CINTA SEORANG PANGERAN

Dua Pasang Mata



Dua Pasang Mata

0Ruangan tamu tempat menerima keluarga Zarina sangat besar dengan kursi tambahan. Nizam sengaja tidak menerima mereka di Aula pertemuan mereka karena susunan kursi di aula itu tersusun berdasarkan derajat kedudukan mereka di kerajaan. Seperti kursi Nizam berada di paling depan menghadap ke kursi yang berderet di samping kiri dan kanan. Di samping kursi Nizam ada kursi untuk Alena dan di dereten paling depan adalah untuk adiknya dan istrinya lalu terus kesamping kiri dan kanan bersusun sesuai tingkat kedudukannnya.     
0

Nizam tidak mau merendahkan tamunya sehingga Ia ingin para tamu duduk di ruangan yang kursinya disusun dengan penuh keakraban terlepas dari tingkat kedudukan mereka. Tetapi sebagai Tuan Rumah Ia berdiri paling depan bersama Alena untuk menyambut para tamunya. Di belakang berdiri Pangeran Thalal dan Cynthia serta Amar. Dibelakangnya lagi tampil Arani dengan pakaian ala India berwarna hijau yang sangat cantik. Sedangkan Zarina sendiri masih didandani dan menunggu di kamarnya.     

Dari semua wanita hari ini yang tampil mengenakan pakaian India. Yang paling cantik tentu saja Alena. Ia begitu mungil bagaikan peri bersayap dalam cerita fairy. Sedangkan yang paling menarik perhatian tentu saja Arani. Tidak ada mata yang tidak ingin menatap tubuh kekar tetapi semampai dalam balutan kain sari yang sangat indah. Rambut cepaknya itu ditutupi kerudung tetapi masih menyisakan hiasan kepala yang berjuntai di keningnya. Walaupun mengenakan kain sari tetapi Arani masih menutup tubuhnya dan tidak mengeksposnya dengan terbuka. Walaupun Jonathan tidak keberatan tetapi Nizam tidak mengizinkan siapapun terlalu  menggunakan pakaian terbuka di tempatnya.      

Wajah polosnya sekarang mendadak full warna sebagaimana riasan para wanita India yang sangat berani menggunakan make up. Bibirnya teramat merah dengan mata dan bernuansa gold. Di lehernya penuh dengan perhiasan emas membuat penampilannya mewah tetapi tidak norak. Ia benar - benar tampil bagaikan artis bollywood apalagi dengan kulitnya yang coklat. Ia lebih coklat dari Alena. Jangankan orang lain, Jonathan saja sebagai suaminya terus menerus meliriknya. Istrinya tampil lebih cantik dibandingkan di hari pernikahan mereka yang penuh huru hara itu.     

'Kau sangat cantik" Bisik Jonathan sambil menggeserkan badannya ke arah Arani. Arani menggeser menjauhi. Ia tidak menjawab hanya mengguman saja.     

"Aku terpesona terus menerus. " Bisik Jonathan lagi ditelinga Arani. Arani mendengus tanpa menjawab. Suaminya ini sangat cerewet baik dimanapun Ia berada bahkan sekalipun di atas ranjang, Jonathan terus saja mengoceh. Walaupun Ia sering tidak menanggapi tetapi Jonathan tidak pernah putus asa. Seakan - akan diotaknya itu begitu banyak kata - kata yang harus dikeluarkan.     

" Kau adalah wanita tercantik di ruangan ini.." Jonathan mulai mengoceh lagi     

"Kebohongan yang menyenangkan " Kata Arani sambil dengan wajah datar. pandangan matanya tetap lurus ke arah depan menunggu para tamu datang.     

"Kau mengakui itu menyenangkan " Kata Jonathan lagi.     

"... " Lagi - lagi Arani terdiam.     

"Aku ingin kau berdandan seperti ini setiap hari"     

".... " Arani tetap tidak menjawab     

"Aku memujamu setengah mati" Jonathan terus merayunya     

"...." Wajah Arani masih membeku.     

"Kau menyebalkan.. bicaralah Arani" Kata Jonathan jadi semakin ingin mengajak istrinya bicara. Tetapi Arani sama sekali tidak menjawabnya. Ia hanya diam membeku bagaikan gunung salju     

"Mulutmu itu bagaikan dilem saja.. apa kau tidak bisa berkata - kata lagi" Kata Jonathan jadi sewot. Tetapi baru saja Ia mau membuka mulut lagi, dari arah depan Ia melihat para tamu sudah datang.     

