CINTA SEORANG PANGERAN

Ini adalah Suatu Siasat



Ini adalah Suatu Siasat

0Alena dan Cynthia kemudian menuju taman dekat kolam ikan. Nizam terlihat sangat menyukai alam dan keindahan alami. Ia banyak membuat taman di sekeliling dan di dalam rumah yang Ia buat untuk  Alena. Kolam ikan ada beberapa yang dibuat sengaja untuk memperlihatkan ikan - ikan yang indah dan menenangkan.     
0

Alena dan Cynthia duduk untuk menyaksikan keindahan kolam dengan air terjun buatan yang mengalirkan airnya dengan suara yang tidak terlalu keras. Alena menatap dua ekor ikan yang saling berkejaran di bawah bunga teratai berwarna merah muda dan putih. Bunga itu tampak bergerak ke sana kemari karena terseret air terjun yang mengalir dari atas dan jatuh menimpa bebatuan ke bawah.     

Cynthia sendiri tampak menerawang sambil berpikir tentang permasalahan dari Zarina. Ia berusaha keras menangkap masalah di balik perjodohan antara Zarina dengan Pangeran Abbash.     

"Aku pikir Alena, perjodohan ini bukanlah keinginan dari Pangeran Abbash sendiri . Tetapi kemungkinan yang paling masuk di akal adalah ini keinginan dari Pangeran Barry. Ia ingin orang tua Zarina menuntut Nizam karena sudah menyembunyikan Zarina. Dan kemudian karena ini adalah aib bagi keluarga terpandang itu dimana seorang gadis yang belum menikah tinggal di rumah pria yang sudah menikah."     

Alena tampak memperhatikan Cynthia yang sedang mengemukakan pemikiranya.  Ikan dalam kolam sudah tidak menarik lagi. Bagi Alena perkataan Cynthia lebih menarik hatinya sekarang.     

"Kemudian Pangeran Barry lalu bertindak seperti pahlawan melamar Zarina untuk menikah dengan adiknya. dan menyelamatkan muka orang tuanya Zarina." Kata Cynthia.     

"Tetapi mengapa harus dengan Pangeran Abbash mengapa tidak dinikahi oleh Pangeran Barry sendiri?" Kata Alena tampak masih kebingungan.     

"Itu karena Pangeran Barry seperti Nizam. Sebagai putra mahkota pasti Ia juga memiliki banyak wanita di haremnya. Dan itu bukanlah penawaran yang bagus untuk wanita diluar kerajaan. Orang tua Wanita dimanapun kebanyakan pasti tidak mau anaknya di madu. Jadi Pangeran Barry menawarkan Pangeran Abbash yang jelas - jelas masih perjaka" Cynthia mengemukakan pendapatnya dengan jelas.     

Tetapi kali ini Alena tidak mengagumi perkataan Cynthia. Ia malah cemberut dan memalingkan wajahnya.     

"Kau kenapa Alena? Kau tidak menyukai analisaku? Apakah kau punya pemikiran lain." Kata Cynthia melihat wajah Alena yang sedikit muram.     

" Itu tadi kata - katamu. Kau bilang orang tua wanita manapun tidak akan mau anak gadisnya dimadu. Tetapi mengapa orang tuaku menyetujui lamaran Nizam padaku untuk menjadi istri keduanya. Berarti orang tuaku pasti bukan orang tua yang baik. " Kata Alena dengan hati yang sangat sedih.     

"Aah.. Alena jangan bersedih. orang tuamu bukannya tidak baik tetapi mereka termakan rayuan suamimu. Kau kan tahu lidah Nizam sangat manjur dalam merayu orang. Sudah berapa banyak dia membujuk orang agar mengikuti keinginannya. Kau kan  tahu bagaimana Ia bisa membuat orang tuaku menerima lamaran Dia untuk pangeran Thalal. Ia juga berhasil merayu Ratu Sabrina, Ia juga merayu Ratu Zenita agar menerimaku sebagai menantunya dan dia banyak mengelabui keadaan agar sesuai dengan keinginannya."     

"Kau benar, mulutnya sungguh berbisa. Jadi bagaimana?" Kata Alena.     

"Kita juga sekarang harus membuat Nizam berbicara dengan orang tua Zarina. Kita  harus memanggil orang tua Zarina ke sini dengan alasan Zarina tidak bisa pergi keluar karena masih dalam masa penyembuhan. Dulu waktu Zarina bunuh diri, Nizam sudah meminta Zarina untuk menghubungi orang tuanya tetapi kemudian Zarina bahkan melarang pelayan untuk memberitahukannya karena takut orang tuanya marah. Sekarang mau tidak mau kita harus mendatangkan orang tuanya ke sini. Nizam harus bertemu dengan orang tua Zarina dan menjelaskan segalanya."     

"Mengapa harus orang tuanya yang ke sini mengapa bukan Nizam saja yang kesana? Biar aku bisa ikut keluar. Siapa tahu Nizam ketemu Pangeran Barry dan Abbash. Kan keren lihat para pangeran berkumpul - kumpul sambil minum kopi atau main kartu remian." Kata Alena seenaknya.     

