CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Menghubungi Jonathan



Alena Menghubungi Jonathan

0Di saat Nizam, Zarina dan Cynthia berbicara tentang strategi menghadapi orang tua Zarina. Alena sibuk mengatur semua pelayan untuk mempersiapkan acara penyambutan besok. Para pelayan dibagian dapur langsung bergerak memasak makanan dengan menu India. Segala macam makanan khas India dipersiapkan untuk memberikan kesan baik. Bahkan Bastnah mempersiapkan pakaian adat India yang kebetulan sekali pakaiannya sedikit mirip dengan Azura sehingga mereka tidak kesulitan membuatnya. Pakaian atasnya sengaja di ambil dari koleksi pakaian India Zarina dari restoran yang ada New york.     
0

Alena terjun langsung mengurus persiapannya. Ia mengerahkan semua pemikirannya agar besok berjalan sempurna. Alena hendak memenangkan hati Ibunya Zarina. Sebagai wanita terkadang seemosi apapun dia, kalau tiba - tiba diberi pemandangan yang indah, makanan yang lezat dan sambutan yang meriah mereka akan mudah tersentuh. Alena teringat bagaimana orang tuanya dulu merelakan Ia menjadi istri kedua Nizam karena belum apa - apa, ibunya sudah terpaku pada ketampanan Nizam dan hanya dengan negosiasi sederhana ibunya langsung menyetujui.     

Para pelayan tampak semangat mengerjakan semua perintah Alena yang sebenarnya sedikit mustahil karena dalam waktu semalam mereka harus menyediakan berbagai macam makanan India. menyediakan pakaian dan merias rumah seakan - akan ada pesta pernikahan adat India. Semangat itu bukan tanpa alasan. Mereka bersemangat karena Alena menjanjikan bonus berupa uang yang jumlahnya berkali lipat dari gaji bulanan.  Itulah yang menyebabkan mereka  seperti mendapatkan suntikan penyemangat.     

Tidak ada satupun pelayan yang mengeluh bahkan di pojok dapur tampak dua orang pelayan yang sedang membuat ladu berbisik pada temannya.     

'Adikku di Azura terlibat perjudian Ilegal.. Aku tidak mengerti mengapa sekarang di kota Manara banyak sekalai kafe - kafe liar yang di dalamnya menyediakan berbagai macam minuman keras dan menyelenggarakan perjudian. Padahal kota itu dulunya sangat damai dan temtram. Tetapi semenjak gubernurnya di pegang oleh adiknya Perdana Menteri Salman kota itu berubah menjadi kota yang kacau balau."     

"Aku mendengar hal itu sebelum Aku pergi bersama rombongan Bastnah ke Amerika. Terus terang tinggal di Azura sekarang tidak aman. Raja Al - Walid semakin lemah dan sakit - sakitan. Yang Mulia Pangeran Nizam harusnya segera pulang ke Azura. Tetapi herannya Yang Mulia masih terlihat sangat betah berada di Amerika. Agaknya Yang Mulia menunggu acara wisudanya baru pulang ke Azura. Oh ya lalu bagaimana dengan adikmu itu?"     

Temannya tampak mengepal - ngepal adonan lado lalu setelah bulat sempurna adonan itu di susun dalam suatau wadah. Susunan yang sangat indah dan simetris rapih.     

"Yah.. Kau benar. Yang Mulia masih menunggu acara wisudanya. Nah.. Aku lanjutkan pembicaraannya. Jadi karena adikku terlibat hutang akibat dari kekalahan judinya maka Aku memerlukan uang yang banyak untuk melunasinya. Sungguh tidak disangka Yang Mulia putri Alena mengadakan acara penyambutan kedatangan orang tua Zarina. Walaupun Aku harus membuat Ladu dua hari dua malam, sungguh Aku tidak keberatan.       

Uang Yang dijanjikan oleh Putri Alena itu sangat besar, bahkan jauh lebih besar dari kekalahan adikku di meja judi. Setelah Aku hitung masih ada sisa sekitar 1000 dollar sehingga uang itu Aku harap bisa digunakan untuk membuka usaha baru adikku yang kemarin kalah juga dalam perjudian."     

"Aku sangat senang dengan ide putri Alena tentang penyambutan orang tua Zarina menggunakan adat India. Aku yakin kedua orang Tua Zarina pasti akan merasa tersanjung" kata pelayan yang satunya lagi.     

"Iya, sungguh Aku tidak menyangka di balik kepolosan sikap Yang Mulia Putri Alena tersimpan banyak ide cemerlang dalam melumpuhkan musuh - musuhnya."     

"Yang lucunya, ide tuan putri itu tidaklah aneh atau spektakuler tetapi sangat kena."     

"Iya tentu saja, Yang Mulia bukanlah orang sembarangan. Bukankah menurut ramalan yang beredar dari tahun ke tahun akan muncul seorang ratu yang akan membantu merubah tatanan negara ke arah yang lebih baik"     

"Dulu sebelum Yang Mulia Nizam menikah dengan Putri Alena, Aku selalu berpikir kalau ramalan itu salah tentang bangsa mana ratu itu berasal, karena Aku selalu merasa kalau Putri Rheina adalah wanita yang sangat tepat untuk Yang Mulia Pangeran Nizam. Putri Rheina adalah wanita tercantik di Azura bahkan diseluruh  negara aliansi.      

