CINTA SEORANG PANGERAN

Pakaian India untukmu



Pakaian India untukmu

0Arani mengancingkan kemeja Jonathan dengan kecepatan luar biasa membuat Jonathan takjub dengan jemari Arani yang sangat terlatih. Arani mengancingkan kemejanya dengan menyisakan satu kancing masih terbuka. Bahkan Arani sempat membereskan rambut Jonathan yang acak - acakan masih dengan jarinya.      
0

Tetapi ketika Jonthan mau membuka pintu, mata Arani yang tajam langsung melihat ke bawah lehernya dan dengan cepat Arani langsung mengancingkan kemeja Jonathan sampai atas.     

" Mengapa? Ada Apa ?" Kata Jonathan sambil memegang tangan Arani.     

" Ada tanda merah.." Kata Arani dengan dingin tetapi telinganya memerah. Jonathan tersenyum geli melihat Arani yang sebenarnya gugup tetapi Ia malah mencoba menyembunyikannya.     

"Kau sih.. selalu menggigitku di sebelah itu " Kata Jonathan tapi Ia langsung mengernyitkan dahinya karena kakinya di injak Arani.      

"Kau... " Jonathan menarik ujung kakinya yang terasa sakit karena diinjak Arani     

"Diam!! Tutup mulutmu!! Jangan melakukan tingkah yang membuat Putri Alena berkomentar yang aneh - aneh.'     

"Ya..ya..Aku setuju denganmu. Aku akan membuka pintu sekarang. Tarik nafas, Kau sebaiknya pasang wajah serius.."  Kata Jonathan sambil melirik wajah istrinya tetapi kemudian ketika Ia melihat wajah istrinya yang begitu datar dan kaku bagaikan patung menekin. Jonathan meresa salah bicara dengan mengatakan suruhan kepada istrinya untuk memasang wajah serius kalau wajah istrinya memang selalu serius.     

"Ha..ha..ha.. Aku salah bicara" Kata Jonathan. Tentu saja salah bicara karena yang harusnya pasang wajah serius adalah dirinya dan bukannya Arani. Kemudian Arani berkata dingin.     

"Buka pintunya!!"      

Jonathan segara membuka pintu dan tampak seraut wajah cantik memandang Jonathan sambil menatap curiga.     

"Salam Yang Mulia Putri.." Kata Arani sambil membungkukkan badannya dengan hormat. Jonathan hanya menganggukkan kepalanya sedikit. Ia masih kaku kalau harus memberikan hormat kepada Nizam, Alena dan Cynthia.     

 Alena membalas hormat Arani dan Jonathan. Wajahnya tampak serius dan berwibawa. Melihat tingkah Alena yang diluar kebiasaan malah membuat Jonathan dan Arani menjadi aneh.     

Mereka sudah mempersiapkan mental untuk bertemu dengan Alena tetapi luarbiasanya Alena malah berkata,     

"Aku tahu ini bukan waktunya untuk berbicara karena Kalian pasti sedang istirahat tetapi Aku merasa ada sesuatu yang penting yang harus disampaikan kepadamu. Arani kalau boleh Aku meminta waktu kalian. Aku ingin berbicara tentang Zarina dengan kalian."     

"Oh begitukah? Zarina ? memang kenapa dengan dia? " Jonathan menoleh ke arah istrinya. Tetapi Arani lalu membungkuk dan mempersilahkan Alena untuk masuk dan duduk.     

"Marilah masuk Yang Mulia, duduk dulu. Hamba akan meminta para pelayan untuk menyiapkan minum" Kata Arani sambil membuka pintu lebar - lebar dan meminta pelayan menyiapkan minuman dan makanan untuk mereka.     

Alena menganggukan kepala dan berjalan dengan anggun masuk ke dalam kamar Arani. Jonathan malah garuk - garuk kepala tidak gatal. Melihat tingkah Alena, Jonathan sampai kebingungan. Dengan canggung Ia duduk di depan Alena.      

"Apakah ini sesuatu yang sangat penting Alena. Aku malah merasa canggung kau bersikap seperti ini. Kau tidak salah minum obatkan? " Kata Jonathan sambil menatap Alena dari ujung rambut ke ujung kaki. Melihat tingkah Jonathan seperti itu akhirnya Alena tidak tahan dengan sikap anggunnya Ia lalu mengambil bantal tempat bersender dan memukulkan ke badan Jonathan.     

"Dasar Kau makhluk purba sialan. Aku sedang belajar anggun dan serius untuk menghadapi orang tua Zarina besok. Kau malah mengacaukannya. " Alena bersungut sungut sambil mengambil minum dan meminum air jeruk kesukaannya.     

Arani tersenyum melihat Alena yang kembali ke sikap aslinya. Rupanya majikannya itu sedang latihan bersikap anggun untuk persiapan besok.     

"Arani apakah kau sudah tahu kalau besok orang tua Zarina akan datang ?" Kata Alena kepada Arani.     

"Tentu saja Yang Mulia. tadi Hamba ikut berbincang - bincang dengan Yang mulia Nizam dan Yang Mulia Putri Cynthia, Zarina dan Amar. Bahkan Nathan juga tadi turut berbicara"     

"Oh begitukah.. baguslah kalau begitu. Aku hanya ingin memberitahukanmu kalau besok Aku harap Nathan bisa memberikan pembelaan untuk suamiku" Kata Alena.     

