CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Akan lanjutkan dengan Satu Syarat



Aku Akan lanjutkan dengan Satu Syarat

0Nafas Arani sudah terengah - engah. Ia menatap suaminya dengan sayu tetapi Jonathan malah menatapnya seperti mempermainkan. Muka istrinya yang memerah sampai ke telinga tampak seakan tidak sabar menunggu aksi dari suaminya. Tetapi Jonathan malah seperti terus mempermainkannya. Telunjuknya mengelus hidung mancung istriya. Arani menatap penuh harap dan harapan itu tampak akan semakin pudar karena Jonathan tidak bersedia melanjutkan perbuatannya membuat Arani menjadi gemas sendiri.      
0

Dada Arani sudah berdebar kencang dan seluruh tubuhnya seperti dikerubungi semut. Badannya terasa panas membara     

"Nathan.. Kau jangan mempermainkan Aku.. Aku sudah tidak tahan" Kata Arani tampak mulai kesal melihat suaminya hanya berbaring di atasnya dan mempermainkan telunjuknya di muka Arani. Ia tidak melakukan apapun selain menggerak - gerakan tubuhnya sedikit demi sedikit seakan menggoda mental istrinya. Tubuh Jonathan hanya mengenakan pakaian keatasan  saja. Dan itu hampir membuat gila istrinya.     

Arani memiliki hormon yang sangat kuat. Ia tidak tahan terhadap aura suaminya sendiri. Asalkan suaminya ada disisinya Arani sudah gelisah ingin disentuh. Apalagi hal ini merupakan hal yang baru baru Arani karena mereka masih berupa pasangan yang baru menikah. Arani selalu tidak berdaya menahan emosinya setiap Ia melihat tubuh Jonathan yang sangat mengundang baginya. Apalagi sekarang suaminya sengaja berada di atas tubuhnya dan bergerak - gerak sedikit tetapi tidak melakukan apa yang Arani inginkan.     

"Aku akan lanjutkan jika kau bersedia memakai pakaian India" Kata Jonathan berbisik di telinga istrinya. Arani menggigit bibirnya sendiri dengan keras sampai bibir itu memerah darah.     

Tetapi Jonathan bertahan dari keinginan Arani hingga akhirnya Arani menyerah. "Baiklah.. Aku akan memakai pakaian itu" Kata Arani sambil memejamkan mata. Dengan penuh kemenangan Jonathan membenamkan tubuhnya dalam - dalam.     

Entah sampai berapa lama para pelayan itu menunggu tetapi karena memang waktunya sedikit leluasa para pelayan tidak keberatan menunggu pasangan itu sampai memanggilnya kembali. Mereka kini menunggu sambil berbisik - bisik sedikit hingga mereka melihat Amar berjalan bersama Cynthia dan Pangeran Thalal melewati  mereka.      

Para pelayan tampak terpana melihat Amar dalam pakaian India. Ia benar - benar jadi mirip bintang Bolywood. Rupanya Alena menyulap Amar menjadi sangat tampan dan memakai pakaian yang termewah bahkan lebih mewah dari pakaian yang dipakai Cynthia dan Pangeran Thalal. Mereka membungkuk memberikan hormat kepada mereka bertiga.     

Cynthia tiba - tiba berhenti dan melihat para pelayan yang berdiri di depan ruangan Jonathan dan Arani sedikit heran. Mengapa mereka bergerombol di depan pintu seperti tidak ada pekerjaan saja.     

"Kalian sedang ada apa disini? Apa tidak ada pekerjaan lain? " Kata Cynthia dengan muka sedikit masam. Para pelayan itu langsung pucat pasi dan tidak berani menatap mata Cynthia. Tetapi seorang pelayan lalu berkata, " Maafkan hamba Yang Mulia. Kami baru akan mendandani Tuan Jonathan dan Nyonya Arani" Kata seorang pelayan sambil menundukkan kepalanya.     

"Lantas kalau kalian sedang mendandani Tuan Jonathan dan Nyonya Arani, Kalian ngapain hanya bergerombol di depan pintu? Mengapa bukan masuk ke dalam ruangan mereka?" Kata Cynthia dengan keras.     

Tetapi pelayan itu semakin menundukkan kepalanya hingga Cynthia dengan kesal lalu berjalan mendekati mereka. " Jangan katakan kalau mereka masih tertidur. Ini sudah hampir jam sepuluh dan jam sebelas tamu undangan akan segera datang. Jangan sampai mereka belum siap. Terutama Tuan Jonathan karena Ia akan menjadi pembela Yang Mulia Pangeran Nizam" kata Cynthia lagi.     

