      

"Ada banyak kebencianku untuk Nizam. Dan yang terakhir Aku baru mengetahui tentang ramalan istri keduanya, Putri Alena yang cantik jelita. Ia benar - benar sangat beruntung.  Aku tidak mau tahu Aku harus memiliki putri itu. Aku ingin mendapatkan kejayaan menjadi raja yang besar dengan menikahi putri dari Indonesia itu. Tetapi mengapa Kau tidak pernah melaporkan kemajuan penyelidikanmu tentang putri itu lagi kepadaku?" Kata Pangeran Barry sambil menatap tajam kepada adiknya.     

Pangeran Abbash sedikit pucat mendengar kata - kata Kakaknya lalu Ia menjawab dengan sedikit gelisah." Aku sedikit kesulitan menyelidiki Putri Alena. Bukankah tadi sudah ku katakan kalau Pangeran Nizam ini dikekelilingi oleh orang - orang hebat. Maaf Kakak..bukannya Aku ingin memuji Pangeran Itu tetapi karena Aku ingin melaporkan yang sebenarnya.     

Kakak,  Pangeran Nizam ini dia tinggal di Amerika bukan saja menyelesaikan studynya tetapi dia juga mengatur strategi dengan mengumpulkan orang - orang hebat untuk membantunya dalam memerintah kerajaan nantinya." Kata Pangeran Abbash dengan hati - hati. Ia juga sengaja tidak mengatakan bahwa Ia memiliki ilmu baru kepada kakaknya. Ia takut kakaknya akan menyakiti Alena. Ia memberikan kakaknya informasi sepotong - sepotong dan tidak utuh.     

"Aku tahu.. Kau pikir Aku bodoh sampai tidak tahu pergerakannya yang terang - terangan. Pangeran Nizam tahu kalau di Istana Azura kelak Ia memiliki banyak oposisi daripada orang - orang yang mendukungnya. Pilihan dia hanya mencintai Alena dan mengabaikan yang lain sudah sangat membuat kegeraman di hati para tetua." Kata Pangeran Abbash.     

"Aku tahu, sumber permasalahan pangeran Nizam adalah harem tempat para istri dan selirnya berkumpul. Sebenarnya mereka tidak mempermasalahkan Pangeran Nizam mencintai siapa asalkan dia mau bertindak adil sedikit saja kepada para istrinya yang lain. Tetapi kenyataannya Pangeran Nizam hanya mencintai Putri Alena. Ha..ha..ha.. Pangeran perkasa itu ternyata kelemahannya ada ditangan seorang wanita.     

Coba kau bayangkan, Kalau Aku bisa merebut putri itu dari tangannya. Maka Aku bisa menghancurkan Pangeran itu dengan satu kali pukulan. Jika Pangeran itu hancur dan kerajaan Azura belum memiliki penggantinya maka kerajaan itu juga otomatis akan menjadi lemah dan Aku akan segera dapat menguasai kerajaan Azura" Kata Pangeran Barry dengan penuh percaya diri.     

"Kakak.. mengapa Kau bersikeras mempercayai kalau Putri Alena adalah putri yang dimaksud dalam ramalan itu. Aku pikir Putri Alena tidak cukup layak untuk Kakak jadikan ratu. Dia itu statusnya janda kalau seandainya bercerai dengan pangeran Nizam. Dia juga sudah memiliki anak kembar. Sungguh sangat tidak layak untuk kakak. Aku lihat juga dia tidak secantik Putri Rheina. Mengapa Kakak tidak mengambil Putri Rheina saja. Dan seluruh putri yang ada diharem yang katanya semua masih suci karena Pangeran Nizam tidak pernah menyentuhnya" Pangeran Abbash berkata dengan berusaha menekan emosinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.