Mata Jonathan sedikit melebar lalu Ia tersenyum, " Jangan Khawatir Alena. Nizam sudah berbuat banyak untukku. Ia memberikan Aku istri yang cantik jelita dan perkasa bagaikan singa gurun. Aku pasti akan melakukan apa saja untuk membela suamimu" Kata Jonathan sambil mengedipkan matanya ke arah Arani. Arani malah mengerutkan keningnya lalu membuang muka. Alena dan Jonathan dari segi kekonyolan memang sangat cocok.     

" Yah... Aku tahu itu. Istrimu itu memang wanita yang luar biasa. Di dunia ini tidak banyak wanita dengan tipe seperti dia. Dia sangat kompeten menjagamu yang pecicilan"     

"Apa maksudmu dengan pecicilan? Aku adalah pria yang setia dan serius "     

"Ah..sudahlah.. Aku kenal kau sudah lama. Tapi sebentar Jonathan, besok jangan lupa untuk mengenakan pakaian India dan kau Arani..." Alena melirik ke arah Arani dan Arani langsung pucat pasi.     

"Hamba sebaiknya mengenakan pakaian yang biasa saja. Karena tidak akan cocok kalau mengenakan pakaian India" Kata Arani. Tapi Jonathan malah memiliki pemikiran aneh.     

"Entah mengapa Aku menjadi ingin melihat Arani mengenakan pakaian India.. pasti Ia sangat cantik" Kata Jonathan sambil tersenyum nakal.     

"Aku setuju denganmu Nathan. Aku malah sudah menyiapkan pakaian yang spesial buat Arani. Pakaian India dengan perhiasan lengkap. Pokoknya Aku jamin Arani akan tampil mempesona. Aku juga akan mengenakan pakaian India dan sedang berlatih untuk menjadi anggun agar orang tua Zarina terpesona dan tidak jadi menjodohkan Pangeran Abbash dan Zarina tapi akan menerima perjodohan Amar dan Zarina" Mata Alena berbinar - binar.     

"Tapi Alena. Apa hubungannya denganmu? Mengapa kau yang belajar bersikap anggun ?" Kata Jonathan kebingungan.     

"Aduuh.. cerdas sedikit dong Nathan. Coba bayangkan kalau seandainya Aku tidak memberikan penampilan yang terbaik. Orang tua Zarina pasti berpikir, calon ratunya saja seperti itu lalu bagaimana nasib anakku yang hanya jadi istri jendral. Ingat mereka itu adalah artis dan konglomerat terkenal. Mungkin saja mereka sedikit lebay dengan nasib anaknya..." Kata Alena menjelaskan panjang lebar.     

Arani dan Jonathan tampak menganggukan kepalanya tanda mengerti walaupun mereka tampak sedikit kebingungan dengan perkataan Alena.     

" Yang Mulia, kalau tidak salah tadi Amar berbicara kalau Yang Mulia Putri Cynthia menyarankan Amar mengenakan pakaian jas lengkap dibandingkan dengan pakaian tradisional Azura" Kata Arani bertanya kepada Alena.     

"Tentu saja, dibandingkan dengan pakaian tradisional Azura lebih baik mengenakan pakaian jas karena kalau mengenakan pakaian Azura maka terlihat kita akan memaksakan Zarina mengikuti budaya Azura. Tetapi dibandingkan dengan jas yang tidak aneh maka akan lebih spektakuler kalau Amar mengenakan pakaian India. Ini kan kesannya kita menghargai mereka dan kita sangat serius dengan pernikahan ini. Aku ingin semua tampil cantik dan tampan dalam pakaian India. Aku ingin mereka kagum dengan kesungguhan kita" Kata Alena dengan penuh semangat.     

Jonathan dan Arani saling menatap. Mengapa pemikiran Alena ini selalu out of the box. pemikirannya terlihat konyol tapi memang kalau dipikir dapat menjadi strategi yang jitu.      

Tidak lama kemudian Alena berpamitan dan membuat Jonathan dan Arani menjadi sangat lega karena terhindar dari celotehan Alena. Tetapi ketika Alena mau keluar dari kamar, tiba - tiba berbalik dan memandang Jonathan dengan seksama. Udara dingin seketika menyelimuti mereka. Jonathan merasa mendapatkan firasat buruk tentang sesuatu hal.     

"Nathan.. Aku melihat kau seperti kelelahan. Apakah Kau sakit? Memangnya kau melakukan apa saja? Apa ada kasus berat yang harus diselesaikan sehingga kau begadang terus. Aku melihat kantung matamu menghitam menunjukkan kau kurang tidur dan kelelahan? "     

Jonathan terdiam membeku bagaikan es batu yang dingin. Arani pucat pasi dan Ia memalingkan mukanya ke arah lain.     

"Entah mengapa Aku merasa kalian terlalu sering melakukan sesuatu. Jonathan tolong untuk tidak terlalu memaksakan kehendakmu kepada Arani. Kasihan dia. Dia itu kerjanya berat melatih para penjaga ilmu bela diri.. ta..pi kalau dilihat dari wajah Arani. Arani kho tidak kelihatan lelah. Wajahnya tetap segar bersinar. Jangan .. jangan.. Nathan, kau.. tapi..aah sudahlah.. mungkin itu hanya halusinasiku saja. Mana ada laki - laki kalah dari wanita. Karena kalau mereka kalah lebih baik mereka berhenti jadi laki - laki" Kata Alena sambil pergi meninggalkan Jonathan dan Arani yang merah padam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.