CINTA SEORANG PANGERAN

Bertemunya Alena dan Pangeran Abbash



Bertemunya Alena dan Pangeran Abbash

0Seraut wajah berbentuk oval bermata jeli tetapi sedikit sayu seperti kelinci dengan alis tebal berjejer rapih dan saling bertaut menaungi mata indah itu, berhidung mancung indah proporsional dan berbibir tipis menawan. Berkulit putih seperti giok, sangat putih untuk ukuran orang Arab, Untuk ukuran bangsa Azura, dia sedikit berbeda. Rambutnya teramat hitam sangat kontras dengan kulit putih dan bibir merahnya. Dagunya begitu indah. Ia sangat cantik untuk seorang laki - laki. kalau saja tidak terlihat jakunnya yang menonjol pasti banyak yang mengira Ia adalah bidadari yang jatuh dari langit dan sedang tersesat di dunia.     
0

Alena memandang wajah pria itu tidak berkedip dan pria itu juga memandang Alena dengan tidak berkedip. Ada nyala api pada matanya. Ada warna merah yang menyelimuti wajahnya. Tubuhnya sedikit gemetar dan keringat dingin mengalir pada tubuhnya.     

Sesaat orang - orang hanya melihat Alena dan pria itu saling bertatapan mata beberapa saat hingga kemudian Nizam bergerak cepat. Tangannya segera meraih pinggang istrinya dan mendekatkan kepada dirinya.     

"Nizam.. pria itu?? Dia sangat cantik eh.. tampan." Bisik Alena pada telinga Nizam membuat Nizam lansung mengejang. Wajahnya berubah gelap dan nyala api langsung terbias dimatanya.     

"Siapakah pria yang ada dibelakang Anda?" Kata Nizam langsung tanpa basa - basi lagi. Tubuhnya sedikit gemetar menahan udara panas yang tiba - tiba serasa membakarnya.     

"Oh.. ini maafkan Kami. Ini adalah Pangeran Abbash. Mungkin Yang Mulia Pangeran Nizam mengenalnya" Kata tuan Anil Kapoor memperkenalkannya kepada Nizam. Sebenarnya tanpa dikenalkan Nizam sebenarnya sudah tahu kalau itu pasti  Pangeran Thalal. Soalnya siapa lagi yang ketampanannya membuat  semua orang langsung terpaku pada pandangan pertama kalau bukan dia.      

"Oh.. I see.. kepentingannya ?" Kata Nizam sambil pura - pura tidak mengerti wajahnya acuh tak acuh melirik sedikit ke arah Pangeran Abbash seakan - akan tidak perduli padahal ingin menelannya. Muka orang tua Zarina sedikit memerah malu. Mereka bukannya tidak tahu kalau Nizam sedang menuduh mereka membawa seseorang yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan ini, tetapi kemudian mereka teringat dengan siasat yang diajarkan oleh Pangeran Barry.     

"Kepentingannya karena dia adalah tunangan Putri Kami. Yang Mulia kami tidak melihat Zarina" kata Ayahnya Zarina sambil melihat ke arah jajaran orang - orang Azura. Dan diantara orang - orang yang berderet menyambutnya memang Zarina tidak terlihat.      

"Oh ya.. baiknya silahkan masuk terlebih dahulu nanti kita akan berkenalan lebih resmi lagi di dalam. Kebetulan Nona Zarina sedang mempersiapkan diri di kamarnya" Kata Alena sambil mempersilahkan para tamunya masuk. Matanya melirik ke arah Pangeran Abbash dan mata Pangeran Abbash juga meliriknya. Nizam mencengkram lengan Alena dengan keras tetapi Alena seakan tidak merasakan sakit. Ia sibuk mencuri pandang wajah Pangeran Abbash. Sambil bertanya - tanya dia manusia atau boneka?     

Mereka kemudian masuk ke dalam ruangan yang begitu memperlihatkan nuansa India. lagi - lagi kedua orang tua Zarina terkejut dan merasa kagum. Ibunya Zarina bahkan tidak kuasa menahan mulutnya lagi untuk bebicara.     

"Bagaimana mungkin Yang Mulia mendekorasi ruangan ini dengan sangat Indah. Ini melebihi keindahan dekorasi semua pesta yang pernah hamba datangi. Setiap detilnya begitu indah dan rapih. Bahkan bunga - bunga yang menjadi dekorasi ini sangat sulit didapatkan di Amerika. Apakah Anda sudah mempersiapkan ini semua sejak lama?" kata Ibunya Zarina sambil terkagum - kagum dengan keindahan ruangan yang mereka masuki. Ia seakan lupa kalau kedatangan mereka adalah untuk melabrak Nizam  dan membawa paksa pulang anaknya. Ia juga lupa kalau Ia akan memenjarakan Nizam dan Pangeran Thalal.     

