CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Belum Menengok Atha



Aku Belum Menengok Atha

0 Pangeran Abbash sering bersama dengan wanita tetapi Ia jarang memaksa mereka. Biasanya mereka akan sukarela menyerahkan diri  mereka kepada Pangeran Abbash. Tetapi kakaknya ini memang istimewa. Kalau Harem Nizam berisi banyak wanita yang dicarikan oleh Ibunya Ratu Sabrina maka harem Pangeran Barry ini berisi wanita - wanita yang sengaja Ia pilih sendiri untuk memuluskan segala ambisinya. Selain cantik para wanita itu juga harus memiliki kekuatan secara politik atau kekayaan yang mampu memperkuat posisinya.      
0

"Kakak.. tolong jangan samakan Putri Alena dengan wanita - wanita yang ada diharem Kakak" Kata Pangeran Abbash dengan mata berkabut.     

"Memangnya kenapa ? Wanita itu adalah manusia kelas dua yang bisa dipindahtangankan oleh kita kaum lelaki, terlebih Aku adalah pangeran putar mahkota. Apalagi Aku adalah calon raja. Lagipula kebanyakan wanita itu luluh dengan kekayaan. Aku mampu memberikan apapun yang bisa diberikan oleh Pangeran Nizam kepada Putri Alena. Bahkan  Aku berjanji kalau seandainya dia menurut, Aku akan menjadikan Ia ratu segala ratu."     

Pangeran Abbash menghela nafasnya, mungkin ketika Ia belum mengenal Alena bisa saja Ia menyetujui kata - kata kakaknya tetapi sekarang Ia terlihat tidak setuju dengan kata - kata kakaknya. Pangeran Abbash melengos. Ia menjadi semakin sebal dengan tingkah kakaknya. Tadinya Ia ingin memberitahukan kalau Alena adalah wanita yang sangat berbeda, dia bukan wanita yang gila harta, gila ketampanan, gila kekuasaan dia hanya tergila - gila kepada Nizam. Dan Alena akan tetap mencintai Nizam walaupun pria itu berubah dari raja menjadi seorang rakyat jelata Tetapi Ia  akhirnya tidak berani mengatakan itu. Takut kakaknya akan semakin menyukai Alena.      

"Yah.. baiklah terserah Kakak, sekarang tolong beritahukan Aku bagaimana Aku bisa menikah dengan Zarina. Dan mengapa harus Aku? Mengapa bukan Kakak saja yang menikahi wanita itu. Dia juga gadis yang sangat cantik. kakak tidak akan menyesal menikahinya."     

Pangeran barry bangun dari duduknya dan Ia berdiri di samping jendela ruangan menatap kelamnya malam yang memeluk kesunyian di sekelilingnya. Ia berusaha mencari cara untuk segera dapat mewujudkan keinginannya. Ia tidak ingin menunggu Nizam pulang ke Azura tetapi Ia ingin segera menyingkirkan Nizam selagi Ia di Amerika. Ia sudah bertahun - tahun menunggu kelemahan Nizam tetapi Ia selalu kesulitan. Sekarang Ia  merasa memiliki kesempatan untuk menyingkirkan Nizam dari Azura.     

"Mengapa bukan Aku ? Mengapa bukan Aku? Karena Aku lebih tahu segalanya darimu. Aku melamar Zarina untukmu yang masih bujangan. Aku ingin memberikan penilaian yang sangat baik dari orang tua Zarina. Kau tahukan mereka adalah bukan orang - orang yang biasa di negaranya. Mereka adalah orang yang sangat terpandang.     

Kalau seandainya Aku menikahi Zarina dan hanya akan menjadikannya seorang selir dan bukan Ratu maka Mereka tidak akan pernah mengizinkannya. Jadi jalan satu - satunya adalah melamar gadis itu untukmu. Aku juga berharap kau dapat menarik gadis itu keluar dari rumah Nizam. Kehadirannya disamping Nizam dapat membuat kekuatan Nizam bertambah.      

Aku tahu gadis itu adalah gadis istimewa, Dia dapat menyembuhkan Pangeran Thalal dari kebutaan.." Sampai di sini Pangeran Abbash hanya bisa merasakan hatinya semakin gelap karena kengerian dari pengetahuan kakaknya. Bagaimana bisa kakaknya bisa tahu sedetil itu.     

"Seandainya Kau waktu itu bisa membunuh Pangeran Thalal dan Putri Cynthia maka jalanku pasti akan semakin lancar, tapi baiklah.. Aku tidak akan mengeluh karena Aku harus tetap optimis. Kau sekarang temui orang tua Zarina dan mulailah berkenalan dengan mereka. Ayahnya Zarina memilki banyak hotel di banyak negara dan merupakan saingan dari hotel Pangeran Nizam. Aku ingin belajar banyak darinya tentang cara mengelola hotel dengan demikian Aku dapat menghancurkan hotel Gardenia milik pangeran Nizam dan mulai mengambil alih seluruh miliknya."     

"Kakak.. Kau merebut pangsa pasar perusahaan minyak Pangeran Nizam melalui Orang tuanya Edward dan sekarang Kau akan menghancurkan bisnis hotel Pangeran Nizam melalui orang tua Zarina. " Pangeran Abbash menatap ngeri pada kakaknya.     

"Aku harus menghalangi dia naik tahta, Aku juga akan berusaha membuat negara Azura menjadi tidak stabil agar Aku bisa  lebih mudah menguasainya " Kata Pangeran Barry dengan penuh ambisi Pangeran Abbash menggigil membayangkan kakaknya yang ambisius dan kejam ini akan menjadi suami bagi wanita yang sangat Ia cintai.     

