CINTA SEORANG PANGERAN

Rencana Alena



Rencana Alena

"Hamba mengerti Yang Mulia.." Kata Amar     

"Walau bagaimanapun yang namanya orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walaupun terkadang yang dipandang baik oleh orang tua belum tentu dipandang baik menurut anaknya. Orang tua biasanya selalu berorientasi terhadap harta dan kedudukan dibanding kesamaan visi dan misi diantara kedua pasangan.     

Itulah sebabnya walaupun Kau bukanlah seorang pangeran tetapi kau harus menunjukkan etika yang sama baiknya dengan seorang pangeran.Dari segi kekayaan juga Aku rasa kau tidak akan terlalu memalukan.   karena dari segi kekayaan sebagai Jendral  Kau pasti memiliki kekayaan yang tidak sedikit. Apalagi Yang Mulia Pangeran Nizam bukanlah orang yang pelit dia cukup royal terhadap adik - adikk dan para pegawainya. Apalagi Aku lihat agaknya kau mendapatkan pendapatan dari dua kas. Kas kerajaan dan kas pribadi yang Mulia Pangeran Nizam.      

Jadi Aku harap kau percaya diri dihadapan orang tua Zarina. Bahkan bila perlu Aku akan memberikan sebuah perusahaan Pangeran Thalal untukmu kalau semua itu masih kurang. Asalkan kau dapat memenangkan hati orang tua Zarina" Cynthia berkata dengan tenangnya membuat mata Amar terbelalak.     

"Tapi mengapa Yang Mulia begitu baik?" Kata Amar dengan penuh rasa haru.     

"Apakah kau lupa? Kalau kau pernah menyelamatkan nyawa kami sewaktu di Korea?" Kata Cynthia. Amar bahkan sudah lupa dengan peristiwa itu karena memang soal selamat menyelamatkan adalah memang pekerjaannya. Setelah ingat, Amar lalu tersenyum.     

"Itu sudah menjadi tugas Hamba Yang Mulia" Kata Amar     

"Iya.. Aku tahu. Tapi tetap bagiku itu adalah hutang Budi. Nah sekarang kau teruskan saja kegiatanmu. Aku harus ke ruangan ku dulu. Sampaikan saja salamku buat Arani" Kata Cynthia sambil pergi menuju kamarnya. Amar membungkukkan badannya dengan penuh rasa hormat dan terima kasih. Amar menjadi semakin optimis.     

***     

Di Ruangan Nizam dan Alena.     

"Nizam, bagaimana bisa si pangeran gila itu menikah dengan Zarina" kata Alena setelah mengadukan perkataan Zarina kepada suaminya.     

"Kau harus mencegahnya Nizam. Kalau sampai pangeran gila itu menikahinya, habislah kita semua" Kata Alena sambil menyusui Axel. Axel memperhatikan wajah ibunya yang berapi-api. Tangannya menggenggam jemari Alena.      

Nizam juga langsung resah. Ia merasakan apa yang Alena rasakan. "Orang tua di India itu biasanya memiliki hak penuh atas perjodohan anak-anak mereka. Sistem kekeluargaan mereka sangat kuat. Jalan satu-satunya harus bisa menundukkan hati orang tua Zarina" Kata Nizam.     

"Nizam, Aku ada ide..." Kata Alena sambil berteriak membuat Axel kaget. Bahkan put*ng  dadanya sampai terlepas dari mulut Axel. Nizam langsung menatap kejadian itu dengan mata penuh minat.     

Bahkan ketika Alena ngoceh menjelaskan rencananya. Nizam hanya mengguman tidak jelas. Dan matanya tetap terpaku pada satu titik.      

Alena tampaknya sadar kalau suaminya tidak sedang memperhatikannya. Ia melambaikan tangannya didepan mata Nizam.     

"Hallo.. Yang Mulia..Hallo.. " Alena menggoyang - goyangkan tanganny di depan muka Nizam tidak mengerti mengapa Nizam malah terpaku. Tetapi ketika Alena tersadar kalau tatapan mata Nizam jatuh pada dadanya yang terekspos bebas karena lepas dari mulut Axel. Bahkan mulut Axel mengap - mengap nyari sumber makanannya yang terlepas tadi.     

Muka Alena langsung merah padam, jengkel dan marah. Dia kan lagi serius memaparkan rencana besarnya untuk menghadap orang tua Zarina besok tapi Nizam malah terpaku sama kantong ASI anaknya. Alena langsung memasukan put*ng dadanya ke mulut Axel sambil ngoceh, " Ayo Axel mimi lagi, jangan suka dilepas - lepas miminya, nanti diambil Buyamu. Lihat matanya saja udah ga berkedip - kedip dari tadi. Dasar mata buaya" Kata Alena cemberut.     

Melihat pemandangan di depan matanya tertutup, Nizam menghela nafas. Lalu dengan wajah serius dia berkata kepada Alena. "Jadi bagaimana rencanamu tadi? Coba jelaskan !" Kata Nizam sambil tersenyum manis.     

Alena malah mengambil bantal dan memukulkannya ke dada Nizam. " Kau menyebalkan!! Tidak ada siaran ulangan untukmu" kata Alena sambil masam.     