"Kami sudah selesai mendandani Tuan Jonathan tetapi Nyonya Arani menolak mengenakan pakaian tradisional India sehingga sekarang Tuan Jonathan mungkin sedang membujuknya " Kata seorang pelayan lagi  membuat Cynthia membelalakan matanya. Ia lalu menatap wajah Pangeran Thalal dan Amar bergantian.     

Pangeran Thalal langsung menahan senyum dan memalingkan mukanya melihat wajah istrinya yang begitu terbelalak heran. Ia dan Cynthia langsung memahami apa yang Jonathan perbuat untuk merayu istrinya. Sedangkan wajah Amar tampak tidak ada reaksi apa - apa karena Ia masih benar - benar polos dan belum memahami bagaimana bujukan keras antara pasangan suami istri itu.     

Cynthia menghela nafas, Ia lalu memutar tubuhnya sambil berkata, "Kalian tungguilah mereka. Mudah - mudahan mereka tau diri dan segera keluar sehingga kalian tidak akan menunggunya sampai air danau di Alena Land ini mengering" kata Cynthia di iringi tatapan polos para pelayan yang sama polosnya dengan tatapan Amar.     

Sepeninggal tiga orang itu lantas para pelayan kembali berbisik - bisik. "kau lihat tadi Jendral Amar sangat tampan dan ganteng. Ia cocok sekali mengenakan pakaian India." Kata pelayan yang bermata jeli itu kepada temannya.     

"Iya dia sangat tampan bahkan ketampannya sudah semakin mirip dengan seorang pangeran saja. Kau perhatikan tidak pakaiannya? Pakaian yang dikenakan oleh Jendral Amar terlihat lebih baik dan lebih mewah dari pakaian Pangeran Thalal." Kata pelayan yang berkulit putih.     

" Apakah mungkin pakaian di antara mereka tertukar. Harusnya pangeran Thalal mengenakan pakaian Jendral Amar dan sebaliknya Jendral Amar mengenakan pakaian pangeran Thalal? " Kata pelayan yang berambut panjang.     

"Tidak.. tidak Aku yakin itu tidak mungkin, kalau tertukar pasti akan segera ditukarkan kembali. Ini pasti ide yang Mulia Putri Alena. Yang Mulia pasti ingin memperlihatkan penampilan Jendral Amar kepada orang tua Nona Zarina. Ibarat perayaan pernikahan bukankah pakaian pengantin itu harus lebih mewah dan indah dibandingkan siapapun di pesta tersebut?" kata seorang pelayan yang kelihatannya lebih pintar dari yang lain.      

Yang Lain melongo mendengar analisa dari pelayan itu lalu kemudian mengangguk - nganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sambil memuji kecerdasan Alena.     

"Aku tidak menyangka Yang Mulia Putri Alena ternyata sangat cerdas. Aku rasa Putri Rheina kali ini akan kena batunya mendapatkan saingan Putri Alena."     

"Iya benar.. sampai sekarang tingkah Putri Rheina yang sewenang - wenang terhadap para saingannya di harem semakin senter terdengar. Kasihan mereka seharusnya mereka hidup berdampingan dengan damai"     

'Iya mengapa mereka harus saling ribut kalau Yang Mulia Pangeran Nizam saja masih ada di Amerika dan belum pulang ke Azura" Kata pelayan itu.     

Para Pelayan itu tadinya tidak ingin bergosip tetapi karena mereka menunggu sedikit lama akhirnya kebosanan mengalahkan rasa takut. Mereka jadi berbincang ke sana ke mari hingga akhirnya mereka lalu terdiam ketika pintu di buka dari dalam. Dan tidak lama kemudian mereka disuruh masuk ke dalam oleh Jonathan.      

Para Pelayan melihat pakaian Jonathan yang tadi begitu rapih dan licin kini tampak kusut dimana - mana. Arani masih mengenakan Kimononya dan terlihat tubuh Arani tampak lembab seperti habis mandi. Rambut keduanya tampak masih setengah basah dan setengah kering.     

"Pakaikan pakaian itu kepadaku" kata Arani sambil melepaskan kimononya. Jonathan hanya melirik sambil tersenyum kecil.     

"Maaf Tuan.. mungkin Tuan bisa berdiri sedikit tegak dulu, Saya akan setrika dulu pakaian Tuan sedikit." Kata seorang pelayan sambil mengambil strika uap dan mulai memberikan uap pada pakaian Jonathan yang kusut. Jonathan hanya tersenyum saat dia mengenang mengapa pakaiannya kusut. Ia tadi melakukan dalam keadaan memakai pakaian itu dan Arani mencengkram pakaian itu dengan kuat sehingga tentu saja pakaian itu menjadi kusut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.