Sepasang suami istri setengah baya berada paling depan. Puja Dutta berbadan tinggi langsing dengan wajah khas India yang sangat cantik. Ia mengenakan gaun barat dengan potongan tertutup walau bagaimanapun Ia akan mengunjungi kediaman Nizam dari kerajaan Azura yang mayoritas keyakinannya adalah Islam. Ia tidak mau terlihat konyol diantara orang - orang yang baik laki - laki ataupun wanitanya berpakaian tertutup. Sedangkan suaminya mengenakan stelan jas resmi.     

Yang membuat kaget Puja Dutta atau Ibunya Zarina ini adalah para pakaian dari tuan rumah. Bagaimana mungkin para tuan rumah mengenakan pakaian India sementara Ia sendiri malah mengenakan gaun barat. Ia tidak bisa berkata - kata menatap deretan orang - orang yang menyambutnya begitu menawan semuanya.      

Anil Kapoor sendiri sebagai laki - laki Ia terpesona oleh dandanan tuan rumah yang sangat cantik dan tampan itu. Tubuhnya yang tinggi besar itu tampak berjalan di samping istrinya dengan perasaan yang kagum tiada hentinya. Dari kemarin  tubuhnya sudah menguarkan aura permusuhan kepada keluarga kerajaan Azura tetapi sambutan pertama yang mereka terima seakan cucuran air hujan yang memadamkan api.      

Apalagi kemudian seorang wanita cantik bertubuh mungil lucu tampak tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya terlebih dahulu. Ia mendahului para tamu yang akan membungkuk memberikan hormat.     

"Selamat datang di kediaman kami. Nyonya Puja Dutta dan Tuan Anil Kapoor. Salam hormat dari Saya. Saya adalah Alena istri dari Yang Mulia Pangeran Nizam.." Kata Alena sambil membungkukkan badannya membuat Puja Dutta terkesiap dan mau tidak mau Ia langsung mengulurkan tangannya memegang bahu Alena dan menahannya agar tidak membungkuk.     

Bagaimanapun yang dihadapannya jelas adalah calon ratu Azura yang berarti tuan putri. Bagaimana bisa seorang tuan putri membungkukkan badannya dihadapan dia sebagai rakyat jelata.     

"Te.. terima kasih Tuan Putri mm.. Alena. Jangan memberikan hormat kepada Hamba. Ini sangat tidak benar" Kata Ibunya Zarina dengan muka memerah. Walaupun Ia berasal dari rakyat jelata tetapi stratas sosialnya bukanlah dari kalangan bawah. Ia berasal dari kalangan atas yang tentu saja belajar tentang tatakrama dan etika yang lebih dari rakyat kebanyakan. Ia tahu persis bagaimana bersikap dengan seseorang yang memiliki kedudukan sosial lebih tinggi darinya.     

Sangat tidak lazim seorang anggota keluarga kerajaan sampai membungkukkan badannya terlebih dahulu kepadanya. Membungkukkan badan berarti orang itu sangat menghormatinya lebih dari kedudukannya sebagai rakyat jelata. Siapa istrinya Pangeran Nizam ini sebenarnya mengapa Ia harus memandang tinggi kepadanya. Padahal kenal juga tidak.     

Nizam sendiri begitu melihat Alena membungkuk Ia ikut menganggukan kepalanya. Etika melarang dia membungkukkan badannya kecuali kepada orang tua dan mertuanya atau ada kejadian yang sangat penting. Ia menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang sebenarnya menurut laki - laki adalah lebay. Tetapi teknik yang digunakan Alena ini sangat mengena dikalangan wanita. Nizam tahu Alena sedang cari muka pada ibunya Zarina agar hati ibunya Zarina melunak.     

"Selamat datang juga Saya ucapkan kepada Tuan Anil Kapoor " Kata Alena sambil membungkukkan badannya lagi kepada Ayah Zarina.      

Ayahnya Zarina langsung membungkukkan badannya membalas hormat Alena dengan badan yang lebih rendah. Begitu badan ayahnya Zarina membungkuk maka orang yang ada dibelakang Alena yang terlihat sedikit menunduk langsung terlihat.     

Alena yang baru saja mengangkat kepalanya langsung tengadah dan melihat pria yang ada dibelakang Ayahnya Zarina. Sepasang mata bertatapan langsung. Suasana langsung terasa hening dan senyap. Dua pasang mata itu seakan membekukan semua udara yang ada disekitar mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.