Nizam malah tertawa geli melihat istrinya ngomel - ngomel. salah sendiri istrinya memamerkan benda yang paling diminatinya sedunia jadi jangan salahkan Ia kalau sampai  kehilangan konsentrasi.     

"Kamu ini kan calon raja. Jaga wibawa dikit dong Nizam" Kata Alena sebal.     

'Memang benar Aku ini calon raja tapi kan Aku juga laki - laki normal. Kalau melihat perempuan nampak rambut, nampak bibir, nampak dada, nampak pinggul ya..Aku pasti tertarik. Apalagi Kau istriku sendiri daripada Aku melihat laki - laki lalu tertarik. Coba nanti gimana? kalau tiba - tiba Amar lewat terus Aku tertarik. Nah kan ga indah dan ga lucu, Alena" Kata Nizam sambil mencolek pipi Alena yang sangat halus.     

"Pih..pih..pih... menyebalkan.. memangnya kamu homo.." Kata Alena Alina mencebik - cebikkan bibirnya. " Tapikan kita lagi bicara serius.."     

"Wajahmu itu ga tau serius atau tidak bagiku selalu seperti mengundang.." Kata Nizam     

"Mengundang apaan? Mengundang maling?? "      

"Mengundang buat ditiduri.. ha..ha...ha.. " Nizam makin terkehkeh melihat Alena yang semakin kesal. Kalau tidak melihat tanda - tanda Alena akan murka mungkin Nizam sudah tertawa sambil guling - guling di kasur.     

"Nizam..please god.. please help me. Kamu kesambet setan apa sih.. dari tadi ngegodain Aku terus?" Kata Alena sambil menggunakan istilah kesambet.     

"Kesambet,  what? What is the meaning with kesambet ? " Kata Nizam kebingungan.     

"Kesambet itu kemasukan roh halus atau setan atau jin sehingga tingkah laku menjadi aneh atau konyol " Kata Alena menjelaskan panjang lebar kepada Nizam. Nizam malah senyum - senyum mendengarkan penjelasan Alena.     

Ia lalu mengerucutkan bibir indahnya dan berkata dengan telak membuat Alena ternganga.     

"Kalau begitu kau pasti kesambet tiap hari. Bukankah yang paling sering bertingkah konyol dan tidak tahu malu itu adalah kau. Kau calon ratu Azura tapi tingkahmu konyol sekali" Kata Nizam sambi tetap menahan tawanya.     

Ia sangat suka melihat Alena dalam raut wajah apapun, sedang marah, sedang sedih, sedang konyol, ataupun sedang konyol. Mata Alena langsung muram, air matanya hendak tumpah tapi kemudian Nizam segera memeluknya,     

" Tidak sayang.. jangan.. jangan menangis. Tangisanmu akan membuat hatiku terluka. Aku akan serius sekarang. Nah katakanlah apa rencanamu? " kata Nizam sambil mengecup puncak kepala Alena dengan penuh kasih sayang.      

Alena menatap Nizam, " Aku tidak ingin Zarina menikah dengan Pangeran Abbash " Kata Alena.     

"Aku sepakat denganmu, Honey.." kata Nizam kali ini dengan wajah yang sangat serius. Aura agung dan wibawa langsung memancar menyilaukan mata Alena.      

" Karena itu sangat penting untuk membuat orang tua Zarina terkesan kepada kita disaat pertemuan pertama kita" Kata Alena. Nizam terdiam mendengarkan rencana istrinya.     

"Malam ini Aku akan mengumpulkan para pelayan dan Bastnah untuk mempersiap jamuan makan ala India yang megah dan mewah. Rumah harus dihias dengan untaian bunga - bunga ala hiasan pesta India. Besok juga kita harus mengenakan pakaian ala India. Termasuk Kau. Kita tunjukkan kepada mereka bahwa kita sangat menghargai dan menyayangi Zarina dengan melebur ke dalam budaya India.     

Kita akan tunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak main - main dengan Zarina. Dan Zarina harus menikah dengan Amar. Amar juga harus memakai pakaian tradisional India. Aku yakin Amar akan sangat tampan dalam pakaian adat India. "     

Nizam menatap Alena dengan penuh cinta. Ia meraih tangan Alena dan mencium punggung tangan nya dengan lembut.      

"Itulah cerdasnya dirimu Honey. Di saat orang memikirkan beribu cara agar dapat merubah pkiran orang tua Zarina tetapi kau memberikan ide agar secara persaan mereka sudah terebut di pandangan pertama. Dengan menggunakan tema cinta bersemi pada saat pandangan pertama. kau hendak merebut perhatian mereka agar mereka tergugah hanya dengan melihat kesungguhan kita dalam menghargai mereka.      

Aku tidak pernah terpikirkan hal itu. Bahkan Aku juga yakin kalau Cynthia tidak terpikirkan ke arah sana. Nah Alena Aku memberikan wewenang kepadamu untuk mengatur acara penyambutan ini" Kata Nizam memberikan izinnya.     

" Terima kasih yang mulia, Anda sangat luar biasa. Aku akan mempersiapkannya sekarang. Aku titip Anak - anak dulu " kata Alena sambil memberikan Axel kepada Nizam dan Nizam langsung mengambilnya dengan hati - hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.