CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Hanya Untukku



Alena Hanya Untukku

0Pangeran Barry menatap adiknya dengan pandangan mata menyelidik, sejak kapan adiknya yang tidak perdulian itu tiba - tiba memperhatikan wanita yang Ia sukai. Bukankah selama ini adiknya hanya tahu melaksanakan perintah dan tidak pernah bertanya apa atau kenapa. Kalau Ia disuruh membunuh Ia hanya akan bertanya siapa, setelah itu Pangeran Abbash tidak pernah bertanya lagi apa - apa termasuk orang itu ada dimana. Pangeran Abbash biasanya mencari sendiri informasinya dan dalam jangka waktu tidak lebih dari seminggu orang itu biasanya sudah mati tanpa mencurigakan.      
0

Pangeran Abbash sangat mahir dalam menyamar sehingga Ia selalu berhasil melakukan apapun yang Ia sukai tanpa dicurigai orang. Dan jahatnya Pangeran Abbash adalah dia melakukan kejahatan tetapi orang lain yang dihukumnya. Karena ketika Ia melakukan kejahatan maka Ia menggunakan wajah orang lain sehingga orang lain itulah yang terkena hukuman. Dan Pangeran Barry sangat mengagumi keterampilan adiknya dalam hal ini.     

Pangeran Abbash menaikan bibir tengahnya dengan lucu seakan Ia tidak perduli dengan tatapan matanya yang menyelidik. Bibirnya yang teramat merah itu terlihat sangat menggemaskan hingga pelayan yang berdiri di belakang Pangeran Barry langsung mimisan saking gemasnya.     

"Sejak kapan kau perduli dengan para wanitaku? " Kata Pangeran Barry sambil mengatupkan kedua bibirnya. Ia mencium hal mencurigakan pada tingkah adiknya. Pangeran Abbash malah menggembungkan pipinya yang merona merah. Lalu berkata menjawab pertanyaan kakaknya.     

"Aku hanya tidak ingin kalau Kakak menikahi bekas orang. Apa kata orang nanti, Pangeran dari Zamron menikahi bekas istri Pangeran Azura. Mau disimpan dimana harga diri kita?" Kata Pangeran Abbash sambil menatap lampu kristal yang tergantung di atas ruangan yang dijadikan tempat mereka untuk berbincang.     

"Aku sudah mengatakan kepadamu kalau Putri Alena ini bukanlah wanita sembarangan. Aku percaya dia adalah wanita yang dimaksud dengan ramalan turun temurun dari gurun sahara. Wanita yang akan menaklukan dunia dengan takdirnya. Ia adalah wanita yang akan menjadikan suami yang ada disisinya sebagai raja besar sepanjang masa" Kata Pangeran Barry dengan ambisius.     

"Tapi dia bekas orang, Kakak. Apa kakak tidak jijik?" Pangeran Abbash berkata sambil meraba bibirnya yang merah. Ia teringat ketika Ia mencium Alena melalui raga Lolita. Ia berusaha membohongi kakaknya dengan mengatakan jijik karena Ia sendiri begitu mabuk kepayang dengan bibir yang begitu indah dan lembut itu. Pangeran Abbash hampir melelehkan matanya kalau Ia mengingat bagaimana Ia sangat mencintai Alena. Perduli setan dengan ramalannya. Ia hanya mencintai Alena dan tidak perduli dengan segala macam kedudukan raja.     

Semua gerak - gerik Pangeran Abbash tidak luput dari perhatian Pangeran Barry. Wajah Pangeran Abbash yang acap kali merona saat menyebutkan Alena membuat Pangeran Barry benar - benar mencurigai adiknya.     

"Apakah Kau sebenarnya sudah bertemu dengan Putri Alena??" Kata Pangeran Barry sedikit mengintimidasi adiknya. Wajah Pangeran Abbash semakin memerah. Ia menjadi sedikit gelisah.     

"Aku tidak mau berbohong, Aku memang  sudah pernah bertemu dengannya" Kata Pangeran Abbash. Ia tahu kakaknya tidak mudah dibohongi, kalau Ia mengatakan belum pernah bertemu kakaknya akan tahu itu adalah suatu kebohongan besar. Bagaimana mungkin Pangeran Abbash yang sangat ahli menyusup dan menyamar sampai tidak berhasil menemui Alena walaupun bagi orang awan itu sangat mustahil karena penjagaan Alena yang pastinya sangat ketat.     

"Hmm.. apakah dia secantik seperti fotonya yang pernah kau kirimkan itu?" Kata Pangeran Barry sambil memperlihatkan foto screen server di layar handphoneny. Pangeran Abbash menganggukkan kepalanya.      

"Apa kakak mencurigai kecantikannya palsu? Ia tidak seperti itu. Ia bukan tipe wanita yang cantik di kamera, Ia adalah wanita yang dalam kondisi realnya memiliki kencantikan yang jauh melampaui kecantikan fotonya. Ia juga sangat polos dan lucu. Ia mampu membuat suasana muram menjadi riang dalam sekejap. Ia juga tipe wanita setia dan tergila - gila dengan suaminya.     

Bagaimana bisa Ia begitu mencintai Pangeran Nizam yang jelas - jelas sering menyakitinya. Ia seharusnya meninggalkan pria itu dan mencari penggantinya yang jauh lebih baik. Pasti akan ada banyak pria yang bersedia menjadi suaminya." Kata Pangeran Abbash dengan wajah yang muram. Pangeran Barry malah menggelengkan kepalanya dan otomatis memijat keningnya sendiri. Kepalanya mendadak sakit.     

