CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Aku harus menikahi Zarina?



Mengapa Aku harus menikahi Zarina?

0"Mengapa Kau over reaktif seperti itu ? Aku kan sedang berkata tentang si kembar anaknya Pangeran Nizam dan Putri Alena. Bukannya tentang anakmu dan Putri Alena? Sejak kapan juga kau begitu penyayang sama anak - anak. Kalau melihat kemunculanmu saja anak - anak pada bubar karena kau tidak pernah bersikap ramah kepada mereka" Kata Pangeran Barry semakin kesal dengan tingkah adiknya yang semakin lebay.     
0

"Si kembar itu anaknya Putri Alena, Kakak hendak menikahi ibunya bagaimana bisa Kakak hendak membunuh anak - anaknya. Bukankah seharusnya Kakak menyayangi mereka sehingga Kakak mendapatkan simpati dari Putri Alena" Kata Pangeran Abbash dengan gemetar. Ia merasakan tangannya begitu dingin. Ia tidak dapat membayangkan bagaimana si kembar yang sangat Ia sayangi akan dibunuh kakaknya.     

Pangeran Barry malah tertawa menyeramkan. Tawanya begitu keras hingga keluar air mata. Tawa manusia durjana. Pangeran Barry lantas menudingkan telunjuknya ke arah adiknya.     

"Aku tidak membutuhkan simpati Putri Alena karena Aku akan hanya membutuhkan Ia untuk menjadi pendampingku. Jika Ia menolak maka Aku akan menyeretnya dengan menggunakan kedua tanganku ini. Akan ku seret Ia dan Akan ku paksa Ia untuk memiliki anak dariku untuk menggantikan si kembar yang akan ku bunuh"     

Pangeran Abbash menelan ludahnya sendiri yang terasa sangat seret. Ia menutup mulutnya rapat - rapat Ia tidak ingin berdebat dengan kakaknya yang sedang kumat gilanya. Banyak orang mengira bahwa Pangeran Abbash adalah pangeran kejam dan tidak berperikemanusiaan tetapi sebenarnya yang tidak berperikemanusiaan adalah kakaknya sendiri. Tetapi Pangeran Abbash masih mencoba mengatakan sesuatu kepada kakaknya.     

"Kakak.. mereka masih kecil dan tidak berdosa. Aku bersedia mengasuh mereka jika Kakak sudah membunuh Pangeran Nizam dan menikahi putri Alena. Tolong jangan Kakak apa - apakan dulu mereka" pangeran Abbash sangat ketakutan kalau sampai benar kakaknya tiba - tiba membunuh si kembar.     

"Aku tidak akan membiarkan anak dari musuhku hidup karena mereka akan menjadi besar dengan dendam di dada mereka. Dan mereka akan menghanguskanku dengan dendamnya itu. Aku bukan orang bodoh" Kata Pangeran Barry.     

"Aku setuju dengan Kakak. Tetapi jika anak - anak itu dibiarkan hidup dan tumbuh tanpa di awasi tetapi Jika anak - anak itu ada ditangan orang yang tepat maka Ia akan tumbuh seperti yang kita harapkan. Pokoknya Kakak.. Aku mohon jangan kau apa - apakan si kembar. " Kata Pangeran Abbash sambil mengepalkan tangannya. dan berkata dalam hati. ' kalau sampai kakaknya membunuh si kembar maka Ia akan membunuh kakaknya itu dengan tangannya sendiri. Dan untuk saat ini Ia akan mengalah saja dulu dan berbuat seakan - akan dia menyetujui Kakaknya menikahi Alena.     

Kalaupun Alena sampai di nikahi Kakaknya pasti Alena tidak akan tinggal diam untuk membela dirinya tetapi si kembar masih bayi, mereka tidak bisa membela dirinya sendiri kalau tiba - tiba ada yang menyusup ke rumah Nizam dan memberikan racun untuk mereka. Demi Tuhan tidak boleh terjadi. Pangeran Abbash merasakan dadanya berdebar sangat cepat. Sampai kemudian Ia mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik Zarina. Lebih baik Ia berkorban membicarakan masalah Ia menikahi Zarina daripada mendengarkan  Kakaknya membicarakan hal yang paling mengerikan di dunia ini.     

"Pokoknya Kakak, Tolong untuk tidak melakukan gerakan apapun dulu, Sekaran beritahukan kepadaku. Mengapa Aku harus menikahi gadis India itu ?" kata Pangeran Abbash. Ia sangat tidak suka mendengar Ia harus menikahi Zarina. Mengapa pula ia harus menikahi wanita yang tidak dikenalnya. Ia sama sekali tidak ada rencana untuk menikahi seseorang dalam waktu dekat ini karena Ia hanya ingin menikah dengan Alena terlebih  dahulu.     

Mendengar adiknya bertanya seperti itu, hati Pangeran Barry menjadi melunak sedikit sehingga kemudian dia berkata lagi. " Aku menyimpan mata - mata di berbagai tempat untuk menyelidiki kehidupan Nizam dan Alena. Aku tahu Aku harus melakukan sendiri karena Kau sendiri ternyata tidak melaporkan hasil pekerjaanmu akhir  - akhir ini." Pangeran Barry berkata sambil menatap tajam pada adiknya.     

Pangeran Abbash hanya terdiam. Ia merasa ditelanjangi oleh kakaknya sendiri.  Ia memang tidak ingin melaporkan berita apapun tentang Alena. Bukankah Ia ingin menyimpan Alena untuk dirinya sendiri.     