Cynthia sampai mengacak - acak mukanya sendiri mendengar perkataan Alena," Alenaku sayang.. kalaupun mereka saling bertemu tidak akan pernah mereka minum kopi bareng atau main remian. Yang ada mereka saling bunuh. Lagipula Nizam tidak boleh menemui orang tua Zarina di luar karena Nizam tidak bersalah, Kalau Nizam sengaja menemui mereka di luar maka akan menunjukkan bahwa Nizam yang memiliki salah. Bukankah Zarina datang sendiri ke rumah ini yang pada mulanya sebatas bisnis lalu kemudian Zarina yang memohon untuk tinggal karena ingin memasak buat suamiku. Jadi jelas sekali kalau Nizam tidak bersalah" Kata Cynthia.     

" Hhh..... Pemikiranmu selalu diluar nalar orang biasa. Apalah Aku ini. Cuma serpihan nasi kering dibandingkan nasi kebuli hangat. Tapi ngomong - ngomong Cynthia. Mengapa Kau terlihat tidak cemburu saat mendengar Zarina tinggal di sini dan ingin memasak buat suamimu. Kalau Aku jadi kau sudah ku lumat Zarina jadi bubur manusia " Kata Alena geregetan dengan sikap dingin Cynthia.     

"Aku juga manusia biasa yang memiliki perasaan dan hati, pada dasarnya Aku juga cemburu dan ingin menangis tetapi Aku bukanlah orang yang memiliki sifat emosi yang meledak - ledak. Aku juga harus selalu mengendalikan perasaanku. Keberadaanku di Azura pada dasarnya adalah untukmu Alena. Kalau aku banyak menggunakan perasaanku sendiri bagaimana Aku bisa melindungimu Alena. Sepanjang suamiku senang, anakku sehat  dan Kau aman apalagi yang Aku inginkan. " Kata Cynthia membuat Alena langsung memeluk Cynthia dan menangis dengan keras.     

"Mengapa ada malaikat sepertimu, Cynthia.. mengapa kau seperti itu. Aku tidak pernah memintamu untuk berkorban untukku sebanyak ini..." Kata Alena sambil terisak - isak.     

"Bukan kau yang minta, tetapi Aku yang mau.. " Cynthia menjawab pendek.     

"Tapi mengapa? Mengapa kau menyayangiku melebihi semua orang menyayangiku.." Kata Alena sambil tetap memeluk Cynthia dengan erat.     

"Karena di saat semua orang di kampusku menyingkirkanku bagaikan seonggok sampah, hanya kau yang bersedia menjadi temanku. Di dunia ini hanya kau anak seorang konglomerat yang mau bergaul dengan seorang pelayan restosran seperti Aku. Dan karena Kau juga aku mendapatkan suami yang sederajat dengan suamimu. Itu karena Aku berada di sisimu sehingga banyak hal baik yang terjadi dalam hidupku. Jadi apakah itu bukan alasan yang tepat untuk menyayangimu"     

"Aku juga menyayangimu Cynthia.. Kau adalah urat nadiku. Di saat orang - orang menganggapku gadis yang aneh karena Aku tidak bisa menangkap pelajaran dengan cepat. Aku menjawab pertanyaan dosen dengan absurd.     

Hanya Kau yang membantuku, mengajariku dan menjagaku dari para pria yang mengejarku. Kau selalu disisiku saat Aku bersedih dan kau selalu membelaku dari siapapun. Bahkan kau membantuku memenuhi obsesiku terhadap Nizam. Tanpa dirimu Aku tidak akan pernah mendapatkan si gunung batu Nizam.     

Aku menyayangimu setulus hatiku. Tetaplah ada disisiku walaupun tingkahku kadang menyebalkanmu. Tetaplah mendengarkan ocehanku yang terkadang membuatmu muak. Aku sulit mengontrol perkataanku walaupun Aku sudah berusaha sekuat tenaga." Kata Alena sambil menghapus air matanya yang mengalir tiada henti.     

"Aku tidak apa - apa Alena, tetapi nanti di Azura tolong untuk berhati - hati dengan perkataanmu. Di sana banyak para tetua, para ratu, para istri pangeran dan pangeran yang terdidik dengan etika kerajaan yang keras. Kau tidak bisa berlari - lari, berteriak, mengoceh kata - kata konyol dan tertawa cekakakan. Di sana kau akan bersaing dengan para putri dan wanita Nizam yang ada di harem.     

Ingatlah musuh - musuhmu akan selalu mengintai kesalahanmu. dan sekuat - kuatnya Nizam dia tidak akan pernah bisa melawan konstitusi dan rakyat. Sekuat apapun kekuasan raja jika digulingkan oleh rakyatnya maka Ia tidak akan pernah bisa melawan. Karena kekuatan terbesar itu ada di tangan rakyat. Rakyat itu semakin di tekan maka Ia akan semakin berontak. Dan jika rakyat memberontak hanya Tuhan yang bisa menghentikannya" Kata Cynthia sambil mengelus kepala Alena. Alena yang berlutut di depan Cynthia tampak menatap Cynthia dengan matanya yang indah.     

"Aku takut pulang ke Azura.. Aku ingin di Amerika saja atau kita pulang saja ke Indonesia. Di Indonesia kita bisa makan ketoprak, semur jengkol, durian, sambal terasi, segala jenis kerupuk, bakwan, nasi padang sepuasnya.." Kata Alena dengan sedih. Alena lebih sedih lagi ketika teringat Ia sudah lama tidak memakan makanan yang disebutkan olehnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.