Pangeran Abbash adiknya itu, dia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Setiap perkataan yang meluncur dari bibirnya yang merah sudah cukup menunjukkan bahwa Ia sedang jatuh cinta pada Alena. Pangeran Abbash memberikan pertanyaan yang saling berkontradiksi satu sama lain.     

Pangeran Barry lantas menghampiri adiknya dan menatapnya dari bawah ke atas kemudian berkata dengan kejam, " Sejak kapan Kau mulai jatuh cinta kepadanya? Aku suruh Kau menyelidikinya tetapi kau malah hendak bersaing dengan kakakmu sendiri. Adik macam apa Kamu? Apa kamu sudah kehilangan komitmenmu?" Kata Pangeran Barry dengan berang.     

Pangeran Abbash langsung mundur dua langkah ke belakang saking kagetnya, tetapi kemudian dia menyadari bahwa Kakaknya memang bukan orang yang mudah diperdaya. Tapi Ia juga tidak mau konyol mengaku begitu saja. Ia masih sayang nyawa. Walaupun hasilnya tidak tahu seperti apa tapi minimal Ia berusaha. Semoga kakaknya termasuk orang yang suka dibohongi dari pada kejujuran yang menyakitkan.     

"Ha..ha..ha... Mana berani Aku hendak berebut dengan kakak sendiri. Tadinya Aku hanya merasa sayang saja kepada Kakak. Putri Alena memang sangat cantik, itukan pendapat yang wajar bagi seorang pria. Bukankah Pangeran Nizam saja yang hatinya seperti balok es langsung lumer begitu melihat gadis seperti Alena.     

Lagipula Putri Alena adalah calon istri Kakak mana berani Aku menyebutnya jelek " Pangeran Abbash mencoba berkelit walaupun Ia tahu, Pangeran Barry akan langsung mengetahui kebohongannya. Dan memang Pangeran Barry juga tidak ingin mempermasalahkan ini karena Ia masih sangat memerlukan tenaga adiknya untuk membantunya dalam melancarkan urusan pribadinya. Bahkan dengan kelakukan adiknya yang jatuh cinta pada Alena akan membuat Pangeran Barry lebih mudah menekan adiknya lebih dalam lagi.     

"Baiklah.. Aku percaya kalau Kau tidak mencintai calon istriku. Tapi Aku butuh bukti untuk itu" Kata Pangeran Barry sambil tersenyum licik. Pangeran Abbash langsung mencium sesuatu yang tidak baik yang akan terjadi.     

"Bukti apakah Kakak? " Pangeran Abbash mengerutkan keningnya. Tangan Pangeran Abbash mengusap kuduknya yang tiba - tiba meremang.     

"Kau tahu ada gadis India di kediaman Pangeran Nizam?" Kata Pangeran Barry. Pangeran Abbash langsung teringat gadis cantik yang jemput oleh Nora. Gadis itu gadis yang memiliki aura yang berbeda dengan orang biasa.     

Gadis itu, gadis yang sudah menyembuhkan Pangeran Thalal dari kebutaan. Gadis itu, gadis yang Pangeran Abbash kira akan menjadi penghalangnya untuk bisa berkeliaran secara bebas di rumah Nizam. Gadis itu yang bisa mencium kehadiran dirinya waktu di rumah Nizam.     

"Zarina?? Gadis India itu. Gadis yang tergila - gila kepada Pangeran Thalal. Gadis yang bersedia mengorbankan nyawanya untuk Pangeran manja yang cuma bisa berlindung di sebalik ketiak kakaknya" Kata Pangeran Abbash dengan sinis.      

"Ya... gadis itu, Aku ingin Kau menikahinya " Kata Pangeran Barry hampir saja membuat Pangeran Abbash terpelanting dari tempat duduknya.     

"Ba..bagaimana bisa ? Kakak tolong jangan gegabah dalam membuat keputusan. Aku sama sekali tidak menyukai gadis itu. Aku tidak ingin menikahi gadis itu. Darimana Aku menikahi gadis itu lebih baik Aku menikahi Amrita sekalian" Kata Pangeran Abbash sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kau boleh menikahi keduanya sekaligus. Aku tidak ingin kau mendekati calon istriku, Putri Alena. Kau boleh menikahi seluruh gadis yang ada di haremku dan harem Nizam. Tapi tidak untuk Putri Alena. Aku tidak perduli dia bekas siapa dan sudah punya anak berapa. Karena Aku akan membunuh siapapun yang menghalangiku untuk memilikinya. Bila perlu aku juga akan membunuh anak - anaknya jika mereka menjadi penghalang diriku untuk menikahi ibunya" Kata Pangeran Barry dengan kejam.     

"TIDAK!!!! " Pangeran Abbash langsung berteriak histeris. Ia berdiri hingga jubahnya berkibar - kibar.     

" Demi Tuhan Kakak, Jangan kau sentuh anak kembar itu. Aku bersumpah akan melakukan apa saja untuk mu tapi bersumpahlah Kau tidak akan pernah menyentuh Axel dan Alexa" Kata Pangeran Abbash dengan padangan mata yang sangat rumit dan Pangeran Barry hanya berdiri kaku di depan adiknya.     

Matanya terbelalak, andaikan Ia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri Ia tidak akan pernah mempercayai kalau Pangeran Abbash berusaha melindungi seseorang dan itu adalah bayi. Bayi atau anak - anak selama ini bagi Pangeran Abbash adalah makhluk yang paling merepotkan sedunia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.