Pembicaraan mereka jadi melantur ke sana kemari. Dan Pangeran Barry benar - benar jadi curhat kepada adiknya. sedangkan adiknya sendiri terlihat sangat tidak suka dengan semua isi pembicaraan kakaknya.     

***     

Kediaman Nizam.      

Alena keluar dari dalam kamarnya dimana Nizam sudah terlelap tidur. Ia segera pergi menemui Zarina dan ingin mengajaknya berbicara kejadian yang sebenarnya. Bagaimana mungkin suaminya yang tidak salah apa - apa bisa dituduh menyembunyikan anak gadis orang dan memanfaatkan kelemahan wanita itu. Lemah ? Lemah apanya? Bukan Zarina sediri yang memohon pada Nizam agar diizinkan tinggal di sini. Ini harus diluruskan. Kalau benar Zarina sampai tidak bisa menghalangi orang tuanya dalam menuntut Nizam maka Ia akan menghajar Zarina.     

Alena orangnya tidak sabaran dan grasak grusuk sedikit naif mendekati tingkah seenaknya tingkat dewa. Pandangannya sempit dan tidak memiliki daya nalar yang baik. Alena lalu pergi dengan langkah lebar - lebar tetapi kemudian Ia tertegun ketika melihat seorang pelayan membawa setumpuk pakaian bayi.     

Ia tidak mengenali para  pelayan yang membawa pakaian bayi itu jadi bisa dipastikan pakaian bayi itu bukan pakaian Axel dan Alexa. "Pa.. pakaian bayi  ini milik siapa ?" Katanya sambil kebingungan. Ia seperti sedang berada dalam situasi de javu saking bingungnya. Tubuhnya gemetar karena perasaan yang tiba - tiba membuncah dalam dadanya.      

Para pelayan itu lalu membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Alena. " Ini adalah pakaian Yang Mulia Pangeran Atha "     

"Astaghfirullahaladzim... Aku lupa belum menengok keponakanku.. Atha.. Atha.. maafkan Aunty-mu yang tidak tahu aturan ini.." Kata Alena sambil berurai air mata saking sedihnya. Ia lalu memutar kakinya yang tadinya akan menemui Zarina jadi berbelok menuju kamar Cynthia. Langkah kakinya cepat dan ringan seakan - akan segumpal kapas yang ditiup angin.     

Para pelayan yang berpapasan hanya menganggukan dan membungkukkan badannya dalam - dalam. Hanya Alena putri, istri pangeran dan calon ratu yang berlari - lari ketika berjalan. Karena bagi para putri di Azura sangat dilarang berlari - lari dan tergesa - gesa dalam situasi apapun seperti para pendekar, penjaga, kasim atau pelayan.     

Begitu sampai di depan ruangan kamar Cynthia, Ia hampir saja bertabrakan dengan Pangeran Thalal hingga hampir terjatuh. Untung Pangeran Thalal bisa menahannya. Hampir saja Pangeran Thalal berteriak marah karena ada orang yang tidak tahu aturan. Tetapi ketika dilihatnya yang hampir ditabraknya adalah Alena. Pangeran Thalal segera membungkukkan badannya dan memberikan hormat.     

"Assalamualaikum Kakak Putri, semoga keselamatan selalu menyertai Kakak. Ada apakah Kakak? Mengapa Kakak sampai berlari - lari ? apa ada sesuatu yang sangat penting?" Wajah Pangeran Thalal berubah menjadi serius sedikit cemas.      

"Penting sekali... " Wajah Alena terlihat sangat serius, nafasnya terengah - engah membuat Pangeran Thalal mengangkat kedua alisnya mejadi tegang. Ia merasakan tubuhnya sedikit kaku. Diam - diam pangeran Thalal ketakutan kalau - kalau terjadi sesuatu kepada Nizam.      

"Ada apakah Kakak ? Apakah terjadi sesuatu dengan kakak Nizam? atau Pangeran Axel dan Putri Alexa "     

"Tidak.. tidak.. memang ada kejadian penting, tetapi yang ini lebih penting lagi.." Kata Alena sambil menggoyangkan telapak tangannya kepada adik iparnya.     

"Kejadian penting apa ?" Kata Pangeran Thalal     

"Aku belum menengok anak kalian..Pangeran Atha" Kata Alena dengan wajah serius. Mata Pangeran Thalal terbelalak...Ia langsung mengurut - urut keningnya sendiri. Alena malah bertanya,     

"Kamu kenapa? Apa kepalamu pusing?" Kata Alena dengan tatapan mata menyelidik.     

Pangeran Thalal tersenyum tipis sambil menggeleng - gelengkan kepalanya dalam hatinya Ia berkata, kakak iparnya ini benar - benar luar biasa. Dikiranya ada kejadian apa taunya cuma mau nengok anaknya. Tingkahnya sudah seperti kambing kebakaran jenggot. Tetapi yang keluar dari mulut Pangeran Thalal adalah seperti ini,     

" Tidak apa - apa Kakak, Aku sudah sangat senang Kakak datang. Mengingat Kakak baru sehat dari sakitnya dan banyak masalah yang terjadi" Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum.     

"Iya memang banyak masalah, Aku tidak mengerti mengapa hidup dikerajaan selalu tidak pernah tenang. Oh ya.. apakah kau tahu, kalau orang tua Zarina akan menuntut Nizam karena dianggap menyembunyikan anak gadisnya " Kata Alena sambil kemudian masuk ke dalam ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.