CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Thalal Cemburu ?



Pangeran Thalal Cemburu ?

0Alena bergegas masuk ke dalam kamar Zarina. Zarina sedang terpaku menatap serpihan handphone yang berserakan di lantai. Mukanya pucat pasi dan ketika Alena masuk tanpa sadar Ia langsung memeluk Alena dan menangis di bahunya. Tubuh Alena lebih pendek dari tubuhnya sehingga tubuh Zarina sampai membungkuk. Alena lalu membawa Zarina duduk di kursi dan mengelus kepalanya dengan lembut.     
0

"Menangislah Zarina jika itu akan membuatmu lega. Aku tahu dengan tangisan setidaknya akan membuat kita menjadi lebih lega" Kata Alena. Sementara itu Pangeran Thalal dan Cynthia hanya berdiri di depan pintu menatap kedalam.      

"Apakah tadi Yang Mulia sudah mendapatkan informasi dari Zarina ?" Bisik Cynthia ke telinga suaminya.     

" Iya.." Kata Pangeran Thalal      

"Apakah itu ?"     

" Dia akan  menikah dengan Amar" Kata Pangeran Thalal dengan muka datar. Tapi Cynthia langsung memahami perasaan suaminya. Bukankah dia mahkluk yang paling peka sedunia. Cyntya menarik tangan suaminya dan memepetnya ke dinding. Matanya langsung menatap wajah suaminya yang datar. Bola mata Pangeran Thalal bergerak merendah seakan menghindari tatapan mata istrinya. Alis Cynthia terangkat ke atas.      

"Apakah saat ini Kau sedang merasa kesal? Tidak enak hati? Kau cemburu, sayangku?" Kata Cynthia sambil menyembunyikan senyumnya.     

Pangeran Thalal cemberut, " Kau bicara apaan ? Aku tidak mengerti" Kata Pangeran Thalal sambil menyingkirkan tubuh Cynthia dari hadapannya membuat Cynthia semakin ingin menggoda suaminya.     

"Kau jangan berbohong kepadamu. Kau resah ketika mendengar Zarina akan menikah dengan Amar. kau kesal karena Zarina yang selama ini tergila - gila kepada Yang Mulia sekaran akan menjadi milik orang lain" Kata Cynthia dengan santai.     

"Kau gila. Bagaimana bisa seperti itu. Zarina bukan siapa - siapa Aku. Kau adalah istriku satu dan selamanya" Kata Pangeran Thalal.     

"Semakin kau marah, kau malah semakin memperlihatkan bahwa Kau sangat tidak suka mendengar Zarina akan menikah dengan Amar.." Tetapi belum Cynthia menyelesaikan kata - katanya. Pangeran Thalal menarik tangan Cynthia lalu  gantian memepetnya ke dinding dan berkata dengan nada tajam.     

"Aku bukannya cemburu tetapi Aku hanya merasa aneh..." Pangeran Thalal tidak melanjutkan perkataannya. Karena Cynthia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.     

"Aku bukanlah wanita serakah yang akan menguasimu seorang diri. Dari awal menikah denganmu Aku sudah mempersiapkan segala mungkin yang akan terjadi. Aku sadar Aku bukan menikahi pria biasa. Aku menikahi seorang pangeran. Dan bagiku mendapatkan cintamu saja sudah suatu anugrah terbesar dalam hidupku.     

Selama ini Kau selalu menolak dan membenci Zarina. Kau kesal karena dia tergila - gila kepadamu. Tetapi sekarang disaat dia akan dinikahi orang lain maka perasaan bencimu berubah menjadi perasaan kehilangan. Nah.. Yang Mulia Pangeran Thalal.. Jangan kau tutupi perasaanmu dariku karena Itu hanya akan membuatku kesal. Aku paling tidak suka ditusuk dari belakang. Jadi sebaiknya kau berterus terang sekarang" Kata Cynthia sambil menekan dada suaminya.     

Pangeran Thalal memegang tangan Cynthia yang menekan dadanya dan menciumnya dengan lembut. " Aku tidak akan pernah berkhianat Cynthia.. Aku hanya sedikit tidak suka bukan berarti Aku mencintai Zarina. Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu"     

"Aku juga mencintaimu. Dan cintaku ini adalah tanpa batas. Aku merelakan apa saja untuk kebahagiaan orang - orang disekelilingku." Kata Cynthia sambil kemudian mendekatkan mukanya ke wajah Pangeran Thalal tapi baru saja bibir itu akan saling bersentuhan, suara yang paling menakutkan sedunia itu terdengar lagi di belakang mereka sehingga mereka langsung saling melepaskan diri.     

" Bagus yang Kalian berdua. Di dalam suasana sedang genting tetapi kau malah seenaknya saja saling memadu cinta. Tuh.. di dalam.. Zarina sedang menangis Ia akan dijodohkan dengan Pangeran Abbash." Kata Alena sambil berkacak pinggang.     

"Cuma dikit Alena, Kau malah lebih parah sama Nizam.." Kata Cynthia sambil tersenyum.      

"Iya..sih tapi ah sudahlah jangan membahas yang lain - lain. Ayo Cynthia kita ke dalam untuk menanyakan kejadian yang sebenarnya. Dari tadi Aku nanya kenapa, Zarina cuma nangis terus dan tidak mau menjawab. Please Cynthia Aku jadi bingung.." kata Alena sambil menuntun Cynthia. Cynthia menurut bahkan secara refleks Pangeran Thalal berjalan mengikuti tetapi Alena langsung menahan dadanya dan berkata sambil melotot.     