"Aku hanya sedikit kesulitan menyelidiki keadaan Putri Alena karena memang Pangeran Nizam menjaganya bagaikan menjaga nyawanya sendiri" Kata Pangeran Abbash, lagi - lagi Ia mencoba melindungi dirinya sendiri.     

"Kesulitan tetapi tahu banyak tentang keadaan mereka.. Kau semakin pintar berbohong" pangeran Barry benar - benar membuat Pangeran Abbash tidak berkutik. Pangeran Barry memang bukan orang sembarangan, walaupun secara ketangkasan Ia tidak pernah menang melawan Nizam dalam acara adu ketangkasan tetapi kepintaran otaknya tidak jauh berbeda dengan Nizam.     

Kedudukannya sebagai Pangeran Putra mahkota menjadikan Ia di didik sejak dalam kandungan dengan berbagai macam ilmu. Hanya saja dia tidak keluar dari Negara Zamron. Pangeran Barry lebih banyak belajar di negaranya sendiri dengan mendatangkan guru dari luar negeri daripada Ia harus melangkah keluar dari negaranya. Tetapi kemudian kakaknya bicara lagi,     

"Sudahlah Aku memaafkan kesalahanmu untuk kali ini. Jadi Aku akan jelaskan mengapa kau harus menikahi Zarina. Zarina adalah putri seorang artis terkenal di India dan seorang konglomerat terkaya di negara itu.     

Zarina bukan gadis manja yang hanya mengandalkan kekayaan keluarganya. Ia hidup mandiri di Amerika dengan membukan restoran India. Beberapa bulan ini sejak Ia menerima pesanana makanan dari Pangeran Nizam. Zarina malah menutup restorannya dan tinggal di rumah Nizam. Bagi budaya Asia tinggal dirumah Laki - lakit tanpa ada ikatan pernikahan adalah aib yang sangat besar. Untuk itulah Aku lalu menghubungi orang tua Zarina dengan mengatakan kejadian yang akan memberatkan tuduhan kepada Nizam sebagai kasus penculikan anak gadis orang.      

Selain itu Aku juga melamar Zarina untuk Kau nikahi sebagai langkah untuk menutupi aib anak mereka. Karena kalau dia pulang ke negerinya maka Ia mungkin akan kesulitan mendapatkan jodohnya karena Ia sudah tinggal berbulan - bulan di rumah laki - laki"     

Pangeran Abbash menatap kakaknya meminta penjelasan lagi.     

"Aku ingin dengan kasus ini akan menyeret pangeran besar kepala itu ke pengadilan dunia dan Aku ingin kau mendramatisir kejadiannya. Kau harus bilang kalau kau tunangannya Zarina setahun lalu lalu kau bilang bahwa Kau kehilangan tunanganmu dan kau harus membuat bukti - bukti yang memberatkan Nizam. Aku ingin dia dipenjara minimal kalau tidak dipenjara, Aku ingin konsentrasinya terpecah dalam menjaga istrinya lalu Aku akan mengambil paksa Alena untukku sendiri"     

Pangeran Abbash menjadi membeku mendengar kata - kata kakaknya. Mengapa Kakaknya memiliki rencana yang sangat hebat untuk memenangkan Alena. Ia jadi merasa rencana yang Ia susun dengan Amrita menjadi rencana sampah dibandingkan dengan rencanan kakaknya.     

"Kakak, Zarina itu bukan barang. Dia orang yang memiliki perasaan. Bagaimana kalau seandainya dia menolakku dan mengungkapkannya di pengadilan kalau ini adalah suatu konspirasi."     

"Dasar Kau bodoh!! Tentu saja Aku sudah mengupayakan segala sesuatu dan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Aku akan jamin dia akan bersedia menikahimu. Lagipula dengan wajah tampan yang kau miliki masa iya wanita sekelas Zarina bisa menolakmu. Sementara Aku sendiri ketakutan kalau sampai putri Alena melihatmu secara langsung maka Ia sama sekali tidak akan pernah mau menoleh kepadaku"     

Pangeran Abbash menjadi sedikit senang dengan perkataan kakaknya. Jika benar Putri Alena akan mencintainya begitu melihat wajahnya. Maka segala rencana yang sudah Ia susun ulang akan menjadi terlaksa. Ia akan membawa Alena dan si kembar kabur jauh dari orang - orang yang mengenalnya. Pikiran gila Pangeran Abbash hanya Ia simpan di otaknya sendiri. Tentu saja Ia tidak ingin kakaknya tahu tentang rencana gila ini. Tetapi kemudian Pangeran Abbash lalu berkata kepada kakaknya     

"Kakak, ... terlepas dari cerita Putri Alena .. Aku ingin bertanya kepada Kakak. Apakah kau yakin Putri Alena akan bersedia menerima cintamu ? Apa yang akan kakak Lakukan jika Putri Alena menolak untuk dinikahi kakak?" Pangeran Abbash bertanya tentang masalah pribadi.     

Pangeran Barry sejenak terdiam sebelum kemudian Ia berkata lagi dengan perlahan namun sangat menyakitkan bagai Pangeran Abbash.     

"Aku akan menyeretnya ke ranjang dan memperkosanya. Biasanya wanita akan luluh setelah Ia kehilangan kesuciannya baik pada saat gadis atupun setelah menikah"     

Tubuh Pangeran Abbash terkejang kaku. Tatapan matanya terasa kosong dan darahnya bergejolak sangat panas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.