Selain cantik jelita, Putri Rheina juga anak dari perdana menteri yang sangat berpengaruh, Ia sangat pintar dan berbakat dari banyak hal. Ia juga tidak pernah memperlihatkan kecantikannya sehingga kemudian kecantikannya hanya sekedar mitos. Masyarakat tahu kecantikan putri Rheina setelah dia menikah dan membuat para pemuda Azura langsung patah hati."     

Para Pelayan itu terus bergosip hingga kemudian mereka terdiam ketika Bastnah datang dari luar. Mulut mereka langsung terkunci rapat karena tidak ingin diomeli oleh Bastnah. Apalagi tidak lama kemudian Alena datang untuk memantau persiapan makanan.      

"Bagaimana Bastnah, apakah semuanya sudah dapat diatasi ?" kata Alena sambil mengedarkan pandangan matanya mengamati semua pelayan yang sibuk mempersiapkan makanan.     

"Semua sudah selesai. Semua makanan dapat dipastikan akan siap terjadi pada waktunya. Bunga semua sudah dirangkai hanya pakaian yang sedikit sulit untuk karena memang sangat sulit harus menyediakan pakaian untuk beberapa orang dalam waktu yang sangat singkat" Kata Bastnah.     

Alena tersenyum mendengar laporan Bastnah yang sebenarnya lebih mirip keluhan dibadingkan laporan.     

"Jangan takut Bastnah. Kita sudah berusaha sekuat tenaga tetapi takdir juga yang menentukan."     

"Anda benar Yang Mulia. Nah sekarang apakah Yang Mulia hendak ke divisi pakaian untuk memantau persiapan pakaian India?"     

'Tidak..Aku hendak menemui Jonathan. Aku ada perlu dengannya" kata Alena sambil kemudian melangkah pergi tetapi sebelum pergi Ia menitipkan dulu persiapan yang sedang dilaksanakan kepada Bastnah.     

Alena kemudian berjalan santai menuju ruangan Jonathan dan Arani. Di kamar Jonathan tampak sedang dipijat oleh Arani. Tubuh Jonathan tidak mengenakan sehelai benangpun. Dan Arani tampak memijat Jonathan dengan sangat telaten.     

"Sudah beberapa hari ini, tetapi badanku masih belum sembuh dari sakit dan pegal - pegal. Bahkan Aku masih belum ke kampus dan ke kantor karena Aku hampir tidak bisa berjalan " Kata Jonathan mengeluh tapi balasannya adalah Arani memijat pergelangan kakinya dengan keras membuat Jonathan terpekik kesakitan.     

"Aduuh.. Arani perlahan. Mengapa kau seperti hendak mematahkan pergelangan kakiku?" Kata Jonathan meringis.     

'Itu karena kau sangat menyebalkan. Bagaimana  bisa kau selemah itu.  Baru melayaniku saja kau sudah  tidak bisa bangun. Kau sungguh tidak layak beristri lebih dari satu" Kata Arani dengan dingin.     

"Ya Tuhan.. Arani. Mengapa kau berkata seperti itu. Aku ini hanyalah sebuah lilin yang mampu menerangi satu kamar dengan kerlap kerlip nyalanya yang lemah. Aku bukan Nizam si pria Azura yang sinarnya bagaikan sinar matahari dan mampu menerangi alam semesta dengan kekuatan cahayanya. Sehingga dia bisa memiliki puluhan wanita atau bahkan ratusan wanita di haremnya.     

Aku melayanimu saja sudah seperti ini apalagi kalau menikah lagi. Dan jika kemudian wanitanya juga sekuat dirimu. Aku benar - benar akan mati" kata Jonathan membuat Arani tersenyum kecil.     

'Tapi ngomong - ngomong Arani, Apakah kau benar - benar akan mengizinkan Aku menikah lagi"     

"Mengapa tidak? Di negaraku biasa saja seorang pria memiliki lebih dari satu wanita apalagi jumlah wanita di negaraku lebih banyak dari pria. Sekarang saja jumlah wanita yang belum menikah meningkat dari tahun ke tahun. Kasihan jadinya.. banyak orang tua wanita yang terpaksa memaksakan anaknya untuk menikah dengan para lelaki siapa saja asalkan satu suku walaupun pria yang sudah tua"     

"Kenapa seperti itu Arani?" Jonathan bertanya dengan keheranan.     

"Itu karena di negaraku banyak masyarakat yang terbelenggu dengan adat istiadat kolot dan melupakan Al-quran dan As-sunah. Mereka membelenggu kaum wanita dan tidak memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan potensinya dan yang paling sedikit parah adalah mereka dilarang menikahi orang - orang yang tidak sesuku dengan mereka. Kalau bukan karena Yang Mulia Nizam maka pernikahanku denganmu mustahil dapat terlaksana."     

"Aku sangat beruntung kalau begitu. Bisa memperistri singa Azura yang cantik jelita.." Kata Jonathan sambil membalikkan tubuhnya yang asalnya telengkup menjadi terlentang. Mata Arani segera terbelalak. Dan secara refleks tangannya bergerak menuju tubuh suaminya ketika tiba - tiba pelayan di luar mengumumkan kedatangan Alena. Gerakan tangan Arani langsung terhenti.     

Jonathan langsung terloncat kaget demikian juga dengan Arani. Tetapi Arani langsung bergerak cepat menyambar pakaian Jonathan dan mengenakan pada suaminya dengan cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.