"Mau kemana Kamu?? " Tanya Alena dengan galak.     

"Emmm...mau ikut  ke dalam. " Kata Pangeran Thalal sedikit gugup.     

 Alena mendorong dada Pangeran Thalal hingga Pangeran Thalal terdorong beberapa langkah ke belakang.     

"Jangan curi - curi kesempatan kamu ya. Kalau hipnotis konyol itu belum hilang sepenuhnya dari otak kamu, aku sumpah akan menampar mu lagi." Kata Alena sambil mengangkat tangan kanannya.     

" Tidak Kakak... Silahkan saja ngobrol bertiga sepuasnya. Aku akan kembali ke kamar saja menemani Atha" Kata Pangeran Thalal.     

Alena tersenyum puas," Nah itu baru benar, jaga keponakanku dengan baik. Tapi ingat jangan kau susui.. bisa muntah nanti Atha-nya... E...eh.. Cynthia. Mengapa Kau menarik tanganku?" Alena berteriak karena diseret oleh Cynthia.     

"Berisik!! Ayo masuk!!" Kata Cynthia sambil menarik tangan Alena masuk ke dalam. Ia lalu menutup pintunya sambil mengedipkan mata pada suaminya. Pangeran Thalal tersenyum manis, Ia mengecupkan bibirnya kepada istrinya dan berlalu kembali ke kamarnya.     

Cynthia melihat Zarina sedang duduk di sofa sambil memeluk lututnya seperti orang bingung. Air matanya terus mengalir tiada henti. Perkataan ibunya sangat mengguncangkan hatinya. Di negaranya sebagian besar pernikahan adalah berasal dari suatu perjodohan. Ia sekolah di Amerika dan membuka restoran di Amerika. Ia pikir keluarganya akan membebaskan Ia untuk menikahi siapapun yang Ia sukai. Ternyata salah ternyata orang tuanya tetap berniat menjodohkan dia. Dan yang paling mengerikan adalah Ia dijodohkan dengan pangeran iblis itu.     

Cynthia duduk di depan Zarina sedangkan Alena hanya berdiri ketakutan di sisi sahabatnya. Kelihatannya Zarina memang sangat terguncang. Cynthia memegang lutut Zarina, entah mengapa Ia menjadi teringat Alena saat ditolak oleh Nizam. Posisinya persis seperti yang di alami Zarina sekarang. Tetapi Alena mudah lupa dengan kesedihan dan Ia juga cepat melupakan trauma.     

Otak Alena terlalu dangkal untuk merasakan suatu trauma. Hormon dapomin Alena yaitu hormon yang berkaitan dengan kegembiraan lebih tinggi dari hormon kartisolnya. Hormon kartisol adalah hormon yang berkaitan dengan penyebab stres dan depresi atau kesedihan.     

Hanya butuh waktu semalam Alena melupakan kesedihannya. Bahkan waktu Ia melewatkan malam kesucian yang begitu mengerikan Alena hanya butuh beberapa jam setelah bangun tidur dan Ia kembali ceria. Satu - satunya peristiwa yang sangat mengguncangkan Alena adalah kematian seorang kasim yang dicambuk hingga kemudian Ia meninggal.     

Jadi kalau sekarang Zarina sangat terguncang, Cynthia sangat berharap Zarina memiliki hati seluas samudra untuk bisa mengatasi kesedihannya.     

"Alena, apa kau tidak salah dengar tadi. Apa benar Zarina dijodohkan dengan pangeran Abbash ? Bagaimana mungkin orang tua Zarina tiba - tiba memiliki hubungan dengan kerajaan Zamron." Kata Cynthia sambil berpikir keras.     

"Aku tidak salah dengar. Tadi Ia mengatakan kalau Ia dijodohkan oleh orang tuanya dengan Pangeran Abbash. Ini sangat mengerikan. Bagaimana mungkin Zarina akan menikahi pangeran gila itu. Dan bagaimana pangeran Abbash bisa melamar Zarina bukankah Ia hanya mencintaiku. Ha..ha..ha.. apa Aku yang terlalu bodoh dengan permasalahan ini. Mengapa otakku beku dalam kebingungan seperti ini." Kata Alena sambil mengusap keningnya.     

Cynthia tidak berkata apa - apa lagi. Ia ingin mengemukakan alasannya kepada Alena tetapi Cynthia khawatir kalau Zarina bertambah histeris dan Ia juga melihat kalau untuk saat ini Zarina kelihatannya tidak bisa ditanyai mengingat wajahnya yang terlihat begitu shock. Cynthia menuntun Zarina ke tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya dan meminta Zarina untuk tidur dulu agar pikirannya menjadi jernih.     

"Apa perlu Aku tepok - tepok pant*tnya biar dia cepat tertidur?" Bisik Alena kepada Cynthia ketika Cynthia menyelimuti Zarina.     

Cynthia mendelik sambil cemberut, " Kau pikir dia bayi apa? " Kata Cynthia.     

"Tapi waktu Nizam sakit Aku juga tepok - tepok Pant*tnya dan dia terlelap dengan cepat" Kata Alena sambil mengejar Cynthia yang berjalan cepat meninggalkan Zarina. Ia khawatir Zarina tambah stress mendengar kekonyolan perkataan Alena. Tetapi Cynthia salah dengan anggapannya karena sebelum Zarina terlelap Ia masih sempat mendengar kata - kata Alena dan itu cukup membuat Ia merasa terhibur dengan kelucuan dan tingkah laku Alena yang lucu. Stress Zarina menjadi sedikit berkurang dan Ia dapat tidur dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.