Alena tersenyum dan berusaha untuk tetap fokus kepada orang tua Zarina. Walaupun pemandangan di depan mata membuat Ia sulit untuk memalingkan mata. Tetapi apa yang dilakukan Alena memang normal. Karena bukan hanya Alena yang terpesona melihat Pangeran Abbash. Hampir semua mata wanita yang ada diruangan itu tidak mampu berpaling dari ketampanan Pangeran Abbash termasuk Cynthia dan Arani. Cynthia sendiri yang pernah melihat pangeran Abbash sebelumnya merasa kalau ketampanan pangeran Abbash meningkat drastis sejak dari Korea dulu. Ia sudah kehilangan konsentrasi untuk membantu Nizam matanya terus terpaku kepada Pangeran Abbash.     

Arani sendiri tidak jauh beda. Jonathan yang ada disampingnya langsung seperti tidak ada artinya dibandingkan Pangeran Abbash. Pangeran itu teramat tampan dan sayang untuk dilewatkan. Para pria yang melihat pasangannya masing - masing begitu terpesona langsung merasa morang - maring. Yang pertama bertindak selain Nizam adalah Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal sangat membenci Pangeran Abbash yang sudah menutup aura penglihatannya kemarin. Inginnya saat dia melihat Pangeran Abbash Ia langsung menantangnya duel tapi tentu saja ini tidak mungkin karena kedatangan pengeran licik bersama orang tua Zarina yang sedang dan akan menuntut mereka dengan tuduhan  menyembunyikan Zarina. Jadi dengan terpaksa Pangeran Thalal hanya menelan kekesalannya sendiri.     

Dan pangeran Thalal bertambah kesal karena melihat istrinya terkagum - kagum dengan ketampana pangeran Abbash.     

'Kalau ada lalat masuk ke dalam mulutmu, maka kau akan langsung menelannya tanpa sadar" Bisik pangeran Thalal dengan gemas kepada istrinya. Cynthia langsung mengerjapkan matanya dengan kaget. Ia lalu memalingkan wajahnya ke arah suaminya sambil senyum - senyum.      

"Waktu kau terpesona melihat Zarina, Aku memakluminya. lantas mengapa Yang Mulia sekarang marah - marah." Kata Cynthia sambil nyengir.     

"Itukan berbeda masalahnya" Kata Pangeran Thalal sambil cemberut tidak suka     

" Beda bagaimana Yang Mulia.. Please. Jelaskan" Kata Cynthia.     

'Aku ini laki - laki. Laki - laki itukan  egois " Kata Pangeran Thalal sambil kemudian menahan senyum tapi senyumnya langsung hilang ketika Cynthia tiba - tiba mencubit pantatnya dengan keras. Pangeran Thalal menahan sakit dengan muka pucat pasi.     

"Tapi ternyata dia memang sangat tampan yang Mulia. Dia lebih tampan dari terakhir kali Aku melihatnya" kata Cynthia setelah melepaskan cubitannya. Pangeran Thalal mengusap - usap pant*tnya sambil berbicara kesal.     

"Nanti malam Kau harus mengobatinya. Aku tidak mau tahu.. Ini rasanya sangat menyakitkan. pasti warna kulitku jadi biru" Kata Pangeran Thalal sambil mengerjapkan matanya lucu.     

"Iya.. Aku akan obati nanti.." Kata Cynthia sambil tersenyum. Pangeran Thalal balas tersenyum senang. Pikirannya sudah mencabang kemana - mana. Ia tidak perduli lagi dengan keberadaan Pangeran Abbash yang menyebalkan itu.     

"Coba lihat Yang Mulia. Wajah kakakmu itu.. Ia terlihat sangat berwibawa menghadapi orang tua Zarina tetapi kau dapat melihat warna kulit wajahnya. Begitu gelap dan lihat dengan Kakak Iparmu, sebagai wanita biasa Ia juga tidak dapat menahan pesona Pangeran Abbash. Ini tidak boleh dibiarkan terjadi. Kalau sampai Kakakmu itu meledak amarahnya maka semua rencana kita akan